Jadi Begitu

3.7K 186 1
                                    

Clara duduk sendirian dikursi panjang tempat biasa yaitu diTaman Kenangan. Sesuai dengan namanya, taman ini hanyalah sebuah tempat kenangan kebersamaan dirinya dengan Alvaro. Ah, lagi-lagi Clara galau begini jika sendirian. Harusnya ia punya teman agar pikirannya kabur tak memikirkan hal-hal yang menyakitkan.

Tiba-tiba saja dengan tak sopan seorang lelaki duduk disampingnya membuat ia terlonjak kaget saat mengetahui fakta bahwa lelaki itu adalah Fero alias kakak kandung Alvaro.

"Sendirian? "

Clara melotot tak percaya pasalnya baru sekarang Fero mengajaknya berbicara. Biasanya Fero itu pendiam, cuek bebek, ditanyapun tak pernah menjawab. Tapi sekarang? Ia bertanya duluan? Yakin ini adalah seorang Fero sicowok dingin itu?

"Iya" Jawab Clara.

"Putus dari Alvaro? "

Clara melongo menatap lelaki disampingnya.

"I-iya"

"Kenapa? "

Clara menunduk memainkan ujung sepatu flatshoes nya.

Ia menggeleng mengangkat bahunya "Gak tau"

Fero terkekeh "Harusnya tanya. Biar gak ada yang sakit hati menahan rasa. Gue tau kalian masih saling sayang"

"Maksudnya?"

"Alvaro masih sayang lo"

Clara terkekeh pelan "Ngarang! Mana mungkin kak"

"Setiap malam dia pasti bengong sambil ngegitar lagu yang gak tentu dipinggir jendela"

"Emang hobi dia ngegitar kan kak? "

"Iya, gue tau. Tapi ini beda, raut wajahnya menyiratkan kesedihan. Kelihatannya dia lebih frustrasi dibanding saat ditinggal Sendy keluar negeri"

"Sendy? Maksud kakak Claretta? "

"Iyah"

"Itu mungkin cuma prediksi kakak aja. Lagian Sendy kan cinta pertama Alvaro"

"Cinta pertama bukan berarti jadi cinta terakhir kan? Sepertinya rasa cinta Alvaro pada Sendy sudah tergantikan dengan rasa Kecewa"

"Maksud kakak? "

Fero terdiam menatap langit-langit yang mulai berwarna oranye "Asal kamu tau, dulu alasan Sendy pindah keluar negeri adalah gue"

Clara mengernyit tak mengerti.

"Saat gue memutuskan sekolah diluar negeri. Ternyata gue baru tau kalo sendy cinta sama gue. Akhirnya dia juga ikut pindah tapi disana gue juga baru tau kalo adek gue sendiri juga suka sama sendy. Karena gue sangka mereka berdua cuma sebatas sahabat tapi nyata nya salah. Alvaro udah terlanjur sayang dan saat dia tau kalau sendy suka sama gue, dia kecewa bahkan marah kegue. Sejujurnya gue gak ada maksud nyakitin hati adek gue sendiri tapi nyatanya dia benci sama gue."

Clara menatap tak percaya. Jadi begitu ternyata ceritanya. Hubungan kakak adik ini sempat hancur hanya karena satu perempuan yang hatinya masih labil?

"Dan syukur nya perlahan Alvaro mulai sadar dan maafin gue. Akhirnya gue berani pulang lagi keindonesia. Kayaknya dia udah move on dari sendy"

"Move on? "

"Iya semenjak dia kenal lo. Dia udah maafin gue, buktinya gue pulang kan baru-baru ini"

"Tapi kenapa dia lebih memilih Sendy? "

"Kalo masalah itu lo tanya sendiri aja yah sama Alvaro gue gak berhak cerita"

Clara mengangguk mantap "Terimakasih kak terimakasih " Clara memasang senyuman menawannya hingga membuat Fero terkesiap.

"Pantas saja Alvaro suka lo"

Certezza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang