Lo itu manusia apa teka-teki sih? Kenapa sulit gue tebak. Hati lo itu rumit seperti rubik.
ClaraRevalinaFemita
***
Clara membuka pintu kelasnya pelan-pelan kemudian menyembulkan kepalanya kedalam pasalnya kondisi dikelas saat ini sangatlah sepi belum ada yang datang satu orangpun padahal sekitaran lima menitan lagi jam memasuki pukul setengah tujuh tapi kenapa kelas masih sepi?
Clara memutuskan masuk kedalam dan menurunkan kursinya yang diatas meja duduk sendirian disana beruntungnya ia membawa buku novel yang dipinjamnya dari perpus kemarin jadi ia tak harus celangak-celinguk. Clara fokus membaca novel itu dengan seksama sudah beberapa halaman ia bolak-balik. Kadang ia cengengesan sendiri saat membaca adegan yang menurutnya lucu. Selang beberapa menit pintu kelas nya kembali terbuka hingga refleks membuat clara menoleh.
Clara menelan ludahnya kasar bibirnya tertarik keatas dengan ragu-ragu saat mendapati seseorang lelaki yang berdiri dipintu tersebut dengan tangannya yang masih memegangi knop pintu.
Lelaki itu tersenyum dan masuk menaruh tasnya diatas meja tempatnya sendiri kemudian membuka jaket yang sedari tadi dipakainya dan menggantungkan jaket itu digantungan pojok kelas yang sengaja disiapkan untuk itu.
"yang lain belum datang ya clar? " tanya lelaki itu alias Alvaro.
Clara mengangguk "iya al padahal udah siang"
"jadi lo dari tadi disini sendirian? "
Clara mengangguk untuk kedua kalinya "kenapa gak tunggu diluar dulu dimana gitu jangan dikelas sendirian gini"
"emangnya kenapa? "
"ya gapapa sih, tapi kan sepi gini takut lo kenapa-kenapa"
Deg
Serius alvaro bicara seperti itu? Alvaro perhatian kepada clara?
Nah kan sifat kegeeran clara mulai lagi. Dasar baperan!
"gak apa-apa kali al lebay aja ah"
Alvaro berjalan menghampiri clara dan duduk dikursi depan clara dengan posisi menghadap clara.
Clara mengerjapkan matanya berulang-ulang lagi-lagi jantungnya berulah. Berdisko tak karuan. Jangan sampai alvaro dengar jika jantungnya berdisko kan bisa tengsin setengah mati kalo ketauan.
"Baca apa? " tanya alvaro membuka pembicaraan.
"Hngg no..vel" balas clara terbata-bata.
'aduh bego please jangan gugup gini ' —batin clara.
"Hobby baca novel? "
Clara menarik napasnya dalam dan menghembuskan nya perlahan berusaha menetralkan kembali detak jantungnya agar kembali normal "gak terlalu hobby sih. Gue lebih suka ngedengerin musik kayak nyokap gue"
Alvaro memgangguk "bisa main alat musik dong? "
Clara nyengir "enggak"
"nyanyi? "
Clara nyengir lagi "suara gue pas-pasan. Kalo bokap nyokap gue sih bisa main gitar"
"kenapa lo gak belajar? "
"susah"
"diajarin gue mau? "
Deg.
Hatinya berulah kembali. Please baperan banget sih ini clara. Masa gitu doang udah kegoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Certezza [END]
Teen FictionSequel: My Moodbooster Judul awal : My Name is Clara Jika ada yang bilang bahwa 'Mata adalah jendela hati ' menurutku itu memang benar. Karena berawal dari kontak mata aku bisa mencintai dia pada pandangan pertama. Alvaro Algiero, orang yang berha...