Clara mengukir senyuman dibibirnya begitu ia memasuki gerbang sekolahnya. Ia harus bersemangat apapun keadaannya ia harus kuat karena kehidupannya bukan hanya tentang Alvaro melainkan tentang masa depan yang ia impikan. Putus dari Alvaro bukan berarti putus semangat. Jelas itu bukan jiwa seorang Clara Revalina Femita.
Clara adalah wanita yang kuat. Sekuat yang kalian lihat sekarang saat tak sengaja mata indah itu kembali menatap dirinya dengan dalam seolah menyiratkan kerinduan akan sebuah candaan. Ya, Alvaro menatap Clara dengan dalamnya membuat hati Clara berdenyut nyeri. Tatapan itu tatapan yang tak ingin Clara lihat karena nyatanya tatapan itu semua adalah kebohongan.
Dulu Clara percaya jika tatapan adalah jendela hati namun berbeda dengan sekarang semuanya berubah tak lagi seperti dulu karena menurutnya tatapan itu menyiratkan kepalsuan.
"Hay varo" gadis itu memeluk Alvaro dari belakang dan bergelayut manja disana.
Clara berusaha menyunggingkan senyuman pahit lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas walaupun hatinya menjerit sakit. Jika hati Clara terlihat mungkin hatinya perlu jahitan dibeberapa bagian akibat terlalu sering ia merasakan kepahitan hidup dalam hal percintaan.
Clara mendudukan dirinya dibangkunya ia menundukan kepalanya memperhatikan jari kuku-kukunya yang lentik dengan sesekali ia memainkannya untuk menghilangkan rasa sakit dihatinya.
"Woy bengong aja neng" Selly yang baru datang ikut mendudukan dirinya dibangkunya yang tepat disebelah Clara sembari membuka isi tasnya kemudian mengambil beberapa snack makanan disana.
"Lo kenapa lesu banget ra? "
Clara menoleh dan memasang seulas senyum "gue kurang tidur aja hehe"
Selly menyipitkan matanya "Lo bohong?"
Clara menggeleng "Gue gak bohong"
"Bilang sama gue. siapa yang berani-beraninya nyakitin lo? "
Clara terkekeh kecil namun tiba-tiba setetes butiran bening jatuh dari matanya yang buru-buru ia menepisnya "Gue gak apa apa Sel"
"Kok malah nangis? "
"Hng... Gue terharu ternyata temen gue baik banget " Lagi-lagi Clara tertawa hambar.
"Ra gue tau kalo lo kebanyakan ketawa dalam hal yang sama sekali gak lucu pasti lo lagi ada masalah? "
"Hahahahahahha So tau lo"
Selly menggelengkan kepalanya serius dalam percakapan ini tak ada yang lucu sama sekali tetapi kenapa Clara tertawa hebat.
Selly memperbaiki posisi duduknya menjadi menghadap Clara menatap mata Clara tajam. Tawa Clara sedari tadi tak kunjung reda.
"Alvaro? "
Perlahan tawa Clara memudar tergantikam dengan ekspresi menahan kesakitan.
Clara menarik napasnya dalam "Gak papa sel"
Brakkk
Selly berdiri dari duduknya menggebrak meja dengan sekuat tenaga membuat Clara terlonjak kaget.
"Ra jujur sama gue lo kenapa?! Gue tau lo gak baik baik aja. Apa susahnya bilang cerita ketemen sendiri? "
Clara menelan ludahnya sendiri menatap Selly tak percaya "Gue putus"
Selly kembali terduduk dan menganga sedangkan Clara menundukkan kepalanya memainkan jari jari kukunya.
"kenapa? "
"Udah lah Sel gue gak mau bahas soal itu. Lo tenang aja gue udah lupa kok sama Alvaro"
Begitu Clara bicara Alvaro masuk dan memperhatikan Clara dengan sorot mata kesedihan. Namun Clara sama sekali tak sadar jika ada Alvaro disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Certezza [END]
Teen FictionSequel: My Moodbooster Judul awal : My Name is Clara Jika ada yang bilang bahwa 'Mata adalah jendela hati ' menurutku itu memang benar. Karena berawal dari kontak mata aku bisa mencintai dia pada pandangan pertama. Alvaro Algiero, orang yang berha...