Cermin besar lemari menampilkan seorang gadis yang sedang tersenyum riang memperlihatkan gaun putihnya yang indah dan terlihat pas melekat ditubuhnya yang ramping nan tinggi. Gadis itu mengaplikasikan bedak serta make up lainnya kewajah mulusnya. Tak lupa ia menambahkan ombre lipstik dan liptint miliknya agar terlihat lebih cantik dipenampilan bernyanyinya.
Setelah semuanya dirasa sudah siap, ia mengambil tas slingbag miliknya serta memakaikan sepatu flatshoes berwarna pink pic senada dengan tasnya.
Gadis itu menuruni anak tangganya dengan semangat membara tak sabar akan menampilkan sebuah lagu yang diperuntukkan hanya untuk kekasihnya tercinta.
"Lho mama belum berangkat kebutik?" tanyanya sembari mendudukan diri dikursi makan lantas membalik piringnya serta menyendok nasi goreng dihadapannya.
"Mama enggak kebutik hari ini" Balas ibunya tersenyum ramah.
"Kenapa? "
"Sengaja, mama pengen lihat kamu tampil sekarang "
"aaahh makasih mama. Ara saaayaang mama" ujar Clara tersenyum bahagia.
"Mama juga sayang sama kamu"
Clara tersenyum penuh binar, padahal mulutnya sedang penuh oleh nasi goreng tapi ia tak henti-henti menyunggingkan senyuman menawan.
"Papah udah berangkat kerja? " tanya Clara celingak celinguk menjelajahi ruangan mencari ayahnya yang tak terlihat batang hidungnya sekalipun.
Ibunya mengangguk dengan senyuman tipis dibibirnya sebagai jawaban.
"Oh gitu ma. Papah lagi sibuk yah kayaknya? "
Gweni—ibu Clara— mengusap lembut punggung tangan Clara "Sayang, tenang saja. Nanti papah pasti datang" Ibunya tersenyum tipis lagi "Kebetulan papah kamu sengaja berangkat pagi biar nanti bisa lihat kamu tampil. Tenang saja yah"
Hati Clara menghangat mendengar penjelasan ibunya barusan. Itu artinya, penampilan Clara harus sempurna karena orang-orang tersayangnya akan melihat bakatnya disana.
"Ara seneng kalau mama papah mau lihat penampilan Ara"
"Iyadong sayang. Masa anaknya mau tampil kita malah sibuk kerja lagi. Apapun akan mama papah lakuin demi kamu "
Clara menepis butiran bening diujung matanya "Ara jadi terharu"
Ibunya terkekeh pelan melihat ekspresi anaknya yang sudah beranjak dewasa sangat menggemaskan "Ternyata anak mama cengeng juga"
"ihh mama kayak papah aja ngatain ara cengeng" Clara mencebikkan bibirnya sebal "Ara bukan cengeng tau. Ara itu terharu mangkannya nangis"
"Iya sama aja cengeng"
"Bedaa mama ihh"
Gweni terbahak tatkala melihat anaknya merajuk akibat ulahnya.
"iya iya bedaa deh beda"
"Nah gitu dong hehe " Clara nyengir lebar memperlihatkan gigi kelincinya yang manis "Yaudah, Ara berangkat dulu ya ma"
"iya sayang hati-hati. Nanti mama nyusul yah. Kamu berangkat sama Alvakan? "
"iyah ma. Nanti Alva jemput, Ara nunggu didepan aja"
"Yaudah, semangat anak mama pasti bisa"
Clara tersenyum merapihkan sedikit poninya "Semangat "
Setelah mencium tangan ibunya, Clara langsung bergegas pergi meninggalkan ibunya yang sedang melambaikan tangan padanya. Ia berjalan menuju depan rumahnya dan menunggu jemputan kekasih nya disana. Selang beberapa menit, Alvaro sampai dan tersenyum membuka helm full face -nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Certezza [END]
Teen FictionSequel: My Moodbooster Judul awal : My Name is Clara Jika ada yang bilang bahwa 'Mata adalah jendela hati ' menurutku itu memang benar. Karena berawal dari kontak mata aku bisa mencintai dia pada pandangan pertama. Alvaro Algiero, orang yang berha...