Tatapannya

7.9K 301 1
                                    

Hati-hati dengan hati salah letak bisa retak.
---

Clara duduk dibangkunya memperhatikan kedepan tepatnya kearah papan board yang sedang penuh dengan tulisan rumus matematika yang amat rumit. Siang-siang begini disuguhi rumus beginian? Seriusan mumet plus ngantuk.

Clara duduk tak bisa diam. Sudah beberapa kali ia merubah posisinya. Dari mulai menyender, menopang dagu, menidurkan kepalanya keatas meja, sampai-sampai ia berdecak sambil garuk-garuk kepala. Selain kurang paham ia juga ngantuk seratus persen.

Seriusan gak bohong!

Matanya terus-terusan melirik kearah jam dinding berharap waktu jam pulang sebentar lagi, berharap waktu dapat mengerti akan dirinya dan berjalan lebih cepat dari sebelumnya. Tapi ternyata, nunggu bel pulang berbunyi itu sama kayak nunggu gebetan peka. Lama!

Selly yang merasa terganggu karena clara tak bisa diam akhirnya ia angkat bicara dan berdecak "ck, lo kenapa sih clar?"

Clara menoleh sambil nguap lebar-lebar "ngantuk anjir"

"Ishh lo mah"

"Nape?"

"Sama gua juga ngantuk" balas selly nyengir lebar.

"Laahhh, pulang kapan sih gak kuat akutu gak kuat"

"Lebay anjir. Bentaran lagi sabar"

"Lama ogeb masih sejam'an lagi"

"Udah tau lama, kenapa nanya kegua? Sabaran dikit napa!"

"Sabar banget da guamah. Nunggu dia peka aja gua sabar "

"Curhat?"

"Pidato elahh"

Selly terkekeh kemudian kembali fokus memperhatikan sederetan rumus dihadapannya itu tapi entah itu masuk keotaknya atau tidak. Sepertinya tidak!

Clara tak sengaja menoleh kearah pojok kanan belakang dan tak sengaja pula bola matanya bertemu dengan bola mata alvaro. Clara menatapnya polos namun alvaro menatap clara lembut kemudian alvaro tersenyum sekilas sebelum memalingkan wajahnya kedepan.

Deg!

Clara memalingkan wajahnya pula menunduk memainkan jari kukunya. Tiba-tiba perasaannya aneh hatinya berdegup kencang pikirannya ambyar tak karuan.

Apa ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?

Oke, please jangan geer!

Clara menarik napasnya dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Berusaha menetralkan kembali hatinya. Jujur saja, sebelumnya clara sama sekali tidak mempercayai adanya cinta pada pandangan pertama tapi setelah merasakan hatinya seperti ini clara .. Ah entahlah clara dibuat bingung sekarang.

Jika clara mempunyai perasaan lebih pada alvaro apakah boleh? Ataukah dosa?

Seketika rasa kantuk yang sedari hinggap sudah hilang matanya kembali segar setelah kejadian tatap-tatapan tadi.

Apa mungkin benar ini perasaan cinta?

Ah tapi mana mungkin alvaro bakalan suka sama gua? Gua kan tembem, pesek yang jelas gak cantik. Pecicilan apalagi. Cerewet? Kebangetan malah. —batin clara.

"Heh pulang yuk!" panggil selly namun clara diam masih menunduk memainkan jari kukunya dan masih dengan pikiran yang tak karuan entah kemana.

"Clara!"

Masih diam.

"Clara revalina femita!!" teriak selly namun clara masih saja diam.

"Araaaaaaaa" selly memukul lengan clara cukup keras hingga clara tersentak dari lamunannya dan meringis kesakitan.

Certezza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang