Semangkuk bakso panas sudah tersaji didepan clara. Asapnya masih mengepul disana clara menambahkan saus, sambal, serta kecap dikuahnya. Sesekali ia bercengkerama dengan kelima sahabatnya yang sedang berada dikantin sekarang. Jam istirahat sudah berbunyi sekitaran lima menit yang lalu.
Tak pikir panjang, clara langsung melahap bakso itu dengan hati-hati karena takut mulutnya terbakar oleh panasnya bakso yang baru dihidangkan itu. Ia meniup niup baksonya sebentar baru memasukkannua kedalam mulut.
Jam-jam istirahat ini kantin pasti selalu ramai oleh kerumunan siswa-siswi yang sedang mengisi perutnya yang mungkin kelaparan.
"Gis kok lo bengong aja sih? Gak dimakan? " tanya clara sembari menguyah bakso yang dimulutnya.
"Gak nafsu" balas gisella mengudek-udek baksonya tanpa minat.
"yaudah sini buat gue" Ucap selly menarik paksa mangkuk dihadapan gisella.
"Ihh ntar juga gue makan" protes Gisella tak terima.
"Mubadzir buat gue aja" Selly menarik paksa lagi mangkuk itu membuat posisi gisella dan selly saling tarik menarik mangkuk bakso itu.
"Gak mau! "
"buat gue! "
"Ihh selly"
"Mubadzir gisella"
"Selly! "
Byur.. Prang..
"Aww panass"
Semangkuk bakso itu tumpah tepat diandrok clara yang sedari tadi duduk ditengah-tengah antara Gisella dan Clara. Air baksonya tumpah semua mengotori androk clara sedangkan piringnya pecah akibat refleks karena kepanasan clara langsung berdiri.
Gisella dan Selly terperangah dengan rasa bersalah.
"duuhh maaf Clar " Tangan Gisella terulur ikut membantu clara membersihkan roknya yang sudah kotor begitu pula Selly turut juga membantu.
"Iya maafin kita ya clar kita gak sengaja" seru Selly menyesal.
Clara membersihkan sisa-sisa bakso diroknya "Udah gak papa kok, terlanjur gue ketoilet dulu"
"yahh maaf dong ya clar maaf " Gisella menempelkan kedua tangannya seolah memohon-mohon.
"Udah gak papa gis" Clara tersenyum sekilas "Gue ketoilet ya" clara langsung pergi meninggalkan kelima sahabatnya yang masih ditempat.
"Kalian sih pake berebut makanan segala kayak bocah" Seru Vidha yang sedari tadi hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabat-sahabatnya.
"Iya tuh lihat rok clara jadi basah, padahalkan dia baru sembuh baru masuk sekolah harusnya disambut bukan malah kayak gini" ucap Diana jengah.
"Kasian clara kalo harus basah-basahan rok nya sampe pulang, ada yang bawa jaket gak? Atau apa gitu pengganti rok? " tanya Nuri melerai perkataan saling menyalahkan diantara sahabatnya.
Kelimanya kompak menggeleng membuat Nuri menghembuskan napas berat.
"Gimana dong? "
***
Setelah merapihkan rok-nya dengan sedikit air dan sabun clara keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kelas ia sudah malas jika kembali kekantin. Bukan, bukan clara marah pada Gisella dan Selly cuma Clara malu jika kekantin dalam keadaan rok basah seperti ini. Lihat saja, rok nya sudah basah sekali akibat dibersihkan air tadi ditambah rok nya terlihat agak kusut akibat kucekkan clara tadi untuk menghilangkan saus disana. Mungkin jika orang-orang tak mengetahui clara ketumpahan bakso mereka akan menyangka jika clara pipis dicelana alias ngompol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Certezza [END]
Teen FictionSequel: My Moodbooster Judul awal : My Name is Clara Jika ada yang bilang bahwa 'Mata adalah jendela hati ' menurutku itu memang benar. Karena berawal dari kontak mata aku bisa mencintai dia pada pandangan pertama. Alvaro Algiero, orang yang berha...