Hujan

5.1K 231 0
                                    

Kamu itu seperti musik. Menenangkan dan akan kuputar berulang-ulang.
***

Jam pelajaran seni budaya hari ini free padahal jadwal sekarang adalah praktek bernyanyi tapi ternyata bapak gurunya sibuk jadilah kelas sepuluh ips 4 itu free. Clara membalikkan badannya kearah meja vidha dan gisella yang duduk dibelakangnya.

"eh clar emang bener tadi lo berangkat sama alvaro? " tanya vidha tiba-tiba.

"Tau dari mana lo? "

Vidha mengedikan bahunya kearah diana didepan "Tuh dia tadi cerita panjang lebar"

Clara mendengus kasar menoleh dengan geram kepada diana yang telah menyebarkan gosip huru hara tragedi berangkat bareng.

"hayo loh beneran kan? " tanya gisella memastikan.

Clara mengangguk pasrah toh emang benar juga soal kejadian pagi tadi.

"ajipp edass" Gisella dengan heboh bertepuk tangan.

"Kemajuan besar anjir " Sambung vidha juga.

"Berisik gue malu anjir"

"Masa seorang clara punya rasa malu? Gak Mungkin!"

Clara menyentil jidat vidha gemas "Sembarangan! Gue juga manusia kali punya urat malu juga"

"Manusia purba maksud lo? " tanya gisella menaik turunkan halisnya meledek.

"Gebleg kalian! " clara beranjak dari duduknya berjalan menuju belakang kemudian ia duduk dilantai sendirian sembari bersandar ke tembok.

"Ra"

Clara menoleh saat suara berat itu memanggil namanya. Dia seorang Lelaki yang membawa gitar sedang berjalan kearah clara kemudian duduk tepat didepan clara. Clara terpaku menatap lelaki itu lekat-lekat.
"Kolab yuk" ajak lelaki itu.

"Maksudnya? " tanya clara masih tak mengerti.

"Gue ngegitar lo nyanyi. Bisakan? "

Clara terperangah mana mungkin ia bernyanyi ditempat ramai seperti ini.  Eh bukan maksud clara bukan tempat ramainya yang menjadi masalah tapi yang jadi masalah adalah orang yang sedang ada dihadapannya ini yang selalu berhasil membuat debaran aneh itu muncul dan seolah hati nya itu sedang dikelitik ribuan kupu-kupu. Geli!

"Suara gue pas-pasan "

"Don't worry "

"tapi al—"

Ya lelaki itu alvaro algiero satu lelaki ini akhir-akhir ini selalu saja bisa menciptakan debaran jantung clara lebih cepat dari sebelumnya. Dag dig dug ser..

"Ayolah clar" pinta alvaro memohon.

Clara mengangguk mengiyakan "Lagu apa? " ia mencebik "tapi jangan ngetawain suara gue yang jelek ya"

Alvaro mengangguk mengangkat jempolnya "Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi dari Hi-Vi"

Deg

Certezza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang