Orang yang paling berengsek adalah orang yang memperlakukan lo istimewa saat kemarin dan bersikap dingin saat hari ini.
***Clara menyisir rambutnya perlahan sembari memperhatikan wajahnya didepan cermin. Ia tersenyum tipis sisir yang digunakan untuk rambutnya dipakai menjadi mix dadakan saat itu juga. Tak ada angin tak ada hujan ia bernyanyi dan berjoged sekali-kali dipantulan cermin itu.
"alva alva dihati. Diam diam kok ganteng. Datang seorang clara hap hap kuklepek-klepek"
Clara terkekeh dengan nyanyian yang baru saja diubah liriknya lagi. Yaitu lagu cicak cicak didinding. Kebiasaan memang clara hobbi sekali mengubah lirik lagu ciptaan orang lain dengan sengaja. Ya, seperti inilah clara revalina femita dengan gayanya yang slengean dan tengil namun menjadi pendiam disaat berada didekat orang yang disukanya. Biasa jaim alias jaga image.
Tok.. Tok.. Tok
"sayang dibawah ada temen"
Suara seorang perempuan dibalik pintu menghentikan aktivitas menyisir clara. Ia langsung menghampiri pintu dan membukanya yang menampilkan sosok ibunya dibalik pintu.
"eh mamah" clara nyengir lebar "Siapa emang mah? "
Gweni mengedikan bahunya berjalan meninggalkan anaknya yang masih berdiri kebingungan.
"ih orang tua zaman now" Gumamnya kemudian segera turun menuruni anak tangga untuk menemui seseorang yang kata ibunya adalah temannya.
Ia kaget bukan main saat mendapati seorang lelaki berseragam sama sedang duduk disofanya dengan matanya yang masih fokus kelayar handphone. Dimata clara, lelaki itu mau bagaimanaoun posisinya tak pernah melunturkan kegantengannya.
Ia menelan ludahnya kasar perasaannya tak karuan antara bahagia dan terkejut harus melakukan apa.
"Hai" sapa clara bingung mau berkata apa.
Lelaki itu mendongkak memasukan benda pipih-handphone- digenggamannya kesaku celananya.
"udah siap? " tanyanya.
Clara menangguk "kenapa emang al? "
Ya, ternyata lelaki tak terduga itu adalah alvaro. Orang yang selama ini tanpa izin selalu saja singgah dipikirannya dengan tak sopan.
"berangkat bareng"
Clara membelalak tak percaya. Serius alvaro mengajaknya berangkat bareng? Tolong ingatkan clara kalau ini bukan mimpi semata.
"kok diem? " sambung alvaro lagi saat melihat clara hanya menjawabnya dengan ekspresi diam tak berkata-kata.
"Hng, a-ayo" jawab nya gugup.
Baru saja keduanya hendak melangkah tiba-tiba...
"Hmm jadi ini yang bikin anak papah move on dari agian"
Suara itu berhasil mengalihkan pandangan clara dan alvaro secara bersamaan. Keduanya menatap dengan ekspresi yang berbeda kearah lelaki paruh baya yang berjalan menghampiri. Clara dengan ekspresi terkejut dan kesal karena bisa-bisanya ayahnya berbicara tentang masa lalunya yang sedang ia kubur jauh jauh didepan orang yang ia sukai, dan alvaro dengan ekspresi mengernyit bingung dan datar terlihat cuek namun terlihat juga ada sorot mata penasaran disana.
"Papahhhhh ihh ngeselin banget" teriak clara kesal bukan main.
Gavin yang melihat wajah anaknya memerah menahan marah hanya terkekeh menanggapi "Kenapa takut gebetannya ngejauh? "
"Iiiiiiiii araa gak mau lihat papah ara benci ara kesel" clara mengehentakan kakinya berulang-ulang dengan meremas tangannya gemas akan ayahnya sendiri yang mulutnya seperti ember bocor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Certezza [END]
Teen FictionSequel: My Moodbooster Judul awal : My Name is Clara Jika ada yang bilang bahwa 'Mata adalah jendela hati ' menurutku itu memang benar. Karena berawal dari kontak mata aku bisa mencintai dia pada pandangan pertama. Alvaro Algiero, orang yang berha...