Aku dan Dia

20.3K 701 47
                                    

Kinara POV

Gue menatap mual ke arah meja. Mie ayam, brownies, donat dan beberapa bungkus kripik kentang berjejer rapi diatas meja. Satu hal yang baru gue sadari bahwa satu kalimat saja dapat membawa gue terperangkap dalam sesuatu yang disebut masalah.

Satu Jam sebelumnya. . .

LINE

19:27

Nara
Sudah pulang?

19:28
Prince
o

tw

19:29

Nara

Hati-hati ya 😉

19:30
Prince
Sudah makan?

19:30

Nara

Nanti aja 😅

19:31
Prince
Jangan nanti-nanti, yang ada malah sakit nanti.

19:32

Nara

Ya, nanti pasti makan kok

Nyetir jangan sambil main hp bahaya. Kabarin kalo sudah sampai ya 😘

19:33
Prince
Ok

"Ck, ok? Jawaban macam apa ini?" keluh gue. Wait, tunggu, gue mengerjapkan mata mencoba menetralkan perasaan tak enak yang tiba-tiba menyeruak entah dari mana. Gue baringkan badan di atas tempat tidur mengingat mungkin gue melupakan sesuatu sampai timbul perasaan tidak enak seperti ini.

Gue refleks terduduk sambil meraih hp yang tadi gue taruh di atas nakas membaca kembali chat yang tadi gue kirim.

Oh, shit, gue mengumpat nyaris terpekik. Satu hal yang berputar di dalam otak gue, kenapa gue jawab nanti? Why? Kenapa? seharusnya gue bilang sudah. Aduh Nara nyari petaka lo! Dia gak bakal tiba-tiba nongol ke sini kan? Gue menggigit ujung kuku di jempol kanan seharusnya gue sudah hapal betul tabiat dan sifat orang yang sudah gue pacarin selama hampir setahun ini, Davi. Dia akan muncul tiba-tiba dengan banyak makanan manis dan niscaya akan membuat siapapun yang memakannya akan menambah stok lemak di tubuhnya apalagi harus dimakan malam - malam begini.

Dan yang bisa gue lakuin sekarang hanya mondar-mandir berharap hal yang ada di dalam pikiran gue gak akan terjadi.

"Ok Kak Davi gak akan muncul Ra, woles aja dia pasti capek langsung pulang." Gue mencoba berpikir positif walau dalam hati gue masih pesimis dengan pikiran gue sendiri.

Drrrr . . .Drrr. . .Drrrr....

Hp di tangan gue bergetar dengan nada khusus yang walau gak gue lihat layar hp, gue sudah tahu siapa yang mengirimi pesan. Sambil komat-kamit gue beranikan diri membuka chat itu semoga isinya cuma mengabari kalau dia sudah sampai ke rumahnya dengan selamat. Aamiin

LINE

20:37
Prince
Kakak di depan buka pintu.

Kembali kesekarang. . .

"Abisin!" tatapnya tajam ke gue sumpah gila ya niat banget ni orang bikin gue gendut. Kalo aja nggak sayang udah gue tendang tuh muka gantengnya.

Perfect BoyFriend ?  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang