***
Author POV. . . .
Seorang pemuda celingak-celinguk di tengah keramaian Kantin mencari sosok seseorang yang sejak lama ingin dilihatnya. Sampai sesaat kemudian dia mendapatkan lambaian dari seseorang.
"Renoooooo," teriaknya nyaring di tengah keramaian kantin, kontan bukan saja yang dipanggil yang menoleh tapi hampir semua orang yang berada di sana menoleh ke arah suara seakan mereka semua bernama Reno.
Tak berapa lama kemudian Reno sudah duduk tepat di samping sang sumber suara sambil tersenyum memamerkan gigi putihnya yang kontras dengan warna kulitnya yang agak hitam.
"Lo potong rambut? tumben rapi begini, pendek biasanya urakan nih rambut gak kerawat," ucap Nara sambil memegang kedua sisi wajah lelaki itu dengan kedua tangannya tanpa malu-malu. Dan yang ditanya malah senyum-senyum sendiri menanggapi tingkah temannya yang satu ini, Nara
"Ya Ampun Ren berapa hari Lo gak mandi ? Dekil amat!"Nara masih menguyel-uyel pipi Reno tanpa malu dan canggung maklum Reno ini sama halnya seperti Siska mereka sudah kenal sejak SMP dan sekarang entah kenapa mereka juga satu jurusan dan satu kelas padahal dulu Reno mengambil jurusan IPA dan Nara mengambil jurusan IPS.
"Biasa kali Ra, gak nyiksa muka Gue juga." Mereka saling pandang beberapa saat, melihat kedekatan itu Novi dan Siska yang sedari tadi menonton dan merasa tidak dianggap oleh dua makhluk yang seolah sudah berabad-abad tidak bertemu ini ikut saling pandang satu sama lain, seolah saling mengiyakan apa yang ada dalam pikiran mereka.
"Eheeemm.... kalo mau bikin adegan romance jangan di sini, mojok gih sono gerah ini," celetuk Siska sambil menaik turunkan pakaiannya tepat di dada solah-olah benar-benar merasa kepanasan. Sementara Novi pura-pura tidak peduli dan malah asik mengunyah bakso yang entah sejak kapan dia pesan.
Celetukan Siska hanya ditanggapi cengiran oleh Nara dan Senyum dari Reno, mereka memang sangat akrab, bahkan Nara kadang sering main ke rumah Reno saat masih SMP sebelum Reno pindah ke rumah neneknya yang berlawanan dari arah rumah Nara dan Reno dulu.
"Biasa woy. Kelamaan jones sih Lo, gak bisa lihat orang dekat dikit dibilang mesra." Nara melepaskan tangannya dari wajah Reno dan langsung menyeruput es kelapa muda yang sedari dia datang tadi sama sekali belum disentuhnya, bahkan esnya sudah entah berada di mana.
"Nih." Reno menyodorkan beberapa bungkus dodol ke arah Nara.
"Oleh - oleh," tambahnya
"Dodol apaan nih?" Nara langsung menyomot sebungkus dodol dan langsung membukanya.
"Dodol kentang."
"Kita gak kebagian nih?" Novi mendongak meminta jatah dan diangguki oleh Siska yang asyik memainkan HP nya karena merasa diabaikan oleh dua makhluk di hadapan mereka ini.
"Sekalian buat kalian kok," kata Reno sambil tersenyum ramah seperti biasa.
"Lo manjat gunung yang mana lagi sampai bawa oleh - oleh dodol kentang begini?" tanya Nara kepo, secara Reno ini termasuk orang yang tenang dan kalau bicara sangat lembut dan ramah, tapi punya hobi mendaki gunung yang membuat kulit sawo matangnya menjadi lebih hitam karena sengatan matahari dan jarang mandi tentunya.
"Daki Nara, mendaki bukan manjat, Lo kata pohon." Reno tersenyum geli.
"Gunung Kerinci di Jambi, ini dodol asli dari sana." Dan ketiga gadis itu cuma mangut-mangut mengiyakan seraya menikmati rasa dodol gratis tersebut.
"Mau?" tanya Nara pada Reno yang yang sedari tadi bengong melihat kearah Nara yang sedang Minum es Kelapanya.
Reno mengangguk pelan, Nara menyodorkan gelas beserta pipetnya ke arah mulut Reno yang kontan membuat Reno kaget, namun entah terasuki apa Reno malah membuka mulutnya meminum es kelapa yang tadi diminum Nara, tentu hal itu tidak luput dari pandangan Siska dan Novi yang sejak tadi memperhatikan kelakuan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect BoyFriend ? √
Novela Juvenil[Warning : Mager Revisi, masih amburadul. Jangan hate komen yak, 😉] "Abisin !" tatapnya tajam ke gue sumpah gila ya niat banget ni orang bikin gue gendut. kalo aja nggak sayang udah gue tendang ni muka gantengnya. **** Selamat Membaca --by : author...