Perfect BoyFriend ? √

Chapter 29

Typo bertebaran. . . .

Voteeeee.....

***

Nara POV. . . .

Gak tau kenapa rasanya gue kangen kayak gini, masa-masa Reno jemput gue sekolah padahal jelas-jelas rumahnya berbeda arah sama rumah gue. Udah berapa lama ya gue ngejauh dari Reno? Entahlah kayaknya udah dari semenjak gue jadian sama kak Davi gue jadi jarang ngobrol apalagi nongkrong sama Reno, yah selain karena Siska yang gue gak tau kenapa kayaknya benci banget sama Reno dan karena gue mau mastiin perasaan gue, muna kalau gue bilang gue gak pernah naksir sama ni orang, dia baik, Ramah, selalu ada buat nolong gue, setiap gue kesusahan dia selalu jadi penyelamat gue semenjak SMP sampai iya sampai SMA doang kali ya soalnya selama kuliah gue lebih sering sama kak Davi, tentunya buat jaga perasaan kak davi supaya gak salah paham, tapi sekarang apa yang gue lakuin? Gue jalan berdua sama Reno.

Setelah tadi Cuma satu mata kuliah dan selesai jam 10 gue diajak Reno jalan ke Mall, mayan ini orang loyal banget mau aja neraktir apa yang gue mau, walau tadi Siska masang wajah manyun karena gak senang gue dateng bareng Reno, dan Reno yang tadi terang-terangan ngajak gue pulang, walaupun gue bukannya pulang tapi malah nangkring di Mall, semoga gue gak ketemu kak Davi atau tercyduck sama siapa gitu kenalannya kak Davi, Eh kak davi mana ya? Kok dia masih belum ngubungin gue?

"Ra?" Reno mengibas-ngibaskan tangannya didepan muka gue, kayaknya gue ngelamun deh.

"Hah?" gue negakin kepala gue natap kearah Reno yang memasang wajah bingung. Oke cukup hari ini Nara, lo nekat jalan sama Reno.

"Lo kenapa? Bengong mulu dari tadi" Reno langsung duduk disamping gue sambil memangku popcorn super jumbo dan 2 gelas mocca, yah kami mau nonton, kalau cuma jalan sama sahabat cowok gak dihitung selingkuhkan ya?

"Filmnya udah mulai, atau kita gak jadi nonton aja?" gue bisa lihat kecemasan diwajah Reno, yah pasti gegara gue yang dari tadi mager ngomong.

"Ya udah yuk masuk" gue mengambil segelas mocca dari tangannya dan sedikit menarik lengannya agak berdiri dan mengikuti gue masuk ke bioskop.

"Lo yakin lo gak apa-apa? Lo kenapa sih? Kalau ada masalah lo bisa cerita sama gue" langkah gue terhenti begitu mendengar omongan Reno, gimana mungkin gue cerita masalah yang sebenarnya secara gak langsung ada hubungannya sama lo Ren? Terlalu banyak pertanyaan di dalam otak gue sampai gue sendiri bingung mau nanya yang mana dan cerita yang mana.

"Iam Oke" gue senyum senormal mungkin.

***

Gak kerasa hampir 2 jam telah berlalu setelah film diputar, jujur gue sama sekali gak bisa fokus nonton, gue sadar mata gue menghadap kelayar tapi gue bahkan gak ingat itu film nyeritain apa.

"Lo gak suka filmnya ya?"

"Hah?" gue natap bingung kearah Reno, hari ini fokus gue benar-benar ilang.

"Lo yakin gak apa-apa? Lo bengong terus dari tadi" Reno mengerutkan dahinya dan mukanya itu loh membuat gue merasa bersalah, seharusnya gue gak nyuekin dia, gue yakin dia ngajakin gue jalan-jalan juga buat ngehibur gue.

gue nunduk dan merogoh hp didalam tas gue, kayaknya gue mulai ilusi kalau ada pesan masuk ke hp gue nyatanya gak ada.

"Sorry ya Ren"

"For what?" dia natap bingung kearah gue.

"Kita seharusnya happy-happy sekarang, tapi mood gue lagi kurang baik" gue tersenyum tipis mencoba menata hati dan pikiran gue.

"Gue ngajak lo kesini juga supaya mood lo bagus kali Ra, mangkanya sekarang kita keliling aja, sampe capek kalau perlu dan bilang aja kalau lo mau sesuatu" Reno menaik turunkan alisnya sambil tersenyum,