Chapter 4

3.9K 176 20
                                    


***

Author POV. . .

Nara menempelkan wajahnya di atas meja kantin sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di bawah meja.

"Wooooy...." Siska menggebarak meja, mengagetkan Nara yang sedang asik dengan lamunannya.

"Apa?" jawab Nara malas sambil sedikit mendongakkan kepalanya.

"Kok Lo gak kaget sih?" Siska menatap heran, temannya ini biasanya akan bekoar - koar kalau dikagetkan tapi ini malah biasa saja.

"Lagi gak mood kaget Gue." Nara kembali menempelkan wajahnya ke atas meja.

Siska meraba kening Nara dengan punggung tangannya. 

"Lo sakit?" 

Spontan Nara menepis tangan Siska membuat Siska terkekeh geli. 

"Gue gak sakit tapi separuh jiwa Gue yang lagi sakit." Nara masih melanjutkan adegan mengetuk-ngetuk mejanya.

"Maksud Lo? Lagi kena penyakit alay?" Siska tertawa renyah, menatap  ke arah Nara yang sedang masuk  ke fase drama galau ala - ala.

"Kak Davi sakit."

Byuuuur. . .

Siska menyemburkan Jus jeruk yang sedang diminumnya ke arah Nara membuat gadis itu berteriak jijik.

 "Wooooy Gue kagak kesurupan gak mesti Lo sembur juga." Nara ngelap kepalanya yang terasa basah terkena semburan jus jeruk Siska.

"Kak Davi sakit? serius?" Siska menatap tidak percaya ke arah Nara, Nara mengangguk kecil membenarkan.

"Kok bisa?"

"Segitu anehkah mendengar seorang Arka Davi sakit? sampe segitu hebohnya." Nara menatap Malas.

"Lah Lo kan tahu kak D gak pernah bolong absen sekolahnya, selama tiga tahun SMA dia gak ada sekalipun bolos karna sakit," ucap Siska si ratu gosip sekolah.

"Gue juga gak tahu kenapa, padahal kemarin dia kelihatan baik-baik aja, walaupun rasanya ada yang aneh." Nara berpikir sejenak memegangi dagunya ala - ala detective conan.

"Aneh kenapa?" Siska mendekatkan wajahnya ke arah Nara.

"Kemaren Gue ke base kak Davi, abis itu dia ngajak Gue makan, terus kan Gue yang ngantri beli makannya, pas Gue balik kemeja muka kak Davi aneh banget, datar dan kelihatan kesal." Nara mulai bercerita.

"Terus ?" Siska penasaran.

"Terus." Nara mendekatkan kepalanya ke arah Siska dan refleks Siska mulai fokus ingin mendengarkan kelanjutan ceritanya.

"Terus... teruss... kiri pak kiri balek."

"Yeeey si anak kuda." Siska menoyor kepala Nara menjauh. 

"Lo kate tukang parkir? lagi serius juga." Nara terkekeh geli. 

"Bentar gue Flashback dulu."

Flashback. . .

Nara membawa nampan penuh makanan ke meja tempat duduknya, dilihatnya Reno sudah pergi entah ke mana dan Davi mematung wajahnya terlihat tanpa ekspresi.

"Kak? Kenapa?" Nara menaruh nampan ke atas meja.

Davi menoleh ke arah Nara seolah-olah tatapan itu menyelidik.

"Kakak gak enak badan." Davi tersenyum tipis.

"Loh tadi baik-baik aja?" Nara menaruh tangannya persis di dahi Davi membuat Davi tersenyum senang dengan perlakuan Nara. 

Perfect BoyFriend ?  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang