Chapter 38

2.1K 169 51
                                    


Voteee

Typo bertebaran....

***

Author POV. . . .

Nara mondar-mandir dengan gusar setelah menerima telpon dari Rama tadi, bagaimana mungkin Rama hanya menonton tanpa mau melerai perkelahian Reno dan Davi, sementara dia sendiri sedang bingung bagaimana caranya dia bisa kesana? Sedangkan sekarang sudah lewat jam malam di kosan Siska. Siska sendiri sejak tadi belum kembali dari rumah ibu kos untuk meminta izin.

"Gimana? Boleh keluarkan?" cecar Nara begitu Siska masuk ke kosannya. Siska terlihat lesu membuat Nara menggigit bibir bawahnya cemas.

"boleh, berangkat" sorak Siska histeris kemudian mulai krasak-krusuk mencari jaket dan helmnya.

"eh tunggu" cegat Novi saat mereka bertiga akan keluar dari kamar kos mereka.

"apaan Nov? Darurat ini" ucap Siska gak woles, ditambah Nara yang bergerak-gerak gusar.

"kita mau naik apa kesana?" tanya Novi.

"Yah naik motor lah, mau naik apa lagi" Siska memainkan kunci motornya didepan wajah Novi.

"Motor? Bonceng tiga dong?" semua terdiam mengingat hanya ada satu kendaraan, motor Siska. "Gue mau ikut" tambah Novi.

"Minta antar bang Rexa" saran Siska mengingat ketua kelasnya itu tinggal satu kosan dengannya hanya berbeda bangunan saja.

"Jangan" Nara menggelengkan kepalanya "Kalian kayak gak tau bang Rexa aja deh, tau sendirikan mulutnya rombeng, entar yang ada nambah populasi gosip" cegah Nara yang masih bergerak gusar bak sedang menahan pipis.

"Oke fix, kita BoTi, tapi jangan salahin gue kalau ada yang neriakin kita cebe" terang Siska sembari mengunci pintu kamarnya.

"Lebih baik di katain Cabe daripada muka caem cowok gue ternodai" ucap Nara semakin cemas saat teringat wajah Davi di pikirannya.

"lagian malam juga siapa yang mau ngatain?" ujar Novi.

"lo gak tau aja bocah zaman now, cabe teriak cabe" Siska menaikkan bahunya sambil memasang wajah ngeri mengingat kelakuan bocah-bocah disekitaran kosannya ini.

Jadilah sekarang mereka naik satu motor bertiga dengan Siska yang duduk didepan sembari membawa motor, Novi ditengah dan Nara di belakang. Dan benar saja ada beberapa bocah yang masih nongkrong di gang dekat kosan Siska yang meneriaki mereka cabe.

"kurang bekas kenalpot aja ini kita" ucap Novi merasa malu.

"lo ngapain?" Novi sedikit menoleh kearah belakangnya melihat Nara yang bersembunyi di balik jilbab panjangnya.

"Asem deh kalian, Siska pake helm, lo ngumpet di balik jilbab gue, lah terus gue pake apa nutupin muka gue" Novi cemberut sementara kedua temannya itu malah cuek membiarkan Novi mendumel sendiri. Inilah yang namanya teman sodara-sodara.

***

"Katanya cowok sama cicak aja takut" Ejek Reno sembari membuang cicak yang tadi ditangkapnya dari balik baju Davi.

"Itu gak ada hubungannya sama gender" bela Davi yang masih memasang wajah jijik, apalagi saat melihat ekor cicak yang sudah pisah dari tubuhnya menggeliat-geliat di aspal. "Btw, thanks"

Reno berjalan menuju trotoar dan mendudukkan dirinya disana "Niat gue manggil lo kesini Cuma buat ngajakin lo ngomong kok" terangnya begitu tubuhnya mendarat diatas trotoar.

"Haruskah gue percaya?" Davi memasang wajah tidak percaya, sekaligus geli mengingat bagaimana Reno memegang cicak itu tanpa takut sedikitpun. Kemudian ikut duduk di trotoar di samping Reno.

Perfect BoyFriend ?  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang