Sepertinya author akan lebih sering menggunakan sudut pandang Nara karna memang seharusnya begitu 😂
Happy Reading . . .
***Author POV
Davi berjalan dengan tergesa-gesa membiarkan puluhan pasang mata menatapnya aneh dan ada pula yang menatapnya dengan tatapan memuja Davi yang selalu ramah dan suka tersenyum tiba-tiba terlihat sangar dia mengeratkan rangangnya meminimalisir kemarahan yang tadi baru saja dilampiaskannya.
Davi berjalan dikoridor Gedung Akuntansi memperhatikan setiap tulisan diatas pintu ruangan mencari ruang 2.2 tempat Nara berada, walaupun satu fakultas namun davi sangat jarang datang kegedung Akuntansi selain karna dia jurusan manajemen yang berbeda gedung juga karna larangan Nara untuk tidak menemuinya saat kuliah dengan alasan takut dibully, karna Nara berpacaran dengannya.
Davi memperhatikan seorang gadis berambut panjang sedang berdadah-dadah ria kearahnya dan dia mengenali wajah itu, Siska sahabat Nara sedang tersenyum memberi kode untuk segera mendekat.
Davi menghela napasnya kasar agar emosinya sedikit mereda dia tidak mau menambah masalah.
"Mana?" tanya davi sesampainya didepan Siska
"tuh" Siska menunjuk kearah bangku paling belakang, terlihat seorang gadis sedang menenggelamkan kepalanya diatas meja menghadap ketembok.
"Thanks" Davi berjalan kearah Nara, dan Novi yang tadinya duduk didekat Nara menyingkir memberikan ruang untuk Davi mendekat. sontak orang-orang didalam ruangan itu menjadi heboh maklum tidak biasanya seorang arka davi datang ke Gedung Akuntansi, yah walaupun gedung jurusan mereka tidak terlalu jauh tetap saja ini merupakan momen langka.
banyak yang berbisik-bisik tidak jelas seolah-olah bertanya sedang apa sang The Most Wonted datang kekelas mereka bahkan banyak juga yang berkerumun melihat dari luar ruangan.
kehebohan semakin menjadi saat Davi berjongkok disamping Nara dan mengelus kepalanya.
"Nara"
***
Nara POV.. . .
Dari tadi pagi gue mager banget, mau buka mata aja mager banget, gimana enggak baru bangun otak gue udah ngingatin masalah foto kak Davi, Aarrgg pengen gue jambak rasanya tuh cewek padahal semalam udah mikir tenang sekarang bangun tidur malah uring-uringan lagi.
Gue baru inget kalau hari ini jam kuliah yang seharusnya siang diganti jadi pagi, jadilah sekarang gue udah duduk anteng dimeja makan, untung mama gue udah pulang dan udah masak sarapan so gue gak harus makan mie instan lagi bareng vino, maklum gue gak suka kedapur takut ngebakar rumah, terakhir gue masak telor goreng apinya masuk kedalam wajan dan lo tau gimana paniknya mama gue? bukan panik karna takut gue kenapa-napa tapi takut Dapur beserta koleksi piring mama gue kebakar, Uuuy Emak Gue
gue duduk mojok paling belakang, gak biasanyakan? biasanya gue paling suka duduk didepan biar apa? biar papan tulisnya kelihatan secara gue seketek doang iya kali duduk dibelakang cuma bisa mandangin kepala temen-temen kelas gue.
Siska sama Novi apa kabar? tenang gue gak ngomong sepatah katapun kok sama mereka kan gue lagi mode ngambek, walau bukan salah mereka juga sih, salah gue aja yang kudet tapi namanya juga gengsi ya pura-pura kesel aja biar dipujuk #eh
Gue bahkan gak fokus dengerin dosen gue cuap-cuap manja, jujur gue gak napsu kuliah, nih tangan udah greget banget buat nelpon kak Davi tapi gue mesti sabar sampe dia yang ngubungin walaupun dalam hati juga ada yang berbisik kak Davi gak bakal ngubungin gue, Dasar Bisikan Setan.
![](https://img.wattpad.com/cover/128421236-288-k300817.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect BoyFriend ? √
Teenfikce[Warning : Mager Revisi, masih amburadul. Jangan hate komen yak, 😉] "Abisin !" tatapnya tajam ke gue sumpah gila ya niat banget ni orang bikin gue gendut. kalo aja nggak sayang udah gue tendang ni muka gantengnya. **** Selamat Membaca --by : author...