Typo Bertebaran, menambah keindahan, haha
***
Author POV. . .
Reno membanting tasnya keatas meja dan langsung mendaratkan tubuhnya diatas sofa, disana sudah ada dua orang lelaki menunggunya.
"Gimana kerjaan yang gue kasih? Udah selesai?" Reno menatap kearah lelaki berbaju coklat.
Lelaki berbaju coklat itu -Leo masih sibuk mengotak-atik laptop dihadapannya. "belum, baru sekitar 40%" Reno sedikit mendengus kesal.
"tumben kerja lo lamban? Biasanya gak sampe sehari udah dapat semua informasi nya? Mulai gak becus lo" ucap seorang lelaki berjaket biru kemudian dia menenggak habis minuman bersodanya.
"jangan asal ngomong lo, lo aja ngebiarin target ketemu sama bekas target" Leo bicara tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya.
"Eh mana gue tau kalau Anwar ada disana? Masih untung gue ngikutin mereka. Untunglah si Arka Davi itu gak sepintar yang gue pikir, nyatanya dia Cuma nanyain Anime sama Anwar, Ya Ampun padahal gue udah panik sendiri" Ucap lelaki berjaket biru itu panjang lebar. "So, apa rencana kita buat nyingkirin Arka Davi dari Kinara Saraswati? Bos?"
"Lo yakin mau ikutan?" Leo menatap bergantian Reno dan lelaki yang tadi berbicara
"Ya iyalah, gue, Tobi gak akan ninggalin temen, gue akan selalu bantu lo bro" Lelaki berjaket biru itu -Tobi menepuk halus pundak Reno yang duduk tidak jauh darinya.
Leo tersenyum miring "Yakin?" Leo membalik Laptopnya mengarah pada Reno "Lo bakal ikut campur sama yang ini?"
Reno menatap kearah Layar Laptop memperhatikan satu-persatu tulisan yang tertera disana.
"Gue Cuma dapat informasi itu aja, itupun dapatnya susah banget, gue harus jebol website sekolah"
"Ini akurat?" Reno menatap ktajam kearah Leo wajahnya nampak datar
"Haah? Lo meragukan keahlian gue?"
"bukan gitu maksud gue, tapi ini? Yang bener aja?" Reno menatap tak percaya kearah layar laptop yang menunjukkan informasi seseorang.
"apanya yang bener aja?" Tobi ikut melihat kearah Layar Laptop, membuatnya sedikit terperangah "Eh buseet panjang bener ni nama? Nama sepanjang ini bisa jadi dua suku kata doang begini?"
"cih, lo malah mempersalahkan namanya yang panjang? Coba lo baca lagi nama belakangnya. Yakin lo mau ikut campur?"
Tobi membaca lagi nama belakang dalam informasi tersebut. "Kayaknya gue harus mikir lagi deh"
"heh" Leo mendengus mengejek "tadi lo bilang gak akan ninggalin temen? Apa sekarang mau mundur?"
"eh, ini bukan masalah temen atau bukan tapi ini masalah masa depan, ngelihat nama belakangnya aja bikin gue ngeri, gue yakin gosip soal dia dulu itu bukan sekedar gosip aja" Tobi mengedikkan bahunya. Sementara Reno masih terus memperhatikan informasi itu secara detail, tanpa menghiraukan kedua temannya itu.
"iya gosip itu benar" Leo melempar amplop coklat keatas meja
"Apa ini?" Reno mengerutkan dahinya.
"lihat aja, emm bisa dibilang, bisa jadi kartu AS buat lo ngelawan dia" Leo kembali menyesap kopinya.
Tobi melebarkan matanya tidak percaya, sama halnya dengan Reno yang tidak bisa menyembunyikan wajah tidak percayanya.
"haah. Kayaknya gue harus mundur deh" Tobi menyandarkan tubuhnya kesandaran sofa.
"pilihan bagus, lo harus mundur sebelum mereka tau lo ikut dalam rencana ini"
"Mereka?" Reno kembali menatap Leo dengan tatapan tajam.
"Yah mereka, Arka Davi itu sama kayak lo, bedanya dia gak turun tangan sendiri, dia akan membiarkan teman-temannya itu yang menyelesaikan semuanya dan dia terima bersih"
Reno nampak menimbang-nimbang sesuatu.
"lebih baik kita lupain aja rencana ini. Ni orang beda sama Anwar dan teman-temannya. Ini Arka Davi bos, gue gak mau nyelakain keluarga gue, lagipula kelihatannya dia sayang banget sama Nara, dan menurut pengamatan gue juga, hubungan mereka baik-baik aja" Tobi menghembuskan nafasnya berat, sejenak dia berpikir jika dia tetap ikut campur dan kalah, maka dia harus siap hancur, bukan hanya dirinya tapi kehidupannya akan hancur.
"Gue juga setuju, lo bisa stop sampai disini" Leo memutar kembali laptopnya kearahnya. "tapi gue gak bisa"
"kenapa?" Reno memandang tidak percaya
"karna mereka udah tau, kalau gue nyari tau soal Arka Davi, dan kita lengah dengan ngebiarin dia ketemu sama Anwar"
"itu Cuma kebetulan"
"lo yakin itu Cuma kebetulan? Lo seharusnya tau mereka lebih licik dari kita" Leo kembali membalik laptopnya menghadap kearah Reno, menampilkan informasi yang berbeda lagi. "gue yakin 100% Arka Davi sudah tau soal kita"
Reno mengusap wajahnya kesal "tapi kenapa dia gak gerak?"
"karna kita gak gerak" Reno menghembuskan nafasnya kasar ada kekhawatiran yang nampak jelas diwajahnya. "mereka gak akan gerak kalau kita gak gerak, kau mengertikan, karna mereka belum punya alasan untuk itu"
"gue akan tetap menjalankan rencana ini"
Leo menarik napasnya dalam-dalam "berarti lo siap hancur, lo dan keluarga lo"
"Lo tau keluarga gak penting buat gue"
"Oke-oke, kalau itu keputusan lo, gue bakal tetap ikut"
"Lah kalau lo ikyt, gue juga ikut" Tobi ikut ambil suara
"terserah lo deh"
"oiya bos, kenapa lo gak main lembut aja? Maksud gue, lo dekatin Nara, bukan dengan cara kayak gini, nyingkirin setiap orang yang dekat sama dia? Lo mau dia jadi perawan tua?" kalimat tobi sukses membuat Reno mengeratkan rahangnya dan menatap tajam kearah Tobi, membuat lelaki itu menelan ludahnya kasar.
"kalau gue bisa kayak gitu, sudah dari dulu dia jadi punya gue" Reno berdiri dan langsung mengambil tasnya.
"Lo mau kemana?"
"Balik"
Reno meninggalkan kedua temannya yang menatap kepergiannya dengan bingung, ada guratan kemarahan diwajah Reno, marah kepada dirinya sendiri yang tidak pernah jujur akan perasaannya pada gadis itu, hingga dia harus berbuat hal nekat, dan sekarang dia akan melakukan hal yang lebih nekat lagi, memaksa memisahkan gadis itu dengan pujaan hatinya.
Reno berjalan menuju motornya dan mengeluarkan kunci motornya dari dalam kantung celananya sampai dia melihat seorang lelaki berdiri tidak jauh darinya memberi sedikit isyarat menantang kearahnya.
"Sialan" Reno menendang keudara, dapat dilihatnya lelaki itu tersenyum mengejek dari kejauhan.
***
Vomment...
UP pagi, maaepkeun kalau pendek.
Makin ngaur? Baca ajalah ya hehe
oiya gak tau ini berita bagus atau apa, soalnya 2 chapter terakhir udah selesai. elaaah tengahnya belom tapi., hahahaaaa
#pagi-pagi udah sarap.
Jambi, 23/12/2017
Numpang Promo yee. . .
Author baru semedi, terus nemu ilham, buat bikin cerita ini. Kritik saran kalian selalu dinanti 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect BoyFriend ? √
Ficção Adolescente[Warning : Mager Revisi, masih amburadul. Jangan hate komen yak, 😉] "Abisin !" tatapnya tajam ke gue sumpah gila ya niat banget ni orang bikin gue gendut. kalo aja nggak sayang udah gue tendang ni muka gantengnya. **** Selamat Membaca --by : author...