Chapter 27

2.7K 213 32
                                    

Voteee....

Happy Reading

typo bertebaran

***
Author POV. . .

Davi keluar dari kamar mandi sambil menggosok-gosokkan handuk kecil berwarna putih keatas rambutnya yang masih basah, matanya membulat kaget, bukan karna Nara yang sedang duduk diatas tempat tidurnya melainkan karna apa yang sedang Nara lakukan.

Dengan langkah lebar Davi berjalan kearah Nara dan langsung menarik HP dari tangan Nara tanpa mempedulikan headset yang masih menempel ditelinga gadis itu, dan langsung melemparnya kesembarang arah.

Nara masih mematung, entah apa yang membuatnya kaget, fakta soal Reno atau kelakuan Davi barusan. Nara menatap Davi nanar, tatapan yang memberi isyarat, ketidakpercayaan.

'berapa banyak yang dia dengar batin Davi tanpa dia bertanya pun dia sudah tau dari ekspresi wajah Nara bahwa yang sedang didengar Nara adalah rekaman suara percakapan Anwar dan Rama.

Davi menghembuskan nafasnya pelan, mencoba mengatur emosinya, kemudian berjongkok didepan Nara yang terlihat syok.

"Adek gak pa-pa" Davi mengambil tangan Nara dan menangkupkan kedua tangannya keatas tangan Nara.

Nara hanya diam, matanya menatap tajam kearah Davi, entah apa yang dipirkannya, antara bingung dan tidak percaya, marah dan kecewa.

"kakak pakai baju gih, Nara mau pulang" Davi mengikuti arah pandangan Nara, dia masih bertelanjang dada dengan celana training berwarna abu-abu. Jika saja mereka sedang tidak dalam situasi seperti ini tentu saja Davi akan dengan sangat senang hati menggoda Nara, tapi sekarang? Yang ada Nara akan marah padanya.

Nara berdiri dari duduknya dan menarik kasar tangannya, sedikit menggeser tubuhnya dan berjalan keluar kamar tanpa mempedulikan Davi yang masih mematung melihat kepergiannya.

Davi menghembuskan nafas berat dan mengacak rambutnya frustasi, apa yang akan terjadi sekarang, Nara tau, tapi sepertinya tidak berada dipihaknya, Nara bahkan tidak bertanya apapun.

Dengan tergesa Davi membuka lemari pakaiannya dan mengambil baju asal dan langsung memakainya, dengan tergesa dia berjalan keluar kamar, Namun yang didapatinya ruang tengah yang kosong, bahkan tas Nara pun tidak ada, dengan cepat Davi kembali kekamar dan mengambil kunci mobil diatas Nakas kemudian berjalan sedikit berlari kearah pintu keluar.

Davi berjalan cepat kearah Lift, Nara sudah tidak terlihat sepertinya gadis itu sudah turun terlebih dahulu, tanpa penjelasannya atau lebih tepatnya tanpa minta penjelasan apapun, bagaimana mungkin gadis itu pergi tanpa meminta penjelasnnya? Batin Davi yang sekarang kalang kabut mencari alasan didalam benaknya.

Davi keluar dari Lift dan berlari kecil kearah pintu keluar gedung Apartemennya bisa dilihatnya Nara sedang berjalan menuju keluar area Apartemennya, lagi-lagi dengan berjalan setengah berlari Davi mengejar Nara dan berhasil menangkap tangan gadis itu.

"kakak antar pulang"

Nara menyentak tangannya mencoba melepas genggaman Davi dilengannya, "Nara bisa sendiri" ucap Nara dingin.

"kakak yang jemput Adek kemarin, sekarang kakak juga yang akan antar adek pulang" tanpa peduli penolakan Nara, Davi menggenggam tangan Nara dan membawanya keparkiran.

Selama perjalanan seperti biasa tidak ada percakapan, berbeda dengan biasanya, biasanya Nara paling tidak akan menanyakan hal-hal kecil padanya namun kali ini kediaman Nara membuat rasa frustasi muncul dipikiran Davi.

Mobil sudah berhenti didepan rumah bernuansa minimalis itu, dengan cepat Nara membuka pintu hendak turun, belum sempat Nara berhasil membuka pintu Davi sudah terlebih dahulu menarik lengan Nara.

Perfect BoyFriend ?  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang