4 - Zayn's

872 60 3
                                    

Aku berjalan pelan menyusuri pantai ini. Malibu beach, California. Tempat favoritku dengannya. Kampung halamanku yang menjadi tempat favorit untuk berliburnya.

Hari kian menggelap dan lampu lampu di pinggir pantai di nyalakan. Kenanganku berputar seperti kaset rusak.

Sudah 4 bulan berlalu.

4 bulan berlalu lambat. Dia menghilang. Tanpa jejak. Hanya dirinya. Tidak teman satu band nya. Walaupun sedang break 6 bulan ini. Aku masih melihat teman satu band nya berkeliaran di sekeliling London. Hanya dia yang tidak ada.

Aku berjalan pelan menuju villaku di pinggir pantai. Melihat sekeliling villa kecil ini. Akan merindukan villa ini, pantai ini, juga orang tuaku. Orang tuaku sedang berlibur di Boston sejak 2 hari yang lalu. Dan aku sudah berada disini sejak 4 hari yang lalu.

Aku harus kembali ke LA dan terbang lagi ke London atas tugas model ku. Aku duduk di sofa ketika handphoneku berdering menandakan ada panggilan telefon.

"Hello ?"

"Hey Vanilla."

"Who ?"

"It's harry."

"Harry ? What's up ?"

Aku sedikit terkejut mendengar suara Harry setelah tidak tau kabarnya setelah 4 bulan.

"Can u take a flight to Bradford tonight ?"

"Why ? And what about my job ?"

"I already talked about that to your manager. She said you can go tonight."

"But why i have to go ?"

"It's about Zayn."

"Zayn ?"

"Yeah."

"What happend to him ?"

"I can't tell you through the phone. Just go to the airport in 1 hour. I already bought a ticket for you."

"Okay."

"Gotta go. See ya."

"Bye."

Ada apa dengan Zayn ? Kenapa aku harus ke Bradford ? Kampung halamannya.

Beberapa pertanyaan memasuki otakku tanpa mau keluar selama mempack sisa sisa bajuku. Setelah siap dengan sweats hitam dan hoddie abu abu, aku menyeret koperku keluar villa. Di depan, sudah ada supirku menunggu.

Baiklah, Bradford. Aku datang.

□■□■□

Aku melangkah keluar bandara internasional Bradford ini. Menelfon nomer milik Harry yang ia gunakan untuk menelfonku.

"Hey. Where are you ?"

"I'm waiting at sbux."

"Okay."

Aku menarik koperku ke starbucks. Memperhatikan setiap meja mencari sosok Harry. Aku mendekati mejanya setelah menemukannya di ujung ruangan.

Wajahnya lelah. Aku tau ia putus dengan Kendall baru baru ini. Tapi aku tidak pernah berpikir play boy bisa stress karena itu.

"Ada apa ?" Ucapku setelah duduk di depannya.

"Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan. In tentang Zayn."

"Zayn ? Dia kenapa ? Dan ada apa dengan mu ?"

"Aku baik. Hanya kurang tidur belakangan ini."

Dia memotong pembicaraannya sebelum melanjutkan.

"Zayn, terkena kanker darah."

●●●●●●●●

Aku menatap kosong dinding ruang tunggu ini. Dia yang dulu membantuku saat keluargaku hancur di usiaku yang masih belia. Dia yang menyemangatiku saat aku di bawah. Dia menghiburku ketika suasana hatiku gelap. Dia menghapus air mataku saat aku sedih. Dia memberiku perhatian, waktu nya yang berharga, juga cinta nya kepadaku setiap harinya.

Dia menarikku dari sisi gelap hidup. Dia yang membantuku membalik lembar baru. Dia yang mengingatkan aku untuk menikmati hidup.

Dan,

Aku tidak bisa membalas semua yang dia berikan. Bahkan, aku hanya sedikit berusaha untuk mencarinya. Aku tidak pernah tau tentang masa lalu nya. Aku tidak pernah membalas semua perhatian, waktu nya, dan cinta nya seperti yang dia berikan.

Aku sangat menyesal.

Harry, Louis, Niall, dan Liam sudah menyembunyikan ini dariku selama 4 bulan terakhir. Mereka memutuskan segala koneksi denganku. Menjauhkan aku dari Zayn atas permintaan dirinya.

Kenanganku berputar saat ia memberiku surprise di ulang tahunku tahun lalu.

Flashback on.

Aku sangat amat teramat bosan. Aku stuck di rumah padahal hari ini hari istimewaku. Orang tuaku bahkan tidak menghubungiku. Atau Zayn. Ia hanya meninggalkan pesan bahwa ia akan pulang malam hari ini.

Ugh, lebih baik aku ke pantai yang tidak jauh dari sini. Aku mengendarai mobil ku ke pantai cantik di dekat rumah ku. Memarkirkan mobilku di tempat parkir dan berjalan mendekati air laut.

Beruntung aku memakai celana pendek.

Aku memutuskan untuk duduk di salah satu batu setelah lelah bermain air. Tidak ada yang mengingat ulang tahunku. Uh, ini sangat menyebalkan.

Aku terbelalak saat merasakan seseorang menggendongku dari belakang.

"Hey !"

Aku membuka mulutku saat melihat Zayn membawa kue dengan lilin angka 21 di atasnya.

"Happy Birthday Sweetheart." Ucapnya mendekatiku sambil tersenyum. Di belakangnya sudah berdiri orang tuaku, orang tuanya, kakak ku, kakak nya, juga adik adiknya.

"I thought you forgot." Ucapku memeluknya. Dia memelukku kembali dengan sebelah tangan.

"Never hun." Ucapnya mencium pucuk kepalaku.

Flashback off.

Harry menepuk pundakku membuatku sedikit terkejut. Wajah lelahnya berkerut cemas.

"Ada apa ?" Ucapku mengusap sebelah mata.

"I'm so so sorry Vanilla."

"He's gone."

□■□■□■

Tep telah mencoba. :)

Jan baper y. Tep g tanggung.

Much love,
Tepzvlr.

OneShot(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang