31 - Ashton's

226 18 16
                                    

Tok

Mataku terbuka. Sudah ketiga kali malam ini suara itu terus berulang. Aku beranjak dari tempat tidur. Memberanikan diri mendekati jendela.

Mataku menyipit. Berusaha melihat seseorang yang melempar sesuatu ke jendelaku. Aku sedikit terkejut melihat seseorang melambaikan tangannya padaku. Ingin berteman, aku pun turun ke bawah.

"Hey."

Ucapnya saat aku menutup pintu, hendak melangkah mendekatinya.

"Hey. You're the new neighbor right ? I'm Asha."

Tanya ku mengulurkan tangan. Ia segera menyambut tanganku juga tersenyum. Lesung nya manis.

"I'm Ashton. Yep. I dont have any friends and i dont really know about this town." Ucap nya melepas jabatan tanganku sambil tetap tersenyum.

"I'll show you around. C'mon." Ucapku mulai melangkah. Malam semakin larut tapi aku sudah terlalu semangat untuk kembali menjadi diri ku yang dulu. Diriku yang suka pergi di tengah malam. Tidak tidur dan kembali saat subuh.

Kami berjalan berdampingan dalam diam. Aku memutuskan untuk membawanya ke tempat favoritku, taman. Duduk di hamparan rumput luas. Menepuk tempat di sebelahku, memberi kode agar ia duduk.

Kami pun hanya berguling guling di rumput sampai rintik hujan mulai turun. Dengan keadaan setengah basah, dia mengantarku sampai depan pintu rumahku.

"I'll see you tomorrow ?"

"Sure."

Aku membalas senyum nya. Menutup pintu dan kembali ke kamarku. Membersihkan diri dan kembali ke alam mimpi.

□■□■

"Where have you been ?"

Tanyaku melihat sosok Ashton datang mendekatiku yang duduk di bawah pohon.

"Ice cream shop near this park. Here you go."

Dia memberiku satu cup es krim rasa vanilla favoritku. It's been 2 years since the day we met. Aku dan Ashton selalu bersama. Kami berangkat sekolah bersama, pulang sekolah biasanya kami akan mengunjungi cafe dekat sekolah. Sekedar duduk atau belajar. Dan ia akan kembali mengantarku pulang di sore hari.

Aku dengan nya memiliki berjuta juta hal kecil untuk di debat kan. Bahkan jika aku menghilang saat jam istirahat, aku bisa diomeli seharian. Bahkan satu sekolah tau kalau Ashton akan pergi kemanapun bersama ku. We go to prom together, we go on holidays together, we travel to many places together.

Aku dengan nya memiliki banyak kesamaan. Bahkan anak anak lain di sekolah pernah bertanya bahwa aku berpacaran dengan nya atau tidak. And of course i said no. Aku sama sekali tidak merasa akan memiliki seorang pacar dalam waktu dekat.

"Hey. Let's have dinner together. I'll pick you up at 7 okay ?"

Tanya nya dari dalam mobil saat sampai di pekarangan rumahku.

"Okay. See ya." Ucapku memasuki rumah. Seperti biasa, orang tua ku jarang di rumah saat siang hari.

○●○●

Aku membetulkan letak arah kemeja yang menutupi tank top hitamku. Melangkah turun dengan tergesa saat mendengar klakson mobil Ashton.

"Where we're going ?"

Tanyaku saat sudah memasuki mobil.

"What about pizza ?"

Tanyanya sambil fokus menyetir.

"Im so down." Ucapku menyalakan radio.

"So i have a family dinner tomorrow. I'm sorry, i can't go to school. I have a flight tonight."

OneShot(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang