58. Calum's : we'll get through.

187 18 2
                                    

Aku menghembuskan napas lega sesaat setelah mendengar pintu utama rumah ini terbuka lalu tertutup. Melirik jam digital di meja kecil di bawah tv, pukul 11 malam. Calum baru pulang dari studio, mungkin ia memiliki projek besar bersama bandnya.

"Hey Y/n," Sapa nya pelan sambil menaruh tasnya lalu duduk di sebelahku. Kami tidak bisa merusuh seperti jaman highschool dulu, setidaknya setelah kami memutuskan untuk tinggal bersama dan mengadopsi seorang gadis kecil yang sekarang sudah seperti oksigen kami berdua.

"Hey, how was your day ?" Tanyaku balik, membetulkan posisiku hingga ia bisa mengistirahatkan kepala di pangkuanku, yang memang ia lakukan setiap malamnya. Tidak, kami tidak memiliki hubungan spesial selain teman sepanjang hidup kami. Entah kenapa, mungkin karena kami berdua jauh dari orang tua, kami memutuskan untuk tinggal bersama dan menambahkan Carissa, gadis kecil kami, untuk mewarnai hari hari kampusku maupun hari hari studio Calum.

Aku memang memiliki perasaan lebih padanya, tapi aku tidak menaruh harapan besar. Bahkan ia sedang dekat dengan sahabatku sendiri, toh aku hanya menyandang status sebagai sahabat nya.

"Tiring. Luke terus memprotes soal aku memakai tasnya yang ku curi tiga tahun lalu, Michael pun tak henti hentinya mengatakan bahwa ia merindukan Crystal, dan Ashton jadi di mabuk cinta oleh siapa itu aku tidak tau." Aku terkekeh mendengar penuturannya, lucu melihat wajahnya yang berkerut menceritakan kejadian kejadian di studio hari ini sambil beristirahat di pangkuanku.

"Dan yah, mereka pun setuju jika lagunya di tam-"

"Mom ? Dad ?" Sesegera mungkin aku berdiri menghampiri Carissa setelah Calum duduk kembali dari posisinya. Carissa yang tengah berdiri tepat di anak tangga terakhir dengan tangan kiri memeluk boneka pinguin pemberian Luke saat ia baru datang, dan tangan kanannya mengusap matanya.

"What's up princess ?" Tanyaku sambil menggendongnya untuk duduk bersama ku dan Calum di sofa. Keberadaan Carissa di sambut semangat oleh Calum, langsung saja Calum meminta alih gendongan gadis 2 setengah tahun itu, memangku nya, mengelus rambutnya, menghujani Carissa dengan kecupannya. Dia memang ayah yang baik, pastinya.

"The monsters under my bed are scaring me, mommy." Ucapnya pelan setelah itu menguap, membuatku terkekeh. Dia selalu memakai alasan itu untuk tidur denganku, atau dengan Calum.

Ya, kami memang tidur terpisah. Kami hanya teman dekat, ingat ?

"Kau mau tidur dengan siapa, hm, malam ini ?" Tanya Calum sambil mencium gemas pipi chubby Carissa. Tatapan Calum pada Carissa berubah menjadi bingung saat gadis kecil itu menggeleng pelan. Membuatku mengangkat sebelah alis juga.

"Aku mau tidur bareng mom and dad." Seketika aku menangkap apa yang ia bicarakan. Kemarin ia tengah menginap di rumah kakakku, pasti ia merengek pada kakakku dan istrinya hingga mereka tertidur di satu ranjang yang sama.

Calum tersenyum, lalu bangkit dari duduk nya masih menggendong Carissa. "As your wish, princess." Ucapnya sambil mencium pelipis Carissa, membawa nya keatas setelah memberiku kode untuk menemui nya di atas segera.

Aku mengekorinya hingga sampai ke kamar Calum yang putih pucat, ia tengah menyalakan tv untuk Carissa agar ia tidak bosan menunggu Calum yang bersiap untuk tidur.

"Tak apa Cal, kau mandi saja." Ucap ku mengusap pundaknya lalu duduk di kasur king sizenya, bersama Carissa, yang langsung menyender pada lenganku.

Calum mengangguk pelan lalu masuk ke kamar mandi, aku pun menghela napas sekali lagi, tidak di percaya ia mengiyakan permintaan Carissa yang satu ini. Selama kami tinggal bersama, atau bahkan mengenal satu sama lain, kami tidak pernah tidur di satu ranjang yang sama.

Tak butuh waktu lama, Calum sudah keluar kamar mandi dengan celana pendeknya tanpa kaos. Ia langsung menaikkan sebelah alis seperti bertanya jika Carissa sudah tidur atau belum.

Aku melirik Carissa yang masih setia menyender pada lenganku, mengerjap beberapa kali berusaha untuk tidak tidur. Aku terkekeh lalu mengubah posisinya menjadi di gendonganku, menciumi pipinya gemas. Calum pun ikut duduk di sisi kasur yang satu lagi, terkekeh pelan memperhatikan Carissa di pangkuanku.

"Daddy !" Jeritnya penuh pertolongan untuk keluar dari pelukan ku, membuatku terkekeh. Calum pun juga, lalu merentangkan tangannya di depan Carissa untuk ia raih.

"Come, sleep between me and your momma, bub." Ajak Calum yang di sambut Carissa dengan senang hati. Carissa langsung saja menempel pada kasur, tepat di tengahku dan Calum. Menunggu kami berdua untuk menyusulnya.

Aku membiarkan lampu di nakas sebelahku menyala, gadis kecil ini tidak suka kegelapan. Lalu berbaring di sebelahnya yang sudah menguap beberapa kali.

"Good night, little miss Hood." Ucap Calum mendekat kan diri pada Carissa, mencium dahi nya lalu mengusap punggung Carissa, yang memang tengah terkurap.

"Dad i want a family hug" Pintanya penuh harap. Family hug itu saat kami bertiga berpelukan seperti keluarga harmonis lainnya, dan sepertinya Carissa menyadari bahwa kedua orang tuanya sedikit berbeda.

"Come here," Ucap Calum, membuatku juga sedikit bergeser ke arahnya, sampai aku merasakan tangannya beristirahat di sisi pinggangku. Dan aku juga mendekap Carissa dan dirinya.

"Night mom, night dad, i laf you," ucap Carissa pelan sambil mendusel ke arahku, sehingga kami bertiga sangatlah dekat. Aku mengelus surai gelap Carissa yang kebetulan mirip dengan Calum, untuk menghilangkan rasa canggung antara aku dan Calum yang masih terjaga.

"Tak apa kan ? Kita tidur seperti ini ?" Tanya nya dengan nada sedikit ragu, walaupun aku tidak melihat wajahnya karena ruangan cukup gelap.

"Tak apa Cal," balasku pelan, masih mendekap Carissa.

"Kalau bisa, aku ingin terus seperti ini." Aku terdiam mendengar penuturan Calum, tanda tanya besar mendatangi kepalaku.

"Seperti mimpi rasanya memiliki keluarga kecil sesempurna ini, y/n. Aku menikmati saat saat seperti ini, sangat. Aku tidak ingin ia tumbuh dengan cepat lalu bertemu lelaki yang ia cintai, lalu pergi meninggalkan kita berdua." Lanjut Calum, aku hanya mendengarkan penuturannya. Jika saja otakku sedang konslet, aku bisa membalas penuturannya dengan umpatan 'aku menyayangimu dari seribu abad yang lalu brengsek ! Mengapa kau memberiku harapan saat kita hanya sahabat, dasar botak !"

"Calum, kau tidak perlu berfikir sejauh itu. Bahkan kita tidak mungkin bisa bersama membesarkan Carissa hingga dia menikah. Ia mungkin akan mendapat mom baru, kau yang memiliki kuasa lebih untuknya." Ucapku pelan, lebih seperti bisikan.

"Y/n, dengar, tidak ada yang bisa menggantikan posisi mom untuknya selain kau. Kau sudah menjadi sosok malaikat pelindung nya dari hari pertama ia menginjakkan kaki di rumah kita. Aku tidak mungkin bisa menggantikan dirimu." Aku menunduk menatap surai gelap Carissa mendengar penuturan Calum, juga tangannya yang mengusap punggungku pelan.

"Kita akan terus bersama. Merawatnya menjadi perempuan sehebat dirimu, ibuku, dan ibumu. Kita akan memberinya rasa rumah yang permanen, yang ia tidak rasakan semenjak lahir di bumi. Trust me, love, i love you and we're going to be together untill we're 80 or more. We'll make it through." Ucapnya, berganti mengelus lenganku.

"Tell me you love me too, and promise me, we'll get through." Ucapnya penuh harap membuatku menghela napas.

"I love you Calum, i always do, and we will make it through." Ucapku pelan, menyadari senyum nya mengembang sambil mendekatkan diri, mencium dahiku.

"Good night, mrs. Hood."

Hi hi halo

Iya udah sebulan lebih ga publish

Biasa, abis ide

Iyaiya lama emang

Ini juga nulis baru kok

Sebulan kemaren bener2 ga ada niatan dah

Ga boong bener2 ga punya ide

Padahal tiap malem baca blurb 5sos

Lucu emang :"

Love,
Tep.

OneShot(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang