⏩ Aluna : Hari Ini ⏪

2.8K 456 19
                                        

Begitulah akhirnya.

Akhir dari catatan harian Sekala.

Sekala-ku yang pergi entah kemana.

Sekala-ku yang tidak pernah kembali.

Aku menghela napasku berat. Menatap nanar laut biru tua yang ada di hadapanku itu.

Lalu ponselku bergetar. Menampilkan sebuah notifikasi pesan dari Nadia.

Nadia : Lun, lo dimana?

Akupun mengetikkan beberapa buah kata untuk membalas pesannya.

Namun belum sempat aku mengirim pesan itu, suara cempreng khasnya sudah memanggilku dari arah belakang.

"Luna!"

Aku memutar kepalaku. Menatap ke arah sumber suara. Membeku di tempat, tak bisa berkutik selain air mata yang jatuh perlahan membasahi pipiku.

Aku hanya bisa menatapnya. Menatap mereka lebih tepatnya. Nadia dan laki-laki bertubuh tegap yang berjalan mendekat ke arahku.

"Sekala?"

Aku bangkit berdiri. Meraih wajahnya. Memastikan ia benar-benar nyata dan tangis serta senyum bahagiaku tak terbendungkan lagi.

Aku segera memeluknya begitu erat. Menangis pada dada bidangnya. Tidak ingin melepaskannya lagi.

Namun laki-laki itu tak bereaksi apa-apa selain berucap,

"Kamu siapa?"

Tubuhku rasanya roboh seketika. Seperti tak ada tanah untukku berpijak. Aku merenggangkan pelukkanku dan menatapnya sendu.

Ini Sekala.
Benar-benar Sekala.

Namun dahinya berkerut tipis dan bertanya lagi,

"Kamu siapa? Maaf, saya baru bertemu kamu hari ini."

Dan, kisahku ini... masih belum berakhir.

RindumuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang