Pantai, laut, kuda hitam, bahkan rumahku sendiri.
Semua itu selalu mengingatkanku pada gadis itu. Baik di rumah maupun pergi keluar, semuanya selalu mengingatkanku pada Gayatri. Rumahku sendiri, kuda hitam kesayanganku, Kencana Putra, Griya Laksmi, pasar, pantai hingga laut.
Semakin hari aku tidak bisa melupakannya. Semakin hari pula rasa nyeri di dadaku semakin bertambah. Aku tersenyum ketika mengingat gadis itu dan segala tingkahnya, tapi tak lama berselang, aku juga teringat, gadis itu juga sudah menjadi istri orang. Istri Gilang, salah satu keluarga yang memiliki posisi kuat di keraton. Keluarganya dekat dengan keluarga Raden Aji.
"Semua terlambat bukan?" tanya Mas Adinata sembari duduk di sampingku. Aku sedang berada di dekat rumah, di pantai lebih tepatnya.
Aku hanya tersenyum kecut. Benar katanya, semua terlambat.
"Mas, apa kamu akan pergi berlayar lagi?" tanyaku, menatap ombak yang datang lalu menghilang di hadapanku. "Berada di sini membuatku selalu teringat pada gadis itu."
"Rasanya tidak." Mas Adinata menggeleng pelan. "Aku akan menunggu Hanum melahirkan terlebih dahulu."
"Apa kamu kenal seseorang yang akan pergi berlayar dalam jangka waktu dekat ini?" tanyaku lagi. "Saya ingin melupakan semuanya. Semua tentang Gayatri."
Aku benar-benar ingin pergi. Menenangkan diriku sejenak dan melupakan tentang Gayatri perlahan. Aku ingin menyibukan diriku sehingga lupa pada gadis itu.
"Ada, Raden Gilang akan berlayar seminggu lagi," jawabnya seperti tidak ada beban. Seperti tidak merasa bersalah padaku dengan menyebut nama itu.
"Kamu ingin saya pergi bersama suaminya?" tanyaku, sedikit sewot. Pergi bersama suami Gayatri? Yang benar saja!
Mas Adinata terkekeh. "Saya belum menyebutkan yang lain."
"Tapi kamu tidak perlu menyebut namanya," sahutku sedikit kesal seraya memalingkan wajahku darinya.
"Kamu tahu, temanku, Jaka? Dia akan pergi ke Cina tiga hari lagi," ucapnya, kali ini tidak memancing emosiku lagi.
"Ya, saya tahu. Bisa bilang padanya saya akan ikut?" pintaku sambil menatap Mas Adinata.
"Cuaca akhir-akhir ini buruk. Setahu saya kapal Jaka juga tidak terlalu baik sekarang," jelasnya dengan dahi berkerut.
"Tak apa, saya hanya ingin pergi dan melupakan gadis itu."
[.]
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindumu
Short Story[BOOK 2] Read HEARTBEAT first! "Jika kamu, Gayatri kedua-ku, Cataluna Renata, membaca catatan ini. Itu tandanya, aku, Sekala Ajinegara, sudah kembali ke dalam masa penantian panjang. Menanti Gayatri-ku yang lain lagi. Walau sesungguhnya aku tak mau...
