💧 Selamanya 💧

2.3K 383 18
                                        

Angin semilir berhembus membelai rambut seorang perempuan yang sedang duduk menatap halaman belakang rumahnya. Rumah yang langsung menghadap ke arah lautan.Dia sedang pening mencari pekerjaan dan tidak enak badan akhir-akhir ini.

Matanya menatap lurus ke depan tapi kosong, dia memikirkan banyak hal akhir-akhir ini. Setelah keluar karena aturan pasangan suami istri tidak boleh berada di kantor yang sama, Aluna hanya berdiam diri di rumah sekarang. Kadang ia membuat kue atau memasak hal lain.

"Hai, sayang."

Sebuah kecupan manis segera mendarat di pipi Aluna beserta sebuah pelukan hangat dari suaminya. Sekala menenggelamkan kepalanya di bahu Aluna, mencium aroma parfum vanila yang sering istrinya pakai itu.

"Tumben pulang cepet," celetuk Aluna seraya mengusap rambut Sekala pelan.

"Kangen sama kamu," sahut Sekala, masih menyembunyikan wajahnya. Membuat laki-laki itu segera mendapat cubitan di lengannya.

Sekala terkekeh lalu menegakkan tubuhnya, tapi tangannya masih memeluk Aluna. "Aluna?"

"Ya?" jawab Aluna seraya memutar kepalanya menatap Sekala.

"Kalau kita anak kita perempuan nanti, kasih nama Gayatri ya?" pinta Sekala tanpa rasa bersalah. Membuat Aluna mendengus sebal, lalu hendak bangkit, tapi tangan Sekala segera menahannya.

"Masih inget mantan, Mas? Kasih nama aja sekalian Gayatri Nadia Ajinegara," sahut Aluna sewot.

"Kalau enggak ada Gayatri, saya mungkin enggak ketemu kamu," bela Sekala.

"Berarti kalau anak kita laki-laki nanti namanya Gideon ya?"

"Kenapa kamu bawa-bawa dia?" Kini giliran Sekala yang sewot.

"Salah sendiri bawa-bawa mantan," jawab Aluna lalu menjulurkan lidahnya kesal, bukannya marah, Sekala justru gemas dengan tingkah istrinya itu.

Sekala hanya tersenyum kecil lalu mengeratkan pelukkannya. Mencium puncak kepala istrinya itu selama beberapa detik. Membuat aroma apel segera memenuhi indra penciumannya.

"Kamu hidup di sini dan enggak tambah tua sedikitpun," ucap Aluna seraya mengamati wajah Sekala dan menyentuhnya pelan. "Sementara aku makin lama makin tua."

Segera, garis tipis tampak di dahi Sekala. Menatap tingkah aneh istrinya itu. "Saya bertambah tua. Sekarang usia saya dua puluh tiga."

"Nah kan sekarang kita jadi seumuran, nanti aku yang jadi lebih tua," Aluna mendumel seraya mengerutkan bibirnya, murung. "Nanti kalo aku jadi nenek-nenek, kamu dikira anaknya."

"Setelah bertemu kamu usia saya akan bertambah," jelas Sekala lalu membelai rambut Aluna pelan.

"Masa?" Aluna menatap Sekala ragu.

"Kalo saya tidak menua memang kenapa?" tanya Sekala seraya tersenyum kecil, menggoda Aluna.

"Apa kamu akan mencari aku yang lain lagi?" Aluna balik bertanya. "I mean, dari Gayatri ke aku lalu--"

Sebuah ciuman segera mendarat di pipi Aluna. Membuat perempuan itu segera diam.

"You're the only one, saya enggak akan cari Gayatri atau Aluna yang lain lagi," jelas Sekala, masih membelai rambut Aluna. "Kamu selamanya untuk saya."

Dan, wajah Aluna segera memanas setelah itu.

[.]

RindumuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang