Gideon : Nat, jalan yuk? Udh lama kita gk jalan brg?
Aku terdiam sejenak sambil menatap layar ponselku. Tidak biasanya Gideon mengajakku jalan. Ya entah ini berdua atau berramai-ramai.
Aluna : Sama siapa?
Tak perlu menunggu lama, balasan dari Gideon segera masuk.
Gideon : Berdua
Gideon : Kamu free kan hari ini? Aku jemput di kantor gmn?
Aku mengerutkan bibirku. Berdua? Apa tidak masalah? Bagaimana jika pacarnya nanti cemburu.
Aluna : Pacar kamu gmn?
Gideon : Aku udh putus sama dia, Nat.
Gideon : Jd gimana?
Aku menghela napasku sebelum akhirnya membalas pesannya.
Aluna : Okay, sepuluh menit lg aku plg
Sudah lama sejak terakhir kali aku pergi bersama Gideon, jadi tidak ada salahnya kami pergi bersama. Dia sudah seperti kakakku. Dia akan menjemputku di kantor, itu artinya aku tidak akan pulang bersama Sekala seperti biasanya. Ya, setidaknya aku tidak perlu melihat Sekala bersama Nadia. Itu hanya akan menambah luka di hatiku dan aku hanya akan menjadi obat nyamuk di sana.
Aku mengemasi barang-barangku. Bersiap untuk pulang dan menyelesaikan tugasku yang lain di rumah saja. Lalu seorang pria berjas biru dongker menghampiriku.
"Mau balik, Al? Bareng saya saja," ajaknya seraya tersenyum ramah.
Aku mengusap tengkukku. "Maaf, Pak. Saya dijemput hari ini."
Sekala menghembuskan napasnya asal lalu tersenyum tipis. Raut wajahnya seperti menunjukkan rasa... kecewa, mungkin?
"Kalau begitu, bareng sampai depan kantor gimana? Saya temenin kamu sampai orang yang jemput kamu datang, deal?"
Aku mengangguk.
Kami berdua kemudian berjalan beriringan menuju halaman depan kantor. Entah hanya perasaanku saja atau bagaimana, Sekala sedikit berbeda hari ini. Ya, raut wajahnya sedikit aneh. Tak setenang biasanya.
"Siapa yang jemput kamu? Temen?" tanya Sekala yang menemaniku di halaman depan kantor kali ini. Beberapa pegawai tampak mengamati kami berdua.
"Iya, temen," jawabku singkat.
"Tumben dijemput," celetuk Sekala.
Aku menatapnya dan ia memalingkan wajahnya. Menatap ke segala arah. Dia banyak basa-basi hari ini.
"Kebetulan temen aku ngajak jalan, jadi dia jemput aku sekalian," jelasku.
Sekala hanya mengangguk.
Lalu sebuah mobil putih berhenti tepat di hadapan kami berdua. Pengemudinya pun turun dan menghampiriku.
"Ayo, Nat!" ajaknya seraya membukakan pintu bagian depan.
"Laki-laki?" gumam Sekala tapi aku bisa mendengarnya dengan jelas.
"Kenapa?"
Sekala menggeleng. "No problem."
"Aku pergi dulu ya?"
Sekala mengangguk.
Aku kemudian masuk ke dalam mobil Gideon tetapi mataku masih tertuju ke arah Sekala yang masih menatap mobil putih ini.
Wajah itu....
Sekala, apa kamu baik-baik saja?
[.]
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindumu
Short Story[BOOK 2] Read HEARTBEAT first! "Jika kamu, Gayatri kedua-ku, Cataluna Renata, membaca catatan ini. Itu tandanya, aku, Sekala Ajinegara, sudah kembali ke dalam masa penantian panjang. Menanti Gayatri-ku yang lain lagi. Walau sesungguhnya aku tak mau...
