Satu.
Dua.
Tiga.
"Aaaaa!"
Aku berteriak girang di dalam kamar. Rasanya jutaan kupu-kupu berterbangan di perutku. Aku melompat-lompat di atas ranjang. Rasanya.... rasanya bahagia sekali! Aku merasa seperti remaja yang sedang jatuh cinta lagi, padahal usiaku sudah hampir menginjak seperempat abad.
Sekala bermimpi tentangku!
Dia memimpikanku lagi!
Kejadian saat kami pertama kali bertemu di UKS!
Aku merebahkan diriku di atas ranjang. Menatap langit-langit kamarku tanpa menurunkan senyum.
Beginilah ceritanya.
Kali ini bukan di depan kantor, bukan di dalam mobilnya ataupun di cafe dekat kantor. Aku dan Sekala pergi berdua ke sebuah restoran untuk mencari makan siang. Ya, kami berdua sedikit bosan dengan makanan di sekitar kantor dan akhirnya mencari tempat makan lebih jauh.
Ya, jarang-jarang ada atasan semacam Sekala. Beberapa orang juga mungkin heran dengan kami berdua, tapi kenyataannya adalah kami ini pernah dekat. Bahkan aku sekarang merasa dekat dengannya.
"Aluna, saya kenal kamu belum ada sebulan, tapi entah kenapa saya merasa sudah dekat dengan kamu sejak lama," celetuk Sekala sembari melipat tangannya di atas meja. Menunggu pesanan kami datang.
Aku hanya tersenyum tanpa menjawab. Dalam hati aku berkata, "Kamu mungkin lupa, tapi hatimu tidak akan pernah bohong."
"Ah, iya," ucapnya lagi seraya tersenyum manis. "Semalam saya bermimpi tentang kamu lagi."
Aku menampilkan wajah terkejutku. Sementara wajah Sekala tampak berbinar senang. Moodnya sedang baik dan dia sepertinya senang ketika dia bermimpi tentangku.
"Ah, bukan apa-apa sih saya mimpiin kamu mulu. Saya juga enggak tahu kenapa."
Sekala mengusap tengkuknya. Dia tampak tidak enak kepadaku.
"Nggak apa-apa kok. Mimpi kan alam bawah sadar yang ngatur," Aku terkekeh. "Gimana mimpinya?"
"Kamu sama Nadia itu masih SMA, terus kamu itu ada di UKS gara-gara diusir sama guru sejarah kamu. Gara-gara tidur di kelas deh kayanya. Lalu saya datang ke kamu. Aneh sih, tapi saya bisa lompat-lompat dari atap ke atap seperti superhero di film. UKS kamu ada di lantai tiga," cerita Sekala dengan antusias, aku juga menatapnya dengan antusias.
Jadi begitu cara kamu datang dan pergi waktu di UKS? Pantes di sekolah enggak ketemu.
"Tapi kamu malah takut sama saya dan teriak minta tolong. Akhirnya saya pergi kembali ke rumah lewat pintu ruang guru. Semacam teleportasi gitu," lanjut Sekala sebelum akhirnya tertawa. "Aneh ya? Saya bisa punya kekuatan kaya gitu. Bisa teleportasi juga."
Aku menggeleng seraya tersenyum. "Enggak, kamu emang mahluk ajaib kok."
"Sekala-man?" candanya.
Aku pun tertawa.
Hari itu, aku bisa lebih dekat dengan Sekala walaupun tidak sedekat dulu. Rasanya senang sekali.
Dan hari itu, tidak ada Nadia di sana.
Hanya kami berdua.
Aku dan Sekala-ku.
[.]
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindumu
Short Story[BOOK 2] Read HEARTBEAT first! "Jika kamu, Gayatri kedua-ku, Cataluna Renata, membaca catatan ini. Itu tandanya, aku, Sekala Ajinegara, sudah kembali ke dalam masa penantian panjang. Menanti Gayatri-ku yang lain lagi. Walau sesungguhnya aku tak mau...
