💧Take Care💧

2.1K 352 14
                                    

Kabar Sekala yang kembali hidup itu sudah menyebar ke seluruh desa, bahkan hingga ke keraton. Buktinya, tadi siang Raden Aji dan Raden Murti, kakaknya, datang untuk memastikan. Banyak hal yang mereka tanyakan dan pertanyaan itu tergolong konyol hingga Sekala hanya bisa menggelengkan kepala.

Mereka sudah kembali sekarang. Hanya Hermawan dan Gayatri yang tinggal di rumah Sekala lebih lama. Hermawan akan menginap sampai besok pagi, tetapi itu tidak mungkin bagi Gayatri.

"Tidak baik kamu berada di rumah saya sampai larut malam, Gayatri," peringat Sekala yang kemudian duduk di samping perempuan itu. Mereka berdua duduk di atas pasir putih yang ada di tepi pantai.

"Setelah ini saya akan pulang," sahut Gayatri seraya menundukkan kepalanya murung. Sebenarnya dia masih belum ingin beranjak. "Sebentar lagi."

"Saya sudah meminta Pak Usman untuk mengantar kamu. Dia sedang menyiapkan kereta kudanya."

Sekala tersenyum simpul. Menatap mantan tunangannya yang kini duduk tepat di sebelahnya. Wajah gadis itu tampak bercahaya karena sinar bulan purnama malam ini.

"Kenapa bukan kamu?" gumam Gayatri pelan, bibirnya tampak berkerut sebal.

"Apa?" sahut Sekala yang mendengar suara Gayatri itu samar-samar.

Gayatri menggeleng. "Enggak."

"Mau saya ceritakan sesuatu?" tawar Sekala untuk mengusir kebosanan Gayatri sembari menunggu Pak Usman dan kereta kudanya datang.

Gayatri mengangguk seraya tersenyum ke arah Sekala.

"Ketika saya berangkat pulang dari Italia, saya berniat untuk melamar kamu ketika kembali." Sekala menghela napasnya berat. Rasanya berat mengingat kenangan lamanya yang cukup untuk membuat dadanya terasa sesak itu. "Sayangnya kamu sudah bersama orang lain."

Lidah Gayatri terasa kelu. Tidak bisa mengucapkan sepatah katapun dari bibirnya. Hanya hatinya terasa ngilu.

"Tapi kamu masih terus muncul di hadapan saya walaupun kamu sudah memiliki Raden Gilang," tambah Sekala. Kepalanya mendongak ke atas menatap bintang dan bulan yang berjajar di atas langit.

"Saya pernah mendengar sebuah cerita dari Mas Gilang, dia bilang, setiap manusia memiliki tujuan lahir di dunia ini. Jika dia belum bisa memenuhi tujuannya, dia akan dilahirkan kembali," ucap Gayatri, matanya mengamati wajah Sekala yang masih tampak kurus itu.

"Apa saya akan dilahirkan kembali?" Sekala tersenyum kecut. "Saya seperti hidup tanpa tujuan sekarang."

Gayatri tersenyum tipis.

"Ah, saya punya satu cerita lagi," celetuk Sekala.

"Apa itu?"

Sekala menatap Gayatri.

"Setiap orang memiliki pasangan hidup dan belahan jiwanya masing-masing. Pasangan hidupmu tidak selalu belahan jiwa."

"Apa itu belahan jiwa?"

"Belahan jiwa adalah orang yang paling dekat dengan dirimu. Orang yang paling membuatmu merasa nyaman hingga kamu melupakan segalanya."

"Jadi kamu belahan jiwa saya?" tanya Gayatri sambil menatapnya nanar.

Sekala tersenyum getir. "Gayatri?"

"Ya?"

"Jika kita dilahirkan kembali, mari hidup sebagai keduanya. Belahan jiwa dan pasangan hidup."

[.]

RindumuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang