🌼 Gayatri : Salah 🌼

2.4K 329 18
                                    

Semua orang di sini ramah. Mereka memperlakukanku dengan baik, begitupula dengan Mas Gilang. Aku sudah menceritakan segala hal tentang aku dan Sekala kepadanya, dan dia mau menerimaku walau hatiku masih untuk Sekala.

Setiap aku menatapnya, aku merasa bersalah. Bersalah karena menerima lamarannya, bersalah karena menikah dengannya, bersalah karena menerima cintanya yang tak bisa kubalas.

Aku berdiri di balkon. Menatap hutan dan penggunungan yang membentang di sekitar rumah Mas Gilang. Membuatku teringat pada Sekala lagi, ketika aku dan dia berkuda menuju Griya Laksmi.

Mataku beralih ke arah hiasan rambut berwarna merah yang ia berikan padaku. Bahkan laki-laki itu juga memakaikannya padaku. Membuatku semakin sulit melupakannya.

Mungkin salahku, mungkin juga salahnya.

Kesalahanku adalah aku terlalu berharap dia akan jatuh padaku dan percaya pada semua ucapan Mas Hermawan dan Mbak Kesuma.

Walau akhirnya semua itu benar di waktu yang salah.

Sedangkan kesalahannya adalah, dia mengakui perasaannya ketika aku sudah mulai menyerah.

"Hari ini Sekala pergi berlayar lagi," ucap Mas Gilang yang muncul entah darimana. Tiba-tiba saja dia muncul di sampingku.

"Lalu?" Aku bertanya pelan.

"Bagaimana perasaanmu?" Dia bertanya, sambil menatap ke arahku kali ini.

"Biarlah dia pergi," ucapku, sambil menyembunyikan hiasan rambut yang Sekala berikan waktu itu. "Asalkan dia tetap baik-baik saja dan bisa kembali dengan selamat. Hanya itu yang bisa saya harapkan sekarang."

"Apa kamu masih mencintainya?" tanya Mas Gilang padaku. Sepertinya dia melihat hiasan rambut merah yang sedang berada di tanganku itu.

"Bukankah itu yang harus saya harapkan ketika seseorang sedang pergi?" Aku balik bertanya. "Apa salah jika saya berharap seperti itu?"

"Pertanyaan saya adalah apakah kamu masih mencintainya?" tanya Mas Gilang karena tadi aku masih belum menjawab pertanyaannya.

"Tidak," jawabku singkat. Saya tidak bisa berhenti mencintainya, maksudku. Tapi kalimat itu hanya aku sambung di dalam hati.

Mas Gilang tersenyum tenang. Dia kemudian meraihku ke dalam pelukkannya dan mengecup puncak kepalaku pelan. Membuatku semakin merasa bersalah.

Maaf, aku berbohong.

[.]

RindumuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang