2. Avira Andiana

15K 632 32
                                    

Drrrrt
Drrrrt

"Ya halo?"

"Kamu di mana sayang?"

"Di apartemen, Alex."

"Baiklah aku akan ke sana."

"Jangan sekarang, Alex. Aku benar-benar sibuk. Besok ya? Aku janji aku yang akan menemuimu."

"Aku merindukanmu, Avira. Malam ini ya sayang? Izinkan aku menemuimu malam ini."

"Tidak bisa, Alex. Kau tidak tau pekerjaanku sangat banyak hari ini. Sayang, mengertilah."

"Baiklah, sayang. Aku mencintaimu, Avira Andiana."

"Aku lebih mencintaimu, Alex Hudson."

Siapa kira percakapannya di telepon malam itu adalah percakapan terakhir dengan kekasihnya, Alex Hudson.

Siapa kira pertemuan yang ditundanya malam itu, seharusnya menjadi pertemuan perpisahan dengan kekasihnya, tapi ditolaknya.

Bukan karena tidak mau. Namun karena pekerjaannya yang menumpuk seakan menghalangi pertemuan kedua insan itu.

Avira Andiana. Menangis selama berbulan-bulan karena kepergian kekasihnya ke negeri nun jauh di sana.

Tanpa alasan.
Tanpa penjelasan.

Bahkan, Avira mengetahui kepergian Alex dari sahabat dekat Alex-saat kuliah dulu.

Ia kecewa. Sangat kecewa. Kekasihnya pergi meninggalkannya disaat mereka sudah merancang masa depan bersama-sama.

Berkali-kali Avira mencoba menghubungi Alex, yang terdengar malah suara pemberitahuan bahwa nomornya sudah tidak aktif lagi. Begitu juga dengan semua sosial medianya yang hilang bagai tertelan bumi.

Dulu, Avira sangat mencintai Alex. Tapi dulu. Sebelum Alex pergi meninggalkannya.

Kini, Avira merasa, Alex adalah pria paling brengsek yang ia kenal. Avira tidak akan pernah memaafkan Alex meskipun Alex datang kembali dan berlutut di hadapannya. Bahkan dalam mimpi Avira sekalipun.

🌼🌼🌼

Sosok itu tertidur pulas di atas tempat tidur berukuran Queen size dengan balutan selimut bernuansa merah jambu.

Alarm hello kitty kesayangannya sudah berbunyi sedari tadi, tapi ia seakan menulikan pendengaran.

Bahkan, saat semburat mentari berhasil menerobos masuk melalui jendela yang sudah terbuka, sosok itu malah semakin merapatkan selimutnya.

Avira Andiana. Seorang putri berwajah cantik layaknya bidadari.

Ia merupakan wanita karir yang mempunyai motto "Bekerja tanpa henti, kebahagiaan menanti."

Usianya masih sangat muda untuk ukuran wanita penggila kerja.

Bukan tanpa alasan. Ia menjadi seperti itu sejak ditinggal kekasihnya.

Baginya, bekerja mampu mengalihkan pikiran negatifnya agar tidak terus-menerus dirundung pilu.

"Avira!"
Suara teriakan wanita menggelegar di penjuru kamar.

"Avira! Bangun! Kau kesiangan!" Teriakan itu terdengar lagi.

"Hmm"
Avira akhirnya membuka mata perlahan sambil menggeliat. Ia melihat wajah sahabatnya-Vanya-dengan raut yang terlihat seperti singa betina. Buas.

Love in the CornerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang