23. Accept The Marriage

5.3K 259 0
                                    

Malam semakin larut dan waktu sudah menunjukkan pukul 2.

Ethan menatap jendela kamar Avira dari dalam mobil. Lampunya sudah padam, akan tetapi tirai jendela masih terbuka.

Ethan segera memarkirkan mobilnya ke dalam garasi. Setelah selesai, Ethan menaiki tangga menuju kamar Avira. Ia berdiri di depan pintu sembari menarik nafas dalam-dalam. Membuka pintu perlahan dan..tidak menemukan Avira.

Ethan memasuki kamar Avira. Mencari di setiap sudut ruangan. Dirinya seolah panik bahwa Avira akan meninggalkannya.

Ethan berniat mandi sebelum ia mencari Avira di apartemen. Saat ia membuka pintu kamarnya, ia melihat sosok cantik yang sedang tertidur dalam remangnya lampu kamar. Ethan segera menyalakan lampu dan langsung menampakkan Avira.

Itu Avira. Avira yang sangat dirinduinya. Ethan melangkah mendekati ranjang. Menatap wajah Avira dalam dan mengelus rambutnya lembut.

"Kau selalu saja cantik, Avira." Ethan bergumam kecil.
Ethan mengecup bibir Avira sekilas dan tiba-tiba saja ada lengan yang mengalung di lehernya.

"Ethan.."

"Apakah aku mengganggu tidurmu?"

"Tidak. Aku menunggumu."

"Merindukanku, hm?"

"Sangat."

Ethan mengecup bibir Avira lagi. Ia bahkan menghujami wajah Avira dengan kecupan-kecupan kecil.

Avira tertawa. Ia merasakan dirinya tergilitik.

"Ethan, hentikan. Kau membuatku geli."

"Apa Avira? Lanjutkan? Baiklah." Ethan malah semakin menggelitiki Avira dengan kecupan-kecupannya.

Tiba-tiba Avira menghentikan kegiatan Ethan dan mendekat ke bibir Ethan. Avira merasa ada yang tidak beres di sana.

"Ethan, ada apa dengan bibirmu?"

"Bibirku?" Ethan langsung mennyentuh bibirnya. Terdapat lipstick merah di tangan Ethan setelah ia mengusapnya.

"Kau berciuman dengan siapa?" Avira bertanya penuh selidik.

"Ini tidak seperti yang kau bayangkan, Avira. Hanya bibirmu yang aku damba."

Avira mendekatkan wajahnya lagi. Ia mencium bau alkohol dari mulut Ethan.
"Kau mabuk, Ethan.."

"Tidak, Avira. Aku masih sangat sadar."

"Tapi kau meminum alkohol. Kau pergi kemana?"

"Baiklah. Aku menyerah. Aku hanya mengunjungi Jason. Dia merindukanku."

Avira terdiam. Matanya menyipit dan tangannya disilangkan di depan dada.

"Baiklah baiklah. Aku memang ke sana untuk mencari hiburan. Tapi aku tidak jadi melakukannya karena kau, Avira."

"Hiburan seperti apa yang kau butuhkan, Ethan?"

Kali ini Ethan yang terdiam. Ia menatap Avira penuh penyesalan.

"Hiburan seperti apa yang kau cari?" Avira bertanya sekali lagi dengan nada penuh penekanan.

"Avira.. aku sudah mengatakan jika aku tidak jadi melakukannya."

"Aku hanya bertanya hiburan seperti apa yang kau inginkan."

"Avira.. in-" Tiba-tiba Avira melumat bibir Ethan dalam. Avira mengalungkan kedua lengannya di leher Ethan. Avira bahkan menarik Ethan untuk berbaring dengan posisi Ethan di atas tubuh Avira.

Ethan membelalakkan matanya tak percaya. Ethan berusaha melepaskan diri namun Avira justru menekan tengkuk Ethan.

"Jika hiburan seperti ini yang kau butuhkan, kau bisa melakukannya denganku, Ethan." Kata Avira di sela-sela ciuman mereka.

Love in the CornerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang