8. Mutual Banging

7.5K 381 5
                                    

Selamat Tahun Baru 2018!
Semoga tahun ini cerita Love in the Corner semakin berkembang ya.

Jangan lupa follow dulu sebelum baca karena cerita ini random private. Berikan vote dan komentar kalian juga. Thank you 💕

===

Namun, di kejauhan, seseorang yang juga memperhatikan mereka mendengus kesal. Pikiran jahat mulai menari-nari di otaknya dan ia sudah tidak sabar untuk menghancurkan tergetnya. Sudut bibirnya terangkat sebelah dan seringai tajam muncul dari matanya.
"Kau boleh tersenyum sekarang, karena sebentar lagi, aku akan membuatmu lupa apa itu kebahagiaan. Tunggu saja!" Lalu tawa mengerikan menggelegar memenuhi mobil yang ditumpanginya.

🌼🌼🌼

Avira dan Ethan tiba di kantor. Mereka berjalan beriringan memasuki gedung mewah itu. Berpuluh-puluh pasang mata memandang mereka bergantian dengan tatapan yang berbeda. Ada yang memandang takjub, ada juga yang memandang tak suka ke arah Avira. Tentu saja. Siapa yang rela seorang CEO tampan yang dikenal dingin kepada setiap wanita itu kini terlihat berjalan bahkan menggandeng jemari seorang..Avira Andiana.

Avira yang risih ditatap seperti itu pun berkata setengah berbisik ke arah Ethan.
"Ethan, lepaskan genggamanmu."

"Kenapa?" Ethan menoleh sebentar ke arah Avira kemudian menatap kembali lurus kedepan. Mengangguk dan menjawab sapaan para karyawannya dengan tatapan dingin. Hal yang sudah menjadi kebiasaannya.

"Tatapan para karyawan wanita itu seakan ingin membunuhku, Ethan."

"Biarkan saja."

"Ish kau ini. Kau berniat membuat para karyawan wanita di sini menjadi musuhku ya?"

"Mereka tidak akan berani macam-macam, Avira. Percayalah. Dan lagi, berhentilah tersenyum kepada semua orang." Ethan memperingati karena sedari tadi ia melihat Avira tersenyum kepada semua orang yang menyapa mereka. Hal itu membuat Ethan merasa kesal mengingat sikap ramah Avira dan senyum semanis madu itu ditujukan kepada orang lain selain dirinya. Ralat. Avira bahkan tidak pernah menunjukkan sikap ramah kepada dirinya.

"Memangnya kenapa?" Avira mengernyit bingung.

"Kau membuat para pria menatapmu lapar."

"Aish. Itu hanya pikiranmu saja."

"Ya. Pikiranku dan pikiran para pria. Kau tidak mengerti karena kau bukan pria, Avira."

"Memangnya seperti apa pikiran para pria?"

"Mereka hanya memikirkan cara untuk menyeretmu ke ranjang lalu mengungkungmu."

Avira tersentak. "Apa kau juga punya pikiran seperti itu, Ethan?"

"Tentu saja. Aku ini seorang pria."

Jawaban Ethan sukses membuat Avira bergidik ngeri. Ia menatap Ethan dari atas hingga bawah memastikan bahwa Ethan tidak akan berbuat macam-macam.

"Perhatikan jalanmu, Avira. Aku tau aku ini tampan."

Avira memutar kedua bola mata jengah. "Hell. Percaya diri sekali. Aku hanya memastikan kau orang baik."

"Really? Kau menganggapku jahat?"

"Kau bilang kau seorang pria, Ethan."

"Lalu? Dimana salahnya? Apa kau ingin aku bertransformasi menjadi seorang wanita?"

"Well. Itu menggelikan. Bukan itu. Hanya saja, kau tadi mengatakan bahwa para pria hanya memikirkan cara untuk menyeretku ke ranjang dan mengungkungku, Ethan. Dan kau..pria yang juga memiliki pikiran seperti itu."

Love in the CornerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang