43. Feel Crazy (3)

5.6K 295 36
                                    


Click vote, Enjoy reading then!


...

Sesaat setelah pintu terbuka, Avira terkejut melihat pemandangan di depannya. Matanya membulat sempurna dan tubuhnya menegang di tempat ia berdiri. Sosok tinggi gagah mengenakan kemeja putih dengan berbalut jas terlihat tengah berdiri bersandar pada dinding sebelah jendela sembari memasukkan sebelah tangannya di saku celana. Sosok itu tersenyum. Sementara tangan lainnya tampak memegang dasi, mengangkatnya ke udara lalu mengeluarkan suara yang sukses membuat Avira meremang.

"Mau memakaikan dasiku?"

Avira masih berusaha mengumpulkan kesadarannya. Berulang kali matanya berkedip-kedip untuk memastikan bila ia tidak salah melihat. Avira membuang nafas lelah dan mengusap kasar air mata yang tiba-tiba saja sudah mengalir membasahi pipi. "Haaaah.. Aku benar-benar gila. Aku merasakan kehadiranmu sangat nyata, Ethan." gumam Avira lirih. Matanya tidak berpaling dari sosok yang saat ini sudah berdiri di hadapannya. Tangan Avira terulur berusaha menyentuh wajah Ethan, tapi tiba-tiba ia mengurungkan niatnya.

"Biarkan aku menikmati bayanganmu, Ethan. Aku tidak ingin kau menghilang saat aku menyentuh wajahmu." Lagi-lagi air mata Avira lolos dari pelupuk matanya. Avira masih menatap sosok itu dengan pandangan sayu. Ia benar-benar merindukan Ethan.

"Sentuh aku sesukamu, Sayang. Aku tidak akan menghilang." Tiba-tiba tangan sosok itu terulur dan mengusap pipi Avira lembut. Avira menegang. Ia merasa Ethan menyentuhnya. Avira berusaha meraih wajah Ethan yang saat ini tengah tersenyum menatapnya. Sekali lagi Avira mengulurkan tangannya dan secara perlahan tangannya mendarat di wajah Ethan. Avira mengusap alis mata, kelopak mata, menyentuh setiap ukiran wajah yang terlihat begitu sempurna, turun menuju hidung dan membelai rahang kokoh yang ditumbuhi bulu halus sehingga menghasilkan sensasi geli bagi Avira. Ini gila! Ethan benar-benar nyata! Aku bisa menyentuhnya, Ya Tuhan. Avira berteriak dalam hati.

"Ethan.." Avira memanggil Ethan dengan suara bergetar.

"Ethan.." Sekali lagi Avira memanggil nama Ethan. Ia tidak tau apa yang harus ia katakan. Matanya basah oleh air mata dan Avira mulai mengeluarkan isakannya. Ethan-nya benar-benar ada di sini. Dan Avira tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Iya, Sayang. Ini aku." Ethan membawa Avira ke dalam pelukannya. Mengusap punggung Avira lembut dan mencium puncak kepala Avira. Ia sangat merindukan wanitanya ini. Sebutlah dirinya jahat, tapi ia melakukan semua ini demi kebaikan Avira.

"Aku merindukanmu, Ethan.." Avira berkata sembari terus terisak. "Kau membuatku gila hingga aku berniat menyusulmu saat mengetahui bahwa kau meninggalkan aku!" Avira memukul-mukul dada bidang Ethan sekuat tenaga. Ia membenci pria ini. Avira terus memukul hingga lama-lama pukulan itu melemah dan Avira menghentikan isakannya. Mereka masih bertahan dalam posisi berpelukan hingga Avira mendorong tubuh Ethan menjauh dari dirinya.

"Aku membencimu, sungguh!" Avira berteriak dengan mata yang menatap tajam ke arah Ethan. Sementara Ethan hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. "Aku tau kau mencintaiku, Sayang."

Avira menghela nafas panjang. "Jika mencintaiku kenapa meninggalkanku, Ethan." Avira menatap Ethan dengan tatapan yang menyiratkan keingintahuan.

Ethan menarik Avira agar mendekat, memutar tubuh Avira dan memeluknya dari belakang. Posisi yang sangat didambakan Ethan agar ia bisa leluasa menghirup aroma dari tubuh Avira. "Aku tidak meninggalkanmu, Sayang. Aku justru menyelamatkanmu." Ethan membawa bibirnya menyusuri leher jenjang Avira.

"Menyelamatkanku? Apa maksudmu?" Avira bertanya dengan nada penasaran. Sesekali ia menaikkan bahunya karena merasa geli atas perlakuan Ethan.

"Aku akan menjelaskannya padamu nanti, Sayang. Sekarang biarkan aku mencumbumu." Ethan berkata sambil terus menciumi leher Avira. Ia mencecap dan menghisapnya sehingga meninggalkan hickey.

Love in the CornerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang