Ethan dan Avira tiba di mansion keluarga Exander.
Ethan menggendong Avira dan membawa langkah besarnya memasuki mansion itu dengan tergesa.
"Ethan, apa yang terjadi?" tanya Mommy Marie khawatir saat ia melihat Ethan melewati ruang keluarga menuju kamar miliknya.
"Tidak ada, Mom. Semua baik. Avira sedang tertidur." Jawab Ethan sembari terus berjalan menggendong Avira.
Setibanya di kamar, Ethan meletakkan Avira di atas ranjang dengan penuh kelembutan. Ia juga memberikan kecupan-kecupan kecil di wajah Avira.
"Syukurlah. Mommy akan menyiapkan air hangat untukmu." kata Mommy yang sudah menyusul Ethan di kamarnya kemudian berlalu memasuki kamar mandi."Mom, bagaimana keadaan Jennie?" Tanya Ethan sembari membuka kancing bajunya.
"Kau tau, Ethan. Jennie hamil." Mommy menjawab dengan sendu. Terdapat guratan kesedihan di sana.
"Ya. Aku tau, Mom. Bagaimana janinnya?"
"Janinnya tidak tertolong. Janin itu sudah berjalan 6 minggu, Ethan." Tiba-tiba Mommy meneteskan air matanya. Ia merasa sangat-sangat kehilangan.
Ethan yang mendengar itu pun mengumpat tertahan. "Shit!"
"Siapa laki-laki itu, Ethan? Siapa laki-laki tidak bertanggung jawab itu?" Mommy bertanya dengan nada kesakitan. Bagaimanapun juga, Jennie adalah bagian dari keluarga Exander. Momny Marie menyayangi Jennie seperti anaknya sendiri.
"Tenanglah, Mom. Aku yang akan mengurus ini." balas Ethan kemudian memapah Mommnya untuk duduk di sisi ranjang.
"Mommy merasa sakit sekali, Ethan. Mommy sangat mengerti bagaimana rasanya kehilangan seperti dulu saat Mommy kehilangan bayi yang ada dalam perut Mommy." Mommy Marie berkata dengan nada terisak. Ia menangis dalam pelukan Ethan.
"Mom, tenangkan dirimu. Aku tidak ingin kau mengingat-ngingat hal itu lagi." Ethan berkata sembari memeluk Mommy-nya erat.
"Apa kau sudah.. tau, Ethan?" Mommy Marie bertanya dengan raut terkejut.
"Aku tau, Mom. Aku tau saat Mommy sedang mengandung adikku, tapi dia tidak mau bertemu denganku di dunia ini. Dia sangat baik, Mom. Dia memberi kesempatan padaku untuk merasakan kasih sayang Mommy dan Daddy yang begitu besar." Jawab Ethan. Ethan bukan tidak tau alasan dia tidak memiliki adik. Meski Mommy dan Daddy selalu mengatakan bahwa memiliki Ethan sudah membuat mereka sangat bahagia, itu tidak sepenuhnya benar.
Ethan mengetahui fakta jika rahim Mommy-nya sangat lemah. Dulu, Mommy-nya sempat mengandung adik Ethan, akan tetapi janin itu tidak tertolong karena kondisi yang tidak memungkinkan meneruskan janin itu. Akhirnya dokter mengangkat rahim Mommy Ethan.
Itu sebabnya Ethan menjadi pewaris tunggal keluarga Exander. Maka dari itu Mommy sangat mengerti bagaimana rasanya kehilangan. Begitu juga dengan Ethan.
"Ethan... Maafkan Mommy.." Mommy Marie semakin terisak dalam pelukan Ethan. Ia merasa bersalah karena tidak bisa memenuhi keinginan Ethan memiliki seorang adik.
"Mom.. sssttt.. tenanglah. Aku sudah sangat bahagia memiliki Sirena, Jennie dan Angeline. Bahkan sekarang aku memiliki Avira, Mom. Meski aku anak tunggal, aku tidak pernah merasa kesepian." Jawab Ethan berusaha menenangkan Mommy Marie.
"Mommy selalu mendoakan kebahagiaanmu, Ethan." Mommy Marie mencium pipi Ethan. Ia bahagia memiliki seorang anak seperti Ethan.
Ethan menghapus air mata Mommy-nya dan mencium kening Mommy Marie dalam sembari berkata dengan lembut, "Aku mencintai kau dan juga Daddy, Mom."
"Tapi Ethan, siapa itu Angeline?" Mommy Marie bertanya dengan alis bertaut saat tiba-tiba teringat Ethan menyebutkan nama Angeline.
"Adik baruku, Mom. Dia sangat cantik. Aku bertemu dengannya di club milik Jason." Jawab Ethan dengan kerlingan di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in the Corner
Romance-Soft Adult- FOLLOW dulu sebelum membaca karena sebagian cerita diprivate. :) Di saat kau berusaha mati-matian menemukan kebahagiaan, tapi yang kau dapat hanyalah bualan. Kau berjuang keras melawan egomu untuk tidak lagi merasakan jatuh cinta. Namun...