35. Me or Ice Cream?

5.8K 256 8
                                    

Buat readers, jangan pernah berhenti ngasih dukungan cerita ini ya. Dukungan kalian bikin semangatku naik berkali-kali lipat. 💕

🌼🌼🌼

"Ethan, kau akan membawaku kemana?" tanya Avira sesaat setelah mobil yang mereka tumpangi berhenti tepat di depan sebuah hotel berbintang.

"Membeli es krim untukmu." jawab Ethan datar sembari melepas seatbelt-nya. Ethan keluar lebih dulu dari mobil, mengitari setengah mobil itu kemudian membukakan pintu untuk Avira.

"Terimakasih." Avira menerima uluran tangan Ethan kemudian kembali pada kebingungannya. "Seriously? Membeli es krim di sini?" Avira bertanya dengan tatapan seolah berkata 'apa kau baik-baik saja, Ethan?'

"Ah aku lupa, kau tidak tau jika aku kaya." Jawab Ethan yang langsung dihadiapi tatapan 'apa maksudmu?' dari Avira.

"Jika membeli es krim, maka di sini tempatnya. Aku tidak suka membeli es krim di jalanan." Ethan menjawab dengan santai seolah sudah mengerti arti tatapan Avira.

Ethan menggandeng lengan Avira kemudian melangkah memasuki hotel super mewah itu. Di saat Avira dan Ethan memasuki lobi hotel, semua mata mengarah kepada mereka seolah mereka adalah tamu besar.

Memang benar. Mereka adalah tamu besar, atau lebih tepatnya Ethan, karena dia adalah sang billionaire muda paling dikenal.

"Selamat pagi, Tuan." Sapa para pelayan yang sudah berjajar rapi menyambut kedatangan Ethan.

"Pagi. Apakah semua sudah siap?" Tanya Ethan kepada salah satu pelayan yang diyakini sebagai kepala pelayan di situ.

"Sudah, Tuan. Anda bisa langsung menuju kamar yang sudah Anda pesan." Jawab pelayan itu ramah.

Sontak Avira menolehkan kepalanya lagi ke arah Ethan. Kali ini dia tidak bisa menahan rasa penasarannya. Dia pun bertanya saat mereka memasuki lift.

"Ethan, sebenarnya kita akan kemana?" Tanya Avira dengan nada menuntut sebuah jawaban.

"Tunggu dan lihat saja, Sayang. Yang pasti kau akan melupakan keinginanmu memakan es krim." Jawab Ethan santai tanpa menoleh ke arah Avira. Tatapannya memandang lurus ke depan dan sudut bibirnya terangkat sedikit. Persis seperti sesorang yang sudah merencanakan sesuatu dan ini saatnya dia menjalankan rencananya. Entahlah. Semakin hari Ethan semakin terlihat penuh misteri.

"Tidak akan. Aku akan tetap memintamu membelikanku es krim. Pokoknya es krim. Aku ingin es krim, Ethan.." Avira berkata dengan nada setengah merajuk. Entah mengapa dirinya terlihat seperti orang ngidam sekarang. Avira memang sangat menyukai es krim.

Biasanya jika tidak memakan es krim, Avira masih bisa menahan dan merasa baik-baik saja. Namun kali ini tidak. Jika tidak memakan es krim maka hidupnya terasa tidak lengkap meski sebenarnya Ethan adalah seseorang yang mampu menyempurnakan hidup Avira.

Ethan membungkam mulutnya hingga membuat Avira menggerutu kesal.

Ting!
Pintu lift terbuka dan Ethan segera menarik Avira agar mengikuti langkahnya. Mereka saat ini berada di lantai 59 yang mana merupakan lantai bagian tengah hotel mewah itu.

Ethan terus membawa langkahnya melewati kamar demi kamar berhiaskan emas yang mampu membuat siapa saja ingin memiliki pintu tersebut.

Setelah melewati beberapa kali belokan, akhirnya mereka tiba di depan sebuah kamar bertuliskan "5937 - Ethan's"

Love in the CornerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang