Click vote, Enjoy reading then!
"Sangat sulit memang melupakan seseorang yang dicintai. Dia mati, tapi semua orang seolah menghidupkannya. Terus membicarakannya tanpa lelah dan merasakan kehadirannya secara nyata." –Avira Andiana
...
Avira berniat menjauhkan telepon itu dari telinganya saat tiba-tiba si penelepon mau membuka suaranya.
"Baby.."
Avira terkejut. Ia mengerem mobilnya secara mendadak hingga terdengar bunyi 'ciiiitttt'. Avira melebarkan matanya. Jantungnya berdebum tak karuan seperti genderang yang bertalu-talu. Tubuhnya bergetar hebat dan handphone yang tadi dipegangnya sudah terlempar entah kemana. Suara klakson yang terus berbunyi tidak membuat Avira lantas menepikan mobilnya. Avira justru memeluk tubuhnya sendiri dan terisak. Ia merasa..kedinginan. Papaaaaaa! Jerit Avira dalam hati.
"Minggir, Mbak! Jangan menghalangi jalan!" Suara pengemudi yang sengaja berhenti di sebelah mobil Avira terdengar begitu keras. Sekuat tenaga Avira berusaha menjalankan mobilnya tanpa berniat meminta maaf.
"Aku pasti sudah gila.." Gumam Avira lirih masih dengan isakannya. Avira tahu jika menyetir sambil menangis dapat membahayakan nyawanya, tapi ia tidak peduli.
"Aku pasti sudah gila, Ethan!" Avira menjerit frustasi. Ia tidak bisa lagi menahan dirinya untuk menumpahkan segala kesedihannya. Avira menepikan mobilnya. Penglihatannya sudah benar-benar kabur karena air mata terus mengalir membanjiri wajah cantiknya. Avira mencengkeram kemudinya kuat dan berteriak melampiaskan amarahnya. Ia benar-benar lelah dengan semua ini.
"Tidak bisakah kau berhenti menghantui pikiranku, Ethan! Tidak bisakah kau berhenti hadir dalam mimpi-mimpiku, Ethan! Aku lelah, Ethan.. hiks hiks.. Kumohon.. Kumohon berhentilah menggangguku. Aku berjanji akan benar-benar merelakan kepergianmu. Tapi aku mohon, Ethan.. Jangan membuatku merasa gila karena selalu membayangkan kehadiranmu di sisiku."
Selama ini Avira selalu memimpikan Ethan setiap malam. Awalnya Avira tidak mempermasalahkan hal itu. Ia justru merasa senang karena bisa bertemu, memeluk, bahkan mencium Ethan meski hanya dalam mimpi. Namun, kejadian barusan benar-benar membuatnya sangat frustasi. Ia merasa kehadiran Ethan sangat nyata sedang meneleponnya.
"Aku senang kau selalu menemani setiap malamku, Ethan. Kau selalu hadir memenuhi mimpiku. Tapi haruskah aku bermimpi tentangmu di saat aku sedang menyetir seperti ini? Aku pasti benar-benar gila hingga merasa kau meneleponku."
Avira mengakhiri monolognya. Ia mengusap wajahnya yang basah oleh air mata, kemudian bergerak mengambil handphone yang tergeletak di bawah kakinya. Avira menekan tombol turn off dan mengabaikan panggilan dari nomor yang mampu membuatnya menggigil. Avira harus benar-benar terbang ke New York. Avira merasa, ia sudah melakukan kesalahan karena memutus hubungan dengan keluarga Ethan. Ethan pasti marah.
"Aku janji akan menemui Mommy dan Daddy. Jadi berhentilah mengusik kehidupanku mulai sekarang, Ethan Exander. Semoga kedamaian melingkupi tidur panjangmu. I love you."
Avira menjalankan mobilnya, berniat pulang ke rumah untuk beristirahat sebentar lalu bersiap untuk melakukan penerbangan ke New York. Demi Ethan.
***
Setelah melakukan perjalanan selama beberapa jam, Avira akhirnya tiba di Mansion kediaman Exander. Rupanya penerbangan yang Jason maksud bukanlah penerbangan menggunakan pesawat Jetblue seperti yang biasa Avira lakukan. Penerbangan ini dikhususkan hanya untuk menjemput Avira seorang menggunakan jet pribadi milik keluarga Exander.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in the Corner
Romance-Soft Adult- FOLLOW dulu sebelum membaca karena sebagian cerita diprivate. :) Di saat kau berusaha mati-matian menemukan kebahagiaan, tapi yang kau dapat hanyalah bualan. Kau berjuang keras melawan egomu untuk tidak lagi merasakan jatuh cinta. Namun...