44. Surprise!

7.2K 297 22
                                    

Click vote, Enjoy reading then!


Ini panjang banget lho, soalnya udah mau tamat. Hehe. Long time no see ya, pada rindu Ethan Avira nggak?

...

Sirena dan Jennie kembali merias wajah Avira yang entah sudah berapa kali rusak karena Avira terus saja meneteskan air mata.

"Astaga Avira, tenanglah. Riasanmu akan rusak lagi jika kau terus seperti ini." Jennie menghembuskan nafas lelah sembari membenarkan tatanan rambut Avira.

Avira mengelap wajahnya kasar. Membuat Sirena membelalak tak percaya. "Astaga, Kak! Jangan mengusapnya. Wajahmu hitam semua."

Sontak Avira ikut membelalakkan matanya. "Be-narkah?"

Sirena mengangguk mantap. "Benar. Maka dari itu jangan menangis. Aku akan meriasmu lagi." Sirena tersenyum kemudian segera membersihkan wajah Avira dan meriasnya kembali.

Hening selama beberapa menit hingga akhirnya Avira telah selesai dengan segala perombakannya. Jennie dan Sirena sama-sama menatap Avira yang terlihat begitu cantik seperti Ratu Inggris.

"Ren, Jen, apa ada yang salah?" Avira bertanya canggung saat kedua wanita di hadapannya justru menganga lebar tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Aku benar-benar melihat Cinderella.." Jennie bergumam pelan yang langsung disetujui Sirena dengan anggukan kepala. Avira tertawa saat melihat jika sikap Jennie dan Sirena berlebihan dalam membahagiakan hatinya. Mau bagaimanapun juga, dia tetap terluka saat mengetahui fakta bahwa Ethan akan menikah sebentar lagi.

"Berhentilah menghiburku, kalian. Aku sudah tidak menangis." Avira berusaha mamaksakan senyumnya membuat Sirena dan Jennie segera bergerak berdiri di sisi kanan dan kiri Avira seraya merunduk hormat.

"Silahkan, My Queen." Sirena dan Jennie berkata serempak seolah mereka adalah pelayan yang siap melayani Ratunya.

Avira terbahak. "Astaga, kalian benar-benar." Avira mengacak kedua rambut Sirena dan Jennie kemudian melangkah perlahan untuk menyaksikan pernikahan Ethan dengan calon istrinya. Dia bahkan bersumpah akan bertepuk tangan paling meriah saat menyaksikan adegan Ethan berciuman dengan sang mempelai wanita nanti. Dengarkan tepuk tangan meriahku nanti, Ethan! Avira menjerit dalam hati kemudian tertawa miris meratapi jika nasibnya benar-benar berakhir dengan patah hati. Astaga.

Avira menghembuskan nafasnya sekali lagi kemudian bergerak membuka pintu kamar Ethan. Avira terkejut tatkala melihat sosok pria gagah yang tengah berdiri di depan pintu kamar Ethan sembari tersenyum hangat.

"Papa?"

"Putri kesayangan Papa.." Papa Andi segera merentangkan kedua tangannya sebagai isyarat agar Avira memeluknya. Tanpa berpikir panjang, Avira segera menghambur kepelukan Papanya. Sungguh rasanya Avira ingin menumpahkan segala kesedihannya jika dia tidak mendengar peringatan Sirena di belakang sana.

"Jangan merusak riasanmu lagi, My Queen." Sirena berkata dengan nada penuh penekanan seolah dia benar-benar lelah jika harus merapikan riasan Avira lagi.

Avira mengedip-ngedipkan matanya berusaha menghalau air mata itu agar tidak keluar. "Aku tidak akan menangis lagi, Ren. Tenang saja." Avira menoleh sekilas, menampilkan senyumnya kemudian menatap wajah Papanya lagi. "Papa, apa yang Papa lakukan di sini?"

Papa Andi tersenyum, mengelus kepala Avira lembut kemudian menggenggam jemari Avira. "Papa tidak akan membiarkan Putri Papa menangis sendirian."

Sungguh, perkataan Papa Andi membuat Avira hampir saja menyemburkan air matanya. "Papa.." lirih Avira kemudian menundukkan kepalanya.

Love in the CornerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang