5. Poor Avira

7.8K 461 22
                                    

Rupanya restoran ini memang mengkhususkan para pelayan berseragam serba merah.

Tiba-tiba Avira teringat sesuatu.

"Oh Ya Tuhan!" Pekiknya dan langsung berdiri dari tempat duduk.

Membuat semua orang menatapnya heran, begitu juga Ethan yang memandang penasaran ke arah Avira dengan sebelah alis terangkat.

🌼🌼🌼

Avira yang sadar akan tatapan semua orang, kembali duduk di kursinya.

Melihat Avira yang seakan gelisah, Ethan pun menyuruh para pelayan untuk meninggalkan ruangan tersebut. "Kalian boleh pergi."

"Baik, Tuan. Kami permisi. Jika Anda membutuhkan sesuatu, silahkan panggil kami." jawab Mery-kepala pelayan di restoran itu.

Saat semua pelayan telah pergi, Avira kembali dengan kepanikannya. "Ethan."

"Kau kenapa, Avira?"

"Semua pelayan di sini berseragam merah."

"Apa masalahnya, Avira? Kau ingin mereka semua menggunakan seragam merah muda kesukaanmu?"

"Tidak."

"Lalu, kenapa kau berteriak, Avira?"

"Aku.. Aku melupakan mobilku, Ethan."

Sungguh, ingin rasanya Ethan tertawa terbahak-bahak jika saja dia tidak mengingat wajah panik Avira.
"Avira.."

"Ap-apa?"

"Kau baru menyadari bahwa kau melupakanmu mobilmu di saat kita sudah pergi selama hampir satu jam? Really?"

"Aku baru teringat saat melihat semua pelayan di sini menggunakan seragam berwarna merah, Ethan."

"Kau benar-benar menggemaskan, Avira." Ethan bergerak mengacak rambut Avira.

Avira terdiam dengan bibir yang mencebik lucu. Ia benar-benar merasa kesal dengan Ethan. Jika saja bukan karena Ethan yang memaksa, ia tidak mungkin tega meninggalkan mobilnya sendirian. Dan lagi, Ethan baru saja mengacak rambutnya tanpa permisi? Ha! Yang benar saja.
"Damn you, Ethan. Kau selalu membuat jantungku berdetak tidak normal."

"Benarkah?" Ethan menautkan alis mendengar pengakuan Avira. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena selanjutnya Ethan beranjak mendekati Avira sambil menunjukkan seringainya.

Avira terus mengumpat dalam hati. Perkataannya sukses membuat dirinya sendiri berada dalam posisi sulit.

Ethan semakin melangkahkan kaki mendekati Avira dengan tetap menunjukkan seringainya.

Avira hanya mampu bergerak gelisah di tempat duduk sambil terus merapalkan doa-doa memohon keselamatan-terutama untuk jantungnya yang semakin berdetak tidak terkondisi.

"Ka-kau mau ap-apa, Ethan?" tanya Avira saat Ethan sudah berdiri menjulang di hadapannya.

Bukannya menjawab, Ethan justru menarik Avira hingga tubuh Avira menempel dengan tubuhnya.

Love in the CornerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang