"Bersabarlah Avira. Aku akan menyusulmu." Berulang kali Ethan merapalkan kata-kata itu dalam hatinya.
Ethan mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia bersama anak buahnya sedang melakukan pelacakan melalui CCTV yang terpasang di setiap jalan-jalan.
Ethan merasa sangat frustasi saat Alex memilih melewati jalan yang tidak terpasang CCTV.
"Argghhhhh. Shit!"Ethan menghentikan mobilnya di sisi jalan. Mark segera menyusul menghampiri Ethan. Dia mengetuk kaca mobil Ethan.
"Ada apa?" tanya Ethan setelah ia membuka kaca mobilnya.
"Biarkan saya di sini bersama Anda, Tuan."
"Aku saja yang menyetir." Ethan berkata dengan nada sarat bantahan.
"Baik Tuan." Mark mengangguk kemudian memutari sisi mobil dan duduk di kursi penumpang di samping Ethan.
Ethan mengambil handphone-nya kemudian mendial nomor seseorang.
"What's up Brother?" tanya seseorang di seberang line.
"I need your help." balas Ethan tanpa basa-basi.
"Well, biar kutebak. Pasti ada hubungannya dengan Avira, right?"
"Berhentilah bermain-main, Jason. Kau pasti sudah mengetahuinya tanpa harus kuberitahu." Ethan berkata dengan geraman tertahan.
"Baiklah baiklah. Wait a minutes."
Kemudian Ethan memutuskan sambungan teleponnya. Ia menunggu. Tidak ada yang tahu jika saat ini Ethan tengah merasa sangat-sangat gelisah. Kecuali Mark, karena dia selalu mengetahui seluk beluk Tuan-nya.
"Santailah, Tuan." Mark mengingatkan Ethan yang sedari tadi menghembuskan nafas panjang berkali-kali.
"Jika bukan karena Jennie, aku pasti sudah membunuh Alex." Ethan mencengkeram kemudi kuat hingga buku-buku jarinya memutih.
Tling tling
Ethan segera mengecek ponselnya saat terdengar satu notifikasi baru.
"I got you, Avira."
Rupanya pesan dari Jason yang mengirimkan alamat di mana Avira berada. Jason memang selalu bisa diandalkan untuk urusan melacak penyekapan seperti ini."Mark, kau saja yang menyetir." Ethan memerintah. Mark mengangguk kemudian mereka pun bertukar posisi.
Selama perjalanan, Ethan sibuk menghubungi anak buahnya dan membuat rencana.
Tepat pukul 1 malam, mereka pun tiba di depan sebuah rumah bambu yang berada di tanah lapang. Di sana, Ethan melihat mobil yang dikendarai Alex terparkir di sisi rumah tersebut.
Ethan mengarahkan anak buahnya agar tetap berada di dalam mobil, sementara ia akan memasuki rumah tersebut sendiri.
"Let's play the game." Desis Ethan sembari membawa langkahnya mendekati rumah tersebut. Ethan sudah mempersiapkan segala persenjataannya di saku jas yang dikenakannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in the Corner
Romance-Soft Adult- FOLLOW dulu sebelum membaca karena sebagian cerita diprivate. :) Di saat kau berusaha mati-matian menemukan kebahagiaan, tapi yang kau dapat hanyalah bualan. Kau berjuang keras melawan egomu untuk tidak lagi merasakan jatuh cinta. Namun...