7. Recognition Veiled

6.7K 355 8
                                    

"Slow down, my baby. Aku hanya ingin memandikanmu."

"My baby your ass! Go away from me. You jerk!"

Ethan pun melangkah mundur keluar kamar mandi sembari berkata "Baiklah. Aku tidak akan membantumu jika kau butuh bantuan, Princess."

"Aku tidak membutuhkan bantuanmu sama sekali!" Setelah berkata seperti itu, Avira menutup pintu keras-keras. Ia tidak tahu jika ternyata Ethan menampilkan seringainya di balik pintu.

🌼🌼🌼

Setelah beberapa menit menyelesaikan mandi, pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka.

Avira menyembulkan kepalanya keluar sembari memanggil Ethan. "Ethan.."

Ethan yang sedang berbaring di kasur pun mengulas senyum. Ia sudah menyangka hal ini akan terjadi. Tadi, saat Ethan mencoba masuk ke kamar mandi, ia hanya memastikan bahwa Avira melupakan baju gantinya. Benar saja. Avira tentu akan membutuhkan bantuannya.
"Ha! Tadi kau menolakku secara terang-terangan, Sugar. Rasakan."

"Ethan.." panggil Avira lagi.
Ethan tetap tidak bergeming. Ia sengaja melakukan itu agar Avira memohon kepadanya. Avira benar-benar wanita luar biasa. Entah mengapa, Ethan ingin merasakan sensasi saat berhasil menaklukan hati Avira.

"Ethan, tolong aku."

"Ethan, apa kau tertidur?"

Merasa tidak ada jawaban dari Ethan, Avira pun melangkah pelan-pelan keluar dari kamar mandi. Ia benar-benar teledor melupakan baju gantinya. Jadilah tubuhnya saat ini hanya berbalut handuk super minim.

Avira melangkah mendekati ranjang dimana Ethan berbaring. Ia ingin memastikan bahwa Ethan benar-benar tertidur. Setelah yakin Ethan sudah berada di alam mimpinya, Avira melangkahkan kaki menuju lemari untuk mengambil baju ganti. Namun, belum ada dua langkah, tangannya tiba-tiba dicekal olah seseorang. Avira membeku. Ia merasa seperti akan mati.

"Mau kemana, Avira?"

Avira menoleh dan mendapati Ethan sudah terduduk dan menatapnya intens dari atas hingga bawah.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa! Ethaaaaaaan! Tutup matamu! Jangan melihatku! Ini memalukan." Avira memberontak berusaha melepaskan cekalan Ethan dari tangannya.

"Aku sudah telanjur melihatnya, Sugar." Ethan berkata sembari mengedipkan sebelah matanya.

"Kau! Kau sengaja tidak menjawab panggilanku, Ethan! Kau tidak mau menolongku." Avira menuding Ethan menggunakan telunjuk lentiknya.

"Wo wo wo. Siapa yang menyalahkan siapa. Kau sendiri yang mengatakan bahwa tidak membutuhkan bantuanku sama sekali, jika kau lupa." Ethan menggenggam telunjuk lentik Avira yang tanpa tahu malu mengacungi wajah tampannya.

"Kau memang sengaja merencanakan ini! Dasar mesum!" Avira mendorong Ethan dengan sekuat tenaga, akan tetapi Ethan malah semakin menarik Avira mendekat hingga Avira terjatuh di atasnya.

Bugh!

Lama mereka berpandangan dalam diam. Terhanyut dengan pikiran masing-masing. Debaran jantung yang kian meronta seakan menghiasi dua insan yang tengah menahan hasrat untuk tidak saling menyentuh. Tidak ada pergerakan. Mereka sedang bersama-sama menyelami perasaan melalui tatapan mata.

Avira terpana dengan manik mata sehitam malam milik Ethan. Begitu juga dengan Ethan yang enggan menoleh atau bahkan sekedar berkedip dari wajah cantik Avira. Mereka menyadari bahwa keindahan ciptaan Tuhan memang nyata.

"Ethan.."

"Avira.."

"Baiklah, kau duluan." Lagi. Mereka mengatakan secara bersamaan."

Love in the CornerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang