"Avira!" Ethan berteriak memanggil Avira. Avira tidak menolehkan kepalanya sama sekali.
"Avira! Alex sudah mengkhianatimu, Sayang. Kau tau Alex menghamili siapa ha?! Alex menghamili Jennie, Avira! Kembalilah!" Ethan berteriak lagi. Kali ini Avira menghentikan langkahnya.
Ia merasa sangat terkejut. Namun dengan segera Avira menutupi keterkejutannya kemudian menoleh, menatap tepat di mata Ethan dan menjawab, "Aku tidak peduli, Ethan."
"Avira.." Ethan menghembuskan nafasnya lelah.
"Tutup mulutmu atau aku akan menembakmu!" Kali ini Avira berteriak.
"Kau mengatakan jika kau bersedia menikah denganku, Avira." Ethan masih tidak mau menutup mulutnya. Ia masih tidak mengira jika Avira berubah pikiran secepat ini.
"Alex, berikan pistolmu! Aku merasa muak dengan pria ini!" Kali ini Avira mendekati Alex untuk meminta pistolnya.
"Slow down, Baby. Aku yang akan menembakannya untukmu." Alex mengeluarkan pistolnya dari saku celana.
"Berikan padaku, Alex. Biar aku saja yang membunuhnya." Avira memaksa meminta pistol itu dari Alex. Ia benar-benar terlihat seperti orang yang kesetanan.
Tanpa pikir panjang, Avira langsung merebut pistol itu dan mengarahkannya ke wajah Ethan.
"Avira, jauhkan benda itu dari tanganmu. Kau bisa terluka." Ethan merasa khawatir. Dia tidak peduli dengan sikap Avira. Dia tidak peduli jika Avira benar-benar akan menembaknya. Ethan hanya mempedulikan Avira. Karena bukan dirinya yang akan terluka, tapi justru Aviralah yang akan terluka. Avira tentu tidak bisa menggunakan pistol itu.
"Diam, Ethan. Menjauhlah. Mundur. Sekarang." Avira memerintah tegas dengan pistol yang masih teracung ke arahnya.
Alex tertawa. Ia merasa puas melihat Avira-nya kini berada di pihaknya. "Kau lihat Ethan? Kau lihat? Bukan aku yang akan membunuhmu. Tapi justru Aviralah yang akan membunuhmu. Ada pesan terakhir?" Alex bertanya masih dengan sisa-sisa tawanya.
"Avira.." Ethan tidak mempedulikan kata-kata Alex. Ia justru menatap manik mata Avira dalam.
"Katakan pesan terakhirmu sekarang." Avira juga menatap manik mata Ethan. Saat ini, Avira tengah berdiri di hadapan Ethan dengan Alex yang berada di belakang tubuh mungil Avira.
"Kau tidak memiliki pesan terakhir?" Avira bertanya lagi. Masih dengan menatap manik mata Ethan.
Ethan terdiam. Ia lebih memilih memandang wajah Avira untuk yang terakhir kalinya jika Avira benar-benar akan menembaknya nanti.
"Aku masih memberimu kesempatan untuk mengatakan pesan terakhirmu, Bastard!" Avira berteriak kalap.
"Aku hanya ingin mengatakan jika aku mencintaimu, Avira. Sangat.." jawab Ethan pada akhirnya.
Tatapan mereka beradu. Avira tersenyum kemudian mengedipkan sebelah matanya ke arah Ethan. Senyum yang akan selalu Ethan ingat sebagai salam perpisahan terindahnya."Tembak aku jika itu membuatmu bahagia, Avira." Ethan berkata lagi kemudian dia melepaskan kedua tangannya dari saku jasnya. Ia merasa tidak membutuhkan senjata itu lagi. Ethan merasa akan percuma jika dia bersiaga dengan senjata di dalam saku jasnya terus-menerus, karena bukan Alex yang akan menembaknya. Tapi Avira.
Tiba-tiba... Dor!
Satu tembakan terdengar. Jantung Ethan berpacu dengan cepat.
'Bagaimana keadaan Avira-nya saat menarik pelatuk itu? Apakah dia terdorong ke belakang? Kemana peluru itu? Mengapa tidak mengenai tubuhku?'Pikiran Ethan saat ini hanya terfokus pada Avira.
Hingga saat Ethan tersadar, ia menatap tak percaya ke arah seseorang yang kini berada di depannya sedang berdiri membelakangi tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in the Corner
Romance-Soft Adult- FOLLOW dulu sebelum membaca karena sebagian cerita diprivate. :) Di saat kau berusaha mati-matian menemukan kebahagiaan, tapi yang kau dapat hanyalah bualan. Kau berjuang keras melawan egomu untuk tidak lagi merasakan jatuh cinta. Namun...