22. New Sister

4.8K 241 3
                                    

Ethan menunggu di dalam kamar VVIP seraya berpikir. Apakah keputusannya kali ini tepat? Apakah ia benar-benar bisa melupakan Avira.

"Semoga saja." Batinnya menjawab pertanyaannya sendiri.

Tok tok tok

Pintu terbuka dan muncullah Sean seraya membawa minuman yang belum pernah mau ia cicipi sebelumnya. Diva Vodka.

"Ini pesanan Anda, Tuan. Dan selamat menikmati malam bersama Princess paling cantik. Angeline." Sean mengedipkan sebelah matanya kemudian berlalu meninggalkan Ethan dan Angeline.

"Duduklah. Aku akan mandi sebentar." Ethan beranjak meninggalkan Angeline. Angeline menatap Ethan kemudian mengetikkan sesuatu untuk dikirim kepada Bosnya, Jason.

"Oke, jangan tergoda Angeline. Jangan tergoda. Anggap saja Ethan menjijikkan. Anggap saja Ethan menyebalkan." Angeline berkali-kali mengatur nafasnya dan memberikan sugesti pada dirinya.

Angeline bukanlah seorang pelacur. Dia bekerja pada Jason hanya sebagai penyanyi. Tapi kali ini Bosnya itu menyuruh dia untuk menemani Ethan, seorang pria tampan yang bahkan ketika mengenakan kemeja pun terlihat sangat..seksi.

"Sampai kau melakukannya dengan Ethan, kau mati Angeline. Hanya berciuman. Well, hanya berciuman dan menyadarkan Ethan. Baiklah, kita coba." Angeline menyemangati dirinya lagi.

Ethan keluar dari kamar mandi dengan menggunakan baju handuk berwarna biru dongker. Rambut basah dan air yang menetes di dada membuat Ethan terlihat sangat menggairahkan.

"Damn! He's so hot. Kill me! Kill me now!" Batin Anggeline berteriak dan ingin rasanya ia pergi dari rasa panas ini.

Ethan tersenyum kemudian menuangkan minuman yang Ethan yakini sebagai Diva Vodka. Minuman paling mahal dan memiliki kadar alkohol yang tinggi. Ethan berharap semoga alkohol menguasainya malam ini sehingga dia bisa bertindak liar saat melakukannya dengan Angeline.
Ethan menuang minuman itu dan meneguknya sedikit. Tidak terlalu menyengat bahkan terasa seperti wine. Ethan menuang dan meneguknya lagi hingga tandas. Pikirannya masih sangat sadar dan ia masih mengingat Avira.

Ethan menoleh ke arah Angeline.
"Kita mulai?"

"Biar aku yang mengendalikan." Angeline berkata kemudian mendorong Ethan agar berbaring di ranjang.

Angeline menindih Ethan kemudian bergerak mengelus dada Ethan dan menyulut gairah Ethan. Ethan meremang. Astaga. Ia malah semakin mengingat Avira.

"Jangan menggodaku, Angeline."

Angeline tertawa. Ternyata Ethan adalah pria yang tidak sabaran.

"Bibirmu, seksi Ethan." Angeline mengucapkan kata itu kemudian mengelus bibir Ethan lembut.
Angeline meyakini bahwa Ethan masih menggunakan boxernya, maka dari itu ia akan membuka baju handuk Ethan dengan perlahan.

Angeline mengusap wajah Ethan yang sangat menawan. Menghembuskan nafasnya tepat di depan wajah Ethan. Membuka bibirnya sedikit dan menciumi dada Ethan. Rasanya menakjubkan.

"Angeline, jangan menggodaku." Ethan memperingati lagi.

"Baiklah, kita mulai. Kuharap kau tidak menyesal melakukannya denganku, Ethan. Jika kau mempunyai seorang calon istri, kuharap dia juga tidak menyesal telah mempercayaimu."

Ethan terdiam. Ia sudah berjanji pada Avira tidak akan menyakitinya. Ia juga sudah berjanji pada dirinya sendiri akan menjaga Avira.

Angeline sudah bersiap membuka bajunya dan mencium bibir Ethan saat tiba-tiba saja Ethan berubah pikiran.

"Angeline, hentikan."

Angeline menghentikan kegiatannya. Tubuh Angeline belum terekspos karena memang Angeline menggunakan bra sehingga tidak langsung memperlihatkan tubuhnya.

Love in the CornerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang