page 16

317 26 0
                                    

Anna dan Zela tos bersamaan begitu saja setelah meninggalkan Zean yang sedang kebingungan pulang dengan siapa.

Siapa suruh pulangnya sama pacar terus.

"Lo pulang sama siapa emangnya?" Tanya Anna.

"Itu." Zela menunjuk kearah motor hitam yang ditaiki laki-laki bercelana abu-abu serta jaket hitam kulit berwarna hitam yang melekat. Belum lagi helm fullfacenya yang juga berwarna hitam. Jangan lupakan sarung tangan berwarna hitam juga. Dan sepatu hitamnya.

"GILA!! ITU ORANG?!" Pekik Anna reflek.

"Ya orang Na. Lo ngatain gue jalan sama setan hah?!" Balas Zela sewot.

"Itu.. itu item-item semua.. lo yakin mau jalan sama yang begituan?" Tanya Anna.

Zela mengangguk samar.

"Ayo Zel."

Mereka terlonjak bersamaan. Laki-laki berpakaian serba hitam itu sudah berdiri tepat di samping Zela. Anna sedikit salah fokus sebenarnya. Bagaimana tidak? Laki-laki itu telah membuka helmnya. Meskipun laki-laki itu tidak tampan tapi terlihat jika laki-laki itu bisa menarik wanita manapun untuk bersamanya.

Auranya keluar banget gilak!

"Iya. Na? Iler lo kemana-mana." Ucap Zela.

Anna langsung memegangi ujung bibirnya. Dan nihil, tidak ada apapun.

"Rese banget sih lo!" Zela hanya tertawa sambil berjalan menjauhi Anna yang kesal setengah mati dengannya.

Ah, Zela sudah besar. Anna melangkahkan kakinya menuju parkiran yang mulai sepi. Selama itu kah dia? Mata Anna menyapu seluruh parkiran, mencari motor berwarna hitam dengan corak merah terang diantara banyaknya motor yang terparkir.

Dia mendapatkannya!

"Motor lo kenapa?" Anna menatap heran kearah Riga yang memandangi bagian samping motornya sambil berjongkok.

"Ini, Ronal kayaknya penat deh. Apa kenapa ya? Tumben banget gak bisa nyala." Gumam Riga sendirian.

"Ronal?" Ulang Anna.

"Nama motor gue!" Balas Riga sambil memukul motornya.

Dan seketika motor itu nyala dadakan dalam keadaan Riga menarik gas motor itu.

"RIGA MOTORNYA MENTAL!!"

**

"Yah gue minta maap Na.." lirih Riga memohon.

Sudah dua jam mereka di bengkel menemani RONAL NYALON. Anna sudah dendam kesumat dengan motor itu. Apalagi dengan pemiliknya. Kesal sekali.

"Kan gue gak nyuruh lo bayar bengkel.." kata Riga.

"Bukan gue yang salah!" Balas Anna.

"Iyaiya. Lagian kan yang kepental kan gue Na." Sahut Riga lagi.

"Ya salah lo! Lo gak ngerti gue panik?!" Balas Anna membentak.

"Ya baik-baikin gue kalo khawatir mah. Kenapa harus marah-marah coba?" Riga berusaha menahan senyumnya di tengah wajah melasnya.

"Gue tuh takut.." lirih Anna sedih.

"Takut kenapa Na? Kan gue gapapa. Apanya yang ditakutin?" Tanya Riga percaya diri.

"Gue takut Ronal kenapa-kenapa. Kan gaada lagi yang nganterin gue nanti.." balas Anna dengan wajah menahan tangis.

Wajah Riga datar begitu saja. Apa coba? Kenapa jadi Ronal? Kenapa Ronal yang di khawatiri?

The HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang