page 38

259 19 0
                                    

Tiba saatnya.

Anna sudah bersiap dengan gaun hitam yang dipilih Tante Calista. Ia mengikat tali hingga berbentuk pita. Selanjutnya, ia menyisir rambutnya hingga tertata rapih. Tak lupa ia merias wajahnya dengan make up tipis. Terakhir ia menggunakan lip tint agar bibirnya terlihat lebih segar. Clear!

Kalau saja Anna bukan anak yang penurut, mungkin saja ia sudah nekat keluar jendela dan turun menggunakan tali-tali yang sudah tersambung hingga menjuntai ke halaman belakang rumahnya. Sayang saja Anna tipe orang yang penurut dan penakut. Ia takut akan mati jika hal itu benar-benar dilakukan. Hanya musibah kan yang didapatkan kalau melawan?

Dengan terpaksa ia tersenyum selebar tiga jari. Anna mencoba berfikir positif. Mungkin saja kan nanti anak rekan papanya ada cowo ganteng? Ya lumayan lah cuci mata. Atau mungkin nanti makanan-makanannya akan enak dan bisa dibawa pulang. Atau.. Mungkin saja nanti ada gesekan biola yang indah dan lilin yang menyala padahal sudah ada lampu. Loh, emangnya dinner romantis sama pacar?!

Anna mengusir segala pemikiran negatif. Setelah memakai flatshoes putihnya, ia langsung turun ke lantai dasar menunggu kedua orang tuanya dan Azhar tentunya.

"Mama sama papa mana Bang?" tanya Anna pada Azhar yang sudah siap dengan kemeja putih yang dibalut dengan jas hitam beserta celana bahannya dan tak lupa sepatu bahan kulit. Oh, malam ini dia pakai pomade juga ternyata. Kenapa terlihat tampan?

"Gak tau tuh." balas Azhar acuh dengan mata fokus menatap tv.

"Aneh gak sih gue begini?" tanya Anna.

Barulah Azhar menoleh ke arah Anna. Azhar terperangah kaget melihat Anna yang berbeda malam ini. Terlihat jauh lebih cantik. Padahal kalo jujur, sehari-hari pun tetap cantik. Tapi.. Kenapa jantungnya berdebar kencang ya?

"Bang?"

"Cantik gak?"

"Gue jelek ya?'

"Bang? Kok bengong?"

"Bang Azhar!"

"Hah? E-eh i-iya udah cantik kok." balas Azhar gugup.

Anna tersenyum manis, ah iya Azhar semakin gugup rasanya! Ya ampun.. Kemana Anna yang dekil dan jember? Azhar lebih memilih Anna yang itu!!

"Hellow eperibadeh!" sapa Sarah.

Anna menoleh ke belakang, lebih tepatnha menoleh kearah papa dan mamanya yang berjalan beiringan dengan warna baju senada.

"Loh? Kita semua kok hitam putih gini pakaiannya?" celetuk Bram.

Anna menoleh kearah gaunnya, baju Azhar, Sarah, dan Bram. Wah iya!

"Iyaya? Padahal gak janjian loh." sahut Sarah.

"Namanya juga keluarga ma, pa. Sehati gitu hehe." balas Anna.

Wah.. Kenapa Azhar merasa sesak dada mendadak?

"Tau gak? Ini kaya kita mau antar kamu sama Azhar ke pelaminan gitu Na." kata Sarah iseng.

Deg.

Anna tertawa hambar, ucapan Sarah tidak lah logis. Sedangkan Bram sudah menatap istrinya dengan tatapan aneh. Azhar mendiamkan diri untuk menetralkan detak jantung dirinya yang berdetak tak karuan.

"Haish. Ucapan mama kamu gak usah dipikirin Na. Mari kita ke mobil, sebentar lagi mereka akan datang ke sana juga." ujar Bram memecah keheningan.

Akhirnya dengan kecanggungan yang luar biasa mereka memasuki mobil. Sarah memilih menemani Bram menyetir, sedangkan Anna berdua dengan Azhar di belakang.

The HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang