LIBUR TLAH TIBA! LIBUR TLAH TIBA! HORE! HORE! HORE!
Yah.. Begitulah sekiranya perasaan yang Anna rasakan. Liburan benar-benar tiba. Meskipun seminggu penuh Anna harus menguras kemampuannya untuk mengisi lembar jawab komputer dengan 50 soal. Yaa tapi tak apa. Usaha dan hasilnya sebanding. Anna mampu mendapat rangking 2 umum sejurusan Ipa. Tentu saja Ipa dan Ips tidak bisa disatukan. Gedung mereka saja beda.
Kenapa jadi bahas sekolah?
Kembali lagi pada dunia nyata. Anna sedang mengulat, tiga menit yang lalu ia baru saja membuka matanya di hari pertama libur panjang. Sekolah memutuskan untuk memberi waktu selama dua minggu untuk liburan. Tentu saja itu tidak akan disia-siakan.
Sesuai rencana, hari ini ia akan membantu Sarah masak di dapur. Waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Itu artinya Anna harus bergegas karna ia yakin Azhar sebentar lagi akan bangun.
Anna menuruni tiap tangga yang berada di dekat pintu kamarnya dengan tergesa-gesa menimbulkan bunyi nyaring karna tangga terbuat dari kayu yang telah dipahat sedemikian rupa.
Dan damn! Azhar berada tepat di depannya dengan jaket kulit dan celana jinsnya. Rambutnya basah. Untuk apa Azhar serapih ini pagi-pagi?
"Temenin gue jalan Na." ujar Azhar.
"Gak mau. Orang gue mau bantu mama masak." tolak Anna.
"Jalan aja, mumpung hari libur. Mama udah selesai masak." ucap Sarah yang baru keluar dari dapur dengan tangan lembap, habis cuci tangan.
"Yahh.. Anna telat ya bangunnya?" rengek Anna.
Sarah tertawa melihat reaksi anaknya. "Besok-besok kan masih bisa. Gih jalan."
"Yaudah. Yuk." kata Anna.Azhar masih bergeming. Menatap Anna dari atas sampai bawah, kembali lagi keatas dan kebawah lagi hingga Anna memelototi abangnya itu.
"Ganti celana sana!" suruh Azhar.
"Gamau. Gini aja enak." balas Anna.
Azhar melotot tak percaya. Anna memakai celana pendek seatas dengkul dengan kaos tumblr bertulis 'KARMA'.
"Ganti baju!" suruh Azhar lagi.
"Gamau!" tolak Anna.
"Ganti Anna!"
"Gamau Azhar!"
"STOOOOOP! Aduuuuh.. Kalian berantem mulu siih! Pusing tau liat kalian berantem tiap hari! Azhar! Tunggu Anna di sofa sana! Anna! Cepat ganti celana kamu!" titah Sarah yang langsung dituruti keduanya.
Bagi Anna dan Azhar, ancaman Sarah bagaikan kutukan. Jadi sebelum Sarah mengatakan hal yang macam-macam lebih baik menuruti semua ucapannya.
Setelah menunggu selama lima belas menit, akhirnya Anna turun dengan menggunakan baju yang sama dengan rok mengembang sedengkul dengan warna perpaduan hitam dan putih.
"Kak. Berangkat ya." pamit Azhar.
"Jaga Anna baik-baik! Jangan sampai hilang! Pantau terus kalau perlu genggam terus tangannya! Sampai hilang, kamu kakak sunat dua kali!" ancam Sarah.
Azhar meringis pelan mendengar ancaman Sarah. "Siap kakak ipar!"
"Aku jalan ya ma." pamit Anna sambil menyalimi tangan Sarah dengan lembut.
•-•
Anna fikir Azhar akan membawanya ke mall seperti biasa. Tapi menurut jalannya, ini bukan jalan menuju mall manapun. Apakah ada mall baru disini?
Motor Azhar berhenti tepat di hamparan tanah yang luas. Disana juga terdapat beberapa motor besar lain yang terparkir. Anna seperti tidak asing dengan tempat dengan jenis seperti ini. Matanya membesar ketika mengingat ini tempat apa.
"Abang mau balapan?" tuding Anna.
"Abang cuma mau--"
"Abang udah janji kan gak balapan lagi? Kok sekarang malah kesini? Bawa Anna lagi! Ohh.. Omongan Anna gak penting ya waktu itu buat abang?"
"Na dengerin dulu. Abang--"
"Anna mau pulang kalo abang mau balapan."
"Na dengerin--"
"Eh Zhar!"
Anna dan Azhar sama-sama menoleh ke sumber suara. Disana seorang laki-laki dengan jaket kulit berwarna cokelat menatap mereka dengan wajah menyebalkan, dia Bimo.
"Udah lama gak kesini, balik-balik bawa cewe. Ini siapa? Mainan lo?"
Anjing! Umpat Azhar dalam hati.
"Gue gak ada urusan sama lo." tegas Azhar.
"Gue denger lo keluar dari geng motor ya? Apa karena cewe ini? Cemen banget kalo beneran karna cewe ini."
Damn! Yang cemen itu cowo ini! Kalo mau balapan kenapa gak di area balap sekalian? Kenapa harus di jalanan yang digunakan untuk jalannya kendaraan seperti ini? Dasar tidak punya kaca!
"Di dalam lagi pada ngumpul. Lo ke dalam aja, biar cewe ini gue yang jagain." ujar Bimo sambil mengedipkan sebelah matanya ke Anna.
Azhar benar-benar emosi! Hatinya panas sekali saat ini! Ingin sekali rasanya memutilasi tubuh Bimo hingga kecil-kecil dan menjualnya ke pasar agar mendapat untung!
"Ayo Na ikut kedalam." kata Azhar sambil menggenggam tangan Anna dan membawa gadis itu ke dalam.
Sebenarnya Anna marah sekali pada Azhar saat ini. Untuk apa Anna di bawa ke tempat seperti ini? Tau gitu ia memakai celana panjang dan baju panjang sekalian!
Markas geng motor ini tidak terlalu besar dan tidak kecil juga. Tempatnya kumuh tak terawat. Hanya saja.. Masih terlihat layak pakai kalau di bersihkan tempatnya.
"Ya ampun Azhar! Gue kira lo beneran keluar dari geng motor! Kita butuh lo banget. Kalo gaada lo mungkin geng motor kita selalu kalah Zhar. Ini siapa? Meuni geulis pisan!" cerocos laki-laki berbaju hitam polos, namanya Deni.
"STNK gue." ucap Azhar dingin.
"Ohh.. Lo pasti mau pdkt kan sama cewe lo ini? Aduh paham deh gue! Abis jalan sama cewe lo, lo bakalan balik lagi kesini kan? Gue ambilin ya STNK lo."
"Gue beneran keluar dari geng motor." tegas Azhar.
Deni benar-benar terpaku di tempatnya.
"Kenapa? Trus siapa yang bakalan lawan gengnya Bintang?" tanya Deni.
"Lo pada. Kan anggotanya banyak, tinggal ganti-gantian. Mana STNK gue?"
"Di laci."
Anna hanya diam di tempatmya menatap Azhar dan orang yang tidak ia kenal berbincang sebegitu seriusnya. Ia tidak pernah melihat Azhar yang dingin. Ia selalu melihat seorang Azhar yang hangat, jail, dan rese.
Azhar menarik tangan Anna agar gadis itu tetap dengannya kemanapun ia pergi. Setelah STNK ia dapatkan, Azhar langsung mengendarakan motornya ke tempat seharusnya mereka pergi.
•-•
"Jadi lo beneran keluar dari geng motor itu?" tanya Anna untuk yang ke empat kalinya.
Anna masih tidak percaya dengan kepribadian Azhar di luar rumah. Sangat dingin dan arogan. Sebenarnya Anna tidak suka itu, tapi mau bagaimana? Mungkin itu cara Azhar.
"Iya."
"Makanya dengerin orang ngomong." ucap Azhar.
"Ya lagian lo gak bilang dari awal. Main bawa-bawa aja kesana. Kan gue jadinya nething." bela Anna.
Mereka memasuki mall beriringan dengan posisi Azhar menggenggam tangan Anna sesuai keinginan kakak iparnya. Mereka terlihat bukan seperti abang-adik, tapi sepasang kekasih. Anna yang cantik dengan senyum manisnya dan sikap ramahnya, Azhar yang tampan dengan sikap dinginnya.
Cocok sekali.
Banyak yang menatap kearah mereka. Ada yang terang-terangan meminta agar aura mereka dikurangkan. Ada yang menjerit seorang mereka melihat artis idolanya. Yaya benar-benar lebay.
"Mau nonton apa?" tanya Azhar.
"Gamau horor. Gimana kalo romance?" tanya Anna.
Seketika Azhar ingin mengubur diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden
Teen Fiction•TAHAP REVISI• Rindu yang mendalam hanya bisa diobati dengan temu. Tapi bagaimana jika pertemuan itu adalah hal yang paling kamu takuti dan kamu inginkan dalam satu waktu? Kecelakaan beberapa tahun silam membuat rasa bersalah itu tak kunjung hilang...