page 47

210 17 0
                                    

Mobil Riga berhenti di depan perkarangan rumahnya. Sindi keluar membawa keranjang belanjaan yang dibelinya tadi.

"Anna jangan lupa bangunin Gisel ya!" pinta Sindi.

"Siap Tan!" balas Anna semangat.

Selanjutnya, Sindi hilang dari pandangan karna harus berkutat dengan bahan-bahan di dapur.

"Lo beneran mau masak-masak?" tanya Riga.

"Iya dong. Kenapa? Mau ikut?" balas Anna.

Riga menggeleng kuat, "Gue bantuin makan aja nanti."

"Yehh! Gak ya! Gak gue kasih masakan gue ke lo!"

"Yaudah nanti gue makan di luar."

"Eh ehh.. Kok marah sih?"

"Gue mau mandi, gerah!"

"Ehh Rig! Woy! Yah dia ngambek."

Riga juga sudah hilang dari pandangan. Kini giliran Anna memasuki rumah besar itu untuk membangunkan Gisel.


"Giseeel! Banguuuuuun!!" teriak Anna sambil menggoyang-goyangkan tubuh Gisel.

Gisel menggeram kesal karna ada yang mengganggunya tidur. Ia sedikit mendumal tidak jelas dan kembali tidur.

Dan ini terjadi setiap hari.

"Gisel ih! Katanya mau masak-masak?!" protes Anna.

"Lima menit lagi.."

Anna terbelalak kaget. Lima menit?! Hey! Udah dua puluh menit Anna mencoba untuk membangunkan gadis itu! Dan dia minta lima menit lagi?! Astaga!

"Gue itung sampai lima. Kalo lo gak bangun, lemari lo gue acak-acakin!" ancam Anna.

Di sini semua serba sendiri. Membersihkan kamar, mencuci pakaian, mencuci piring, dll. Dan Gisel adalah orang yang paling ketakutan kalau ada orang yang memberantaki kamarnya. Karna Gisel bukan tipe orang yang terlalu menjunjung tinggi kebersihan. Tapi kalau sudah sekali membersihkan kamar, ia tidak ingin lagi membereskan kamarnya. MELELAHKAN!

"Satu.."

Gisel masih hening. Masih pulas di bawah selimut tebalnya.

"Dua.."

Tubuhnya mulai bergerak, tapi kembali tenang dan dengkuran mulai terdengar lagi.

"Tiga.."

Kakinya tidak bisa diam. Anna tau Gisel sedang resah. Tapi gadis tak kunjung ingin bangun.

"Empat.."

Selimut tebal itu mulai bergerak beberapa detik sekali. Sepertinya Gisel mulai frustasi.

"Li—"

"Gue bangun!" pekik Gisel terburu-buru. Gadis itu sudah tidak peduli lagi dengan penampilannya yang sangat berantakan.

"Anak pintar. Sana mandi. Tante Sindi udah nungguin lo dari tadi di dapur. Tapi lo gak bangun-bangun juga," ujar Anna.

"Serius?" tanya Gisel tak percaya.

Anna mengangguk tanda bahwa itu benar.

"Tungguin sebentar! Gue mau mandi!" ucap Gisel sebelum ngibrit ke kamar mandi.

Sebentar? Oh bullshit.

Anna dibiarkan menganggur selama tiga puluh menit. Bahkan ia sampai ketiduran sendiri menunggu Gisel yang sedang berkutat dengan air dan alat mandi di dalam kamar mandi. Entah ritual apa yang Gisel lakukan di dalam sana. Yang jelas ini membosankan!

The HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang