DARREN POV
Gue bosen nonton youtube. Ke kantin ah, siapa tau ketemu Lita, atau Nando juga gak papa deh
Gue berjalan sendirian sambil bersiul. Banyak adik kelas sampai teman seangkatan liatin gue
Sombong bentar boleh nggak? Disini gue ngerasa kayak artis. Di lihatin banyak orang, padahal gue cuma jalan biasa sambil siulan. Yahh, namanya juga orang ganteng. Gerak dikit, yang liatin puluhan orang, hehehe
Pas di kantin, gue langsung mengedarkan pandangan, mencari sosok Nando yang katanya sedang cari makan
Aha, akhirnya gue menemukan dia sedang makan sendirian. Kasihan banget teman gue, kelihatan jomblonya.
Gue yang berniat menghampirinya, kalah cepat dengan seorang gadis yang familiar banget dimata gue. Iya, dia Lita. Gue kalah cepet sama Lita.
Gue mah apa, cuma bisa lihatin keakraban mereka dari jauh. Padahal baru beberapa menit mereka kenal, udah sedeket ini. Gimana hari-hari selanjutnya?
Jujur, gue cemburu.
Cemburu karena seharusnya gue yang ada di posisi Nando. Gue yang seharusnya adu mulut sama Lita. Gue yang seharusnya dikenal sama Lita, bukan Nando. Dan untuk pertama kalinya, gue nyesel nyuruh Nando deketin Lita
Akhirnya, gue meninggalkan kantin dengan perasaan sesak. Sudah gue coba untuk ikhlas, meskipun susah. Gue berusaha melupakan kejadian itu. Gue cuma bisa nunggu perkembangan hubungan mereka selanjutnya. Karena sejujurnya, gue gak bisa apa-apa kalau Nando gak bantuin gue
Disini gue berpikir, kalau gue sudah salah jalan. Nggak seharusnya gue nyuruh Nando. Gue merasa cupu banget. Deketin cewek aja gak berani, gimana nembaknya? Belum lagi resiko ditolak
Gue bimbang, mau nyuruh Nando berhenti deketin, atau membiarkan saja sesuai rencana awal. Tapi disisi lain, gue gak mau egois. Gue gak boleh mempermainkan Nando. Gue gak boleh main batalin gitu aja, hanya karena gue cemburu
Ya memang, gue masih memberikan kepercayaan sepenuhnya ke Nando, tapi hati orang cuma Tuhan yang tau kan?
Bukan bermaksud menuduh, tapi kalo misalnya si Nando malah main di belakang gue, gimana?
Gimana nasib percintaan gue? Gimana nasib persahabatan gue dengan Nando setelah nya? Sejujurnya, gue gak ingin ada yang merusak persahabatan gue dengan Nando. Sekalipun itu Lita.
Sumpah, gue bingung. Sebingung-bingung nya orang bingung
Akhirnya gue memutuskan untuk duduk dibangku depan kelas, memasang headseat sambil mendengarkan lagu galau, dan mulai mencari jalan keluar masalah yang gue buat sendiri
Lalu, gue menemukan sebuah ide. Langkah pertama yang harus gue ambil adalah menemui Nando untuk membicarakan hal ini empat mata
LITA POV
Brakk!!..
Aku menggebrak pintu kelas, sekembalinya dari kantin
"Woi anjir, santai dikit bisa kali, Lit! Kamu gak ada rasa kasian banget sama kita yang gampang kaget!" Umpat Tasya, mewakili teman-teman ku yang terkejut
"Lita selalu gitu, kalo mau bertindak brutal, seenggaknya bilang dulu kek!" Umpat temanku yang lain
"Sstt, diem! Aku habis ngefly ini," Balas ku sambil senyum-senyum
"Najis alay! Jangan-jangan kamu ketularan kakak kelas tadi ya?" Ejek Arantxa
Aku kembali mengingat paras Nando yang manis. Lalu, pipiku memerah dengan sendirinya
"Kok malah blushing? Lagi jatuh cinta?" Timpal Arantxa lagi
"Apa sih Sa, enggak lah anjing," Balas ku mengelak, namun aku salah tingkah
"Kuping ku panas tiap hari dengerin kamu misuh-misuh Lit. Brutal nya seminggu sekali gak bisa apa?" Tanya Evan
"Kamu kira ini kencan? Ya kali seminggu sekali? Kok kamu makin hari makin gak jelas sih, Van?" Tanya ku mengejek Evan yang pura-pura tidak dengar
Setelah tidak ada jawaban lagi dari Evan, aku melangkahkan kakiku menuju tempat duduk ku dan Michelle
Aku mulai cerita, apa yang terjadi selama ini antara aku dan Nando. Setelah menceritakan semuanya dengan singkat, aku mendapat sedikit pencerahan
"Kalo aku bilang, itu tandanya kamu suka sama Nando, Lit." ucap Michelle yang membuat ku mengerutkan kening
"Suka gimana maksud mu? Bahkan belum sehari aku kenal sama Nando," tanya ku yang tidak mengerti maksud Michelle
"Kamu sih, sibuk meningkatkan kebrutalan ae, sampai kamu gak sadar sama perasaan mu sendiri." aku menggaruk kepalaku, setelah mendengar ucapan Michelle
Michelle yang melihat hal itu, lantas menjelaskan dengan detail
"Kalo kamu nyaman sama dia, meskipun belum berteman cukup lama kemungkinan besar kamu suka dia. Kalo kamu juga suka kepikiran dia selama ini, berarti kamu suka dia," jelas Michelle dengan sabar, ia juga menatapku yang sudah mulai paham akan pembicaraannya
"Kenapa bisa kamu ngambil kesimpulan kek gitu, hm?" Tanya ku ingin tau
"LO BATU BANGET DIKASIH TAU YA!! TANYA SAMA ANAK SEKELAS JUGA PASTI JAWABANNYA BEGITU!"
Aku tidak merasa kaget, namun merasa lucu melihat ekspresi kesal Michelle, aku berniat menggodanya lagi
"Gak gitu, Michelle. Kamu harus kasih aku alasan yang kuat, biar aku percaya. Bisa kan kasih alasan?" Kataku sambil menyengir
"Aku gak punya alasan," jawab Michelle mencoba sabar
"Kok kamu ngomong tanpa alasan yang kuat sih?" Omel ku
"Kok kamu cerewet? Biasanya juga aku yang banyak omong," Jawab Michelle penuh penekanan
"Weh, udah. Mau sampe kapan adu bacotnya? Kamu mending diem deh Sel, si Lita emang susah di lawan kalo masalah bacotan," lerai Tasya
Akhirnya Michelle diem, aku juga ikut diem. Kasihan anak orang dibuat kesel mulu, hehe

KAMU SEDANG MEMBACA
Brutal in Love
Teen FictionBagaimana jika tiba-tiba dua orang menyeretmu masuk dalam kehidupan mereka secara bersamaan? Lalu, peran konyol apa yang sedang dimainkan oleh keduanya? Adakah unsur kesengajaan di sini? Lita secara tak sengaja melakukan eyes contact dengan Darren...