AUTHOR POV
"Gak usah tarik-tarik seragam bisa nggak? Aku jalan sendiri aja!" ucap Lita dengan gaya khasnya, yaitu angkuh.
"Udah ayo cepetan, Lit! Tau rasanya kebelet pipis nggak sih? Aduh udah gak tahan bang--" belum tuntas Michelle berbicara, Lita dengan seenak jidat menyela.
"Sstt, gak usah ngomel. Berisik." Ujar Lita dengan muka datar yang menjengkelkan.
Michelle hanya bisa mengumpat tanpa suara. Dia merasa kalah telak dengan Si Brutal, yang notabenenya adalah teman sebangkunya.
Selama berjalan di koridor untuk menuju ke toilet, suasananya sepi karena KBM sedang berlangsung.
Tiba-tiba datang seorang laki-laki dari arah berlawanan, sambil membawa tumpukan buku pelajaran dengan tergesa-gesa. Tanpa sengaja, laki-laki itu menabrak Lita, menyebabkan tubuh kurus nan tinggi tersebut sedikit limbung.
Lita yang moodnya sedang labil langsung membentak lelaki tersebut, tidak peduli walaupun ia kakak kelas.
"KALO NGAJAK BERANTEM BILANG AJA LANGSUNG. GAK USAH PAKE ACARA NABRAK-NABRAK, DIKIRANYA GAK SAKIT APA, HAH?!"
Lelaki tersebut terbelalak, merasa kaget dengan hardikan gadis yang ada di depannya.
"Sorry, gue gak senga--" belum selesai lelaki itu meminta maaf, Lita langsung menyela perkataannya
"Gak butuh maafmu," ucap Lita, tanpa menoleh ke arah lelaki itu lagi.
Lita langsung menarik Michelle untuk segera pergi dari tempat itu. Sebelum jarak semakin jauh, Michelle menyempatkan diri untuk meminta maaf
"Maafin temenku, kak. Dia emang suka gitu. Maaf ya,"
Lelaki itu hanya mematung di tempat, masih shock dengan kejadian barusan. Ia juga tidak menanggapi permintaan maaf teman gadis ajaib itu.
DARREN POV
Anjir, makin hari kenapa si Lita makin nyeremin? Baru juga di tabrak, itupun karena gue nggak sengaja. Lah terus gimana cara gue deketin dia kedepannya? Ajaib banget tuh cewek, buat gue makin penasaran aja.
Apa dia gak pernah dideketin cowok ya? Makanya jadi rada dingin gitu. Eh tapi, setau gue dia itu termasuk cewek cantik yang jadi incaran para playboy.
Kayaknya gue harus berpikir dua kali deh, buat deketin dia -hati gue mulai berbicara
Bukan maksud gue untuk berhenti berjuang deketin dia, lah kalo dianya gak mau diperjuangin gimana? Ntar dia jadi benci sama gue, kan malah tragis.
Udah ah, mending gue berpikir positif. Mungkin Lita lagi stress gegara banyak PR atau mungkin dia lagi ada masalah.
Ah ya, gue tau gue harus curhat ke siapa sekarang. Gue mau curhat ke sahabat yang paling ngertiin gue dari dulu.
AUTHOR POV
Setelah tersadar dari lamunan, Darren melanjutkan perjalanan menuju kelasnya, kelas 9A. Selama perjalanan ia tak berhenti mengembangkan senyum manisnya.
Sesampainya di kelas, ia segera menaruh buku pelajaran yang sedari tadi dibawanya di meja guru. Kemudian, ia bergegas ke bangkunya, untuk menemui sahabat baiknya.
Saat Darren sudah duduk dengan posisi nyaman, ia menolehkan kepalanya 90° kearah sahabatnya itu
"Ndo, gue nanti mau cerita, pas istirahat ya?"
Lelaki yang di panggil 'Ndo' tersebut hanya menganggukkan kepala sekilas.
Kemudian mereka mulai memperhatikan pelajaran matematika yang dibawakan oleh Bu Peni
*****
Selama pelajaran matematika berlangsung, Darren tidak bisa konsentrasi sama sekali.
Pandangannya memang ke papan tulis, tempat Bu Peni menjelaskan materi, tapi pikirannya melayang kemana-mana
Ada rasa tidak sabar ingin menceritakan perasaannya pada sahabatnya, namun ia berusaha tetap tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brutal in Love
Fiksi RemajaBagaimana jika tiba-tiba dua orang menyeretmu masuk dalam kehidupan mereka secara bersamaan? Lalu, peran konyol apa yang sedang dimainkan oleh keduanya? Adakah unsur kesengajaan di sini? Lita secara tak sengaja melakukan eyes contact dengan Darren...