NANDO POV
Bel istirahat ke dua baru saja berbunyi. Gue yang belum cukup siap melaksanakan misi, hanya bisa berdoa kepada Tuhan, agar memberikan yang terbaik
Selama berjalan di koridor kelas 8, banyak banget yang ngelihatin gue. Kan gue jadi salting.
Mungkin mereka bingung, mengapa ada kakak kelas ganteng berkeliaran di koridor mereka? Haha, gue narsis deh
Back to the topic, gue mulai terbiasa dengan keadaan sekitar.
Gue terus berjalan mencari kelas 8A, kelasnya Lita lebih tepatnya***
"Permisi dek, ada yang namanya Lita?"
Gue yang sudah sampai di depan pintu kelas, langsung mencegah seorang gadis yang ingin membuang sampah
Gadis tersebut hanya mengangguk malas dan kembali berjalan meninggalkan gue
Gue yang heran dengan respon dia, reflek menepuk pundaknya sambil berkata "Bisa minta tolong dipanggilkan? Ada keperluan,"
Saat gadis itu masuk ke kelas untuk memanggil Lita, gue mengamati sekitar kelas ini
Horror banget nih kelas, penghuni nya jutek semua. Untung aja mereka bukan angkatan gue. -batin gue
Saat asik mengamati kelas 8A, gue mendengar suara gadis sedang berbicara dengan temannya
"Siapa sih Sa, mau ketemu aku? Mana kakak kelas lagi?" Ku duga itu adalah suara Lita
LITA POV
"Lit, ada yang mau ketemu kamu," kata Arantxa yang kerap kali dipanggil Sasa. Ia menghentikan aktivitas menulis ku
"Siapa? Bentar, aku masih nulis. Nanggung nih." ucapku tanpa mengalihkan pandangan dari buku tulis
"Ada pokoknya, di depan kelas kok orangnya. Dia kakak kelas, aku lihat badge kelasnya tadi," balas Arantxa, yang membuatku penasaran
Aku menaruh bolpoin dan menutup buku, langsung berjalan keluar kelas diikuti Arantxa
"Siapa sih Sa, mau ketemu aku? Mana kakak kelas lagi?" Gerutu ku
"Liat aja, udah di depan mata kok," ucapnya yang membuat ku mengalihkan pandangan dari wajah Arantxa, menuju seorang laki-laki yang berparas manis
Lah, ini kan kakak kelas yang tadi aku lihatin pas di kantin
"Ehm, hai Lita! Gue Nando," ucap lelaki tersebut, sambil tersenyum canggung
"Iya. Ada apa?" balas ku to the point
"Penting, Lit. Tapi jangan di sini, di belakang aula mungkin?" tawar nya
Lah, baru kenal juga. Oke kalo ini mau dia, aku bakalan ikutin permainannya
"Hm, ayo." ucap ku, sambil berjalan duluan
*****
AUTHOR POV
Setelah berada di belakang aula, mereka terdiam selama beberapa menit. Untuk mengakhiri suasana canggung, Nando memulai percakapan terlebih dahulu,
"Lit, gue ingin jadi teman lo. Apakah lo memperbolehkan gue?" Tanya Nando hati-hati
"Kamu ngapain mesti izin dulu? Siapapun boleh berteman sama aku, asalkan dia bukan penghianat." ucap Lita santai
"Tapi lo adalah salah satu cewek famous di sekolah ini, makanya gue mau memastikan dulu," ucap Nando yang membuat Lita mengernyitkan dahi
"Jelaskan, aku nggak paham," ucapnya menuntut
"Gue adalah sosok pendiam, tidak banyak orang yang mau berteman sama gue, Lit." ucap Nando merendah
Lita mulai mengerti, kemana arah pembicaraan mereka ini
"Apakah tampang ku seperti orang yang suka pilih-pilih teman?" ucap Lita hanya bercanda
"Eum, enggak kok Lit." Nando menanggapi serius. Ia salah tingkah, sampai menggaruk tengkuk nya
"Aku cuma bercanda, kak. Nggak usah salting gitu ah," ucap Lita mencoba menghilangkan kecanggungan ini
"Hehe, iya. Btw, lo panggil gue 'Ndo' aja ya. Berasa tua kalo dipanggil 'kak', palingan kita cuma beda berapa bulan aja kan?" Ucap Nando membenarkan Lita
Lita yang jahil, malah mengerjainya "Yeh, sadar umur boleh kali. Gak mau banget dibilang tua,"
"Bukannya gak mau, cuma risih aja dipanggil gitu. Kenalan gue yang adik kelas mungkin bisa dihitung jari. Dan gue menghimbau mereka untuk memanggil nama gue langsung, tanpa embel-embel 'kak'," Nando menjelaskan panjang kali lebar
"Hm," balas Lita singkat, padat, dan tidak jelas
"Kok lo ngeselin ya Lit?" Tanya Nando spontan
"Baru tau Ndo? Kemana aja selama ini?" Balas Lita tersenyum miring
Asik juga nih cewe. Tampangnya aja nyeremin, aslinya mah ngeselin. Boleh juga lo, Lit. -batin Nando
"Bodo amat, Lit. Terserah lo aja," Nando mulai jengkel
"Ya memang terserahku, masa iya terserah mu?"
"Lupakan aja. Gue boleh minta nomor lo?" Nando mengalihkan pembicaraan.
Lita yang cerdas, memanfaatkan waktu untuk mengerjai Nando lagi
"Kalo aku gak kasih, apakah kamu tetap memaksa?" Tanya Lita dengan suara yang diimut-imutkan
"SUDAH LIT, BALIK AJA KE KELAS. LO NYEBELIN SUMPAH!" ucap Nando yang mulai tersulut emosi
"Emang aku mau balik. Ngapain juga ngobrol lama-lama sama kamu? Unfaedah," jawab Lita sambil menahan tawa
Nando diam saja, ia tak menanggapi omongan teman baru nya. Merasa dikacangi, Lita pamit undur diri
"Aku balik ke kelas, Ndo. Bye!" Ucapnya sambil melambaikan tangannya
Nando tersenyum tipis melihat hal itu. Ia bersyukur bisa dekat dengan Lita, walau sebagai teman.
Lo unik, seperti yang orang lain bilang. Lo juga ajaib, buktinya jantung gue sekarang lagi disko
Seketika itu, Nando lupa dengan tujuan awalnya, mendekati Lita, dengan Darren sebagai alasannya

KAMU SEDANG MEMBACA
Brutal in Love
Teen FictionBagaimana jika tiba-tiba dua orang menyeretmu masuk dalam kehidupan mereka secara bersamaan? Lalu, peran konyol apa yang sedang dimainkan oleh keduanya? Adakah unsur kesengajaan di sini? Lita secara tak sengaja melakukan eyes contact dengan Darren...