DARREN POV
Baru juga keluar dari kelas, udah ketemu adek kelas cantik. Dan kagetnya lagi, adek kelas itu adalah Lita. Iya, Lita anak 8A. Gebetan gue!
Gue udah geer, kirain mau nyamperin gue, eh ternyata dia cari Nando. Bayangin bro, gue yang suka tapi Nando yang dicari. Nyesek, njir!
"Permisi, ada Nando?" Tanya Lita. Gue bisa apa? Gue cuma melongo denger pertanyaan dia.
Setelah sadar dari keterkejutan, gue ngerasa bete banget. Pengen marah, tapi sama siapa? Gue tau, sebenernya Nando nggak salah, apalagi Lita. Gue aja yang terlalu protektif, padahal dia bukan siapa-siapa gue.
Akhirnya, gue meluapkan emosi dengan cara, "Oh, ada. Tunggu bentar. NANDOO, LO DI CARIIN GEBETAN LO!!!" Teriak gue keras banget.
Bukannya merasa lega, gue justru merasa sakit hati. Kenapa dengan bodohnya, gue membohongi perasaan gue sendiri? Mengapa gue melakukan hal-hal yang malah menyakiti diri sendiri?
Kalo emang suka sama lo membuat hati gue tersakiti, gue rela. Karena gue paham, perjuangin seseorang butuh pengorbanan -batin gue berkoar
Kemudian Nando datang, menghampiri Lita. Dia berjalan melewati gue, tanpa menyapa bahkan tanpa menoleh. Gue yakin 100%, kalo dia mengenali suara gue. Biasanya, kalo gue nyanyi pas ada guru menerangkan materi, dia selalu tegur gue kok.
Entah mengapa, sekarang semuanya berubah 180°. Gue sama Nando itu kayak 3 banding 12 di mata Lita. Kalian tau kan siapa yang 3? Ya, itu gue
Sekarang, gue gak boleh bergantung sama Nando lagi. Gue harus coba deketin Lita sendiri. Masalah resiko ditanggapi negatif, pikir belakangan aja, bodo amat. Cepat atau lambat, gue harus menyuruh Nando berhenti mendekati Lita. Ya, harus. Tekad gue udah bulat sekarang.
AUTHOR POV
Setelah Nando menarik Lita untuk menjauh dari kerumunan, mereka berbincang di lorong depan ruang admin. Tempat itu strategis bagi mereka. Selain jauh dari jangkauan orang-orang, di sana juga ada kursi panjang yang dilengkapi lingkungan rindang
"Ndo, sorry aku tadi ke kelas mu gak bilang-bilang," ucap Lita memulai membicaraan
"Iya, Lit. Gapapa kok. Lagian gue juga gaada kerjaan," jawab Nando sambil tersenyum manis
"Eh Ndo, aku mau tanya boleh kan?" Nando mengangguk, menunggu Lita mengungkapkan pertanyaannya
"Tadi, laki-laki yang teriak itu siapa sih?" Tanya Lita
"Yang teriak manggil gue?" Nando memastikan
"Iya, yang mukanya songong itu. Siapa namanya?" Tanya Lita menggebu
Lah anjir, itu Darren. Kenapa Lita tanya-tanya tentang dia? Apakah Lita terpesona dengan Darren? Nando bertanya-tanya
"Kenapa memang?" Tanya Nando berbelit
"Aku nanya, kamu nanya. Yang jawab siapa?" Balas Lita sinis
Nando mengerjapkan matanya, baru melihat kesinisan Lita. Akhirnya ia mengalah
"Okelah. Dia namanya Darren. Primadona sekolahan, masa lo gatau sih?" Nando memberi tahu, sekaligus bertanya
"Penting gitu tau nama dia?" Lita mulai menunjukkan sikap songongnya
"Lah itu tadi lo tanya nama dia kan?" Nando bingung dengan jalan pikiran Lita
"Oh berarti aku salah. Ulang ya 'emang semua murid harus kenal primadona sekolah mereka gitu? Apasih untungnya jadi dia? Paling cuma famous, toh gak menjamin masa depan juga'," Lita mengulangi gaya bicaranya yang tadi
Ajaib banget nih cewek! Di saat semua orang pengen famous, dia malah menganggap remeh hal tersebut -batin Nando
"Emang lo gak pengen famous?" Tanya Nando penasaran
"Aku gak ngejar famous. Biar famous aja yang ngejar aku. Kalo aku yang ngejar, ntar banyak orang bermuka dua yang berteman sama aku untuk memanfaatkan ketenaran tersebut. Semacam numpang gitu," ucap Lita panjang lebar
Nando terperangah menatap Lita. Tidak menyangka, pikiran gadis ini sampai sepanjang itu. Disaat kebanyakan cewek ingin tenar, hanya Lita yang tidak terlalu memikirkan hal-hal demikian
"GUE SETUJU BANGET SAMA ARGUMEN LO, LIT! AH, KITA KLOP BANGET YA! GUE JUGA PUNYA PEMIKIRAN KAYAK GITU," Ucap Nando sangat heboh
Kamu gak se pendiam yang ku kira, Ndo. Kamu cerdas, punya pemikiran luas. Kamu berupaya memilih teman yang tulus sama kamu. Aku salut -batin Lita
"Apasih, kamu alay. Banyak kali orang yang punya pemikiran kayak kita," ucap Lita mengejek sekaligus merendah
"Pokoknya kita pelopor nya, harus!" Nando memaksa
"Sebahagiamu, Ndo." jawab Lita simple
Akhirnya mereka terdiam selama beberapa detik. Sebelum Nando mengakhiri keheningan
"Lo mau tau siapa Darren?" Tanya Nando
"Gausah sok misterius bisa lah, Ndo." tanggap Lita mengejek
"Sstt, lo ini gak asik. Serius dikit napa?" Nando sedikit jengkel
"Hah, kamu moody an banget. Kayak cewek," Lita makin gencar mengejek
"Lo diem atau gue balik ke kelas!" Nando mengancam
"Kamu balik ke kelas juga gak ngefek ke aku nya, liat aja nanti aku bakal ditemenin Darren," Ucapan Lita meluncur begitu saja, tanpa dipikir
Hal ini menyebabkan hati Nando berdenyut nyeri. Ia tak menyangka, Lita mengatakan hal sensitif seperti itu
Lo harus tetap di sisi gue. Gue gak mau lo berpaling. Semoga gue bisa mempertahankan lo -batin Nando
"Yasudah, gue balik." Nando bangkit dari kursinya, mulai melangkah menjauh
Lita yang menyadari bahwa ucapannya keterlaluan, sontak menyusul Nando dan mencekal lengannya
"Kenapa pergi? Kamu ikhlas aku sama Darren?" Lita menaikkan ke dua alisnya
Ya enggak lah, bego. Goblok banget gue kalo nyerahin lo gitu aja, sekalipun ke Darren. Gue gak ikhlas
"Terserah lo," balas Nando singkat
"Kalo cemburu bilang aja. Sesuatu yang dipendam itu gak enak. Nahan pipis aja sakit, apalagi nahan perasaan," setelah mengucapkan kata keramat itu, Lita kembali duduk di kursi panjang, mengamati raut wajah Nando yang mulai melunak
Akhirnya Nando terhipnotis dengan ajakan Lita yang tersirat. Ia kembali duduk di sebelah Lita. Bertukar pandang dengan gadis itu.
Sekitar 5 detik mereka berpandangan, Lita yang memutuskan kontak mata tersebut. Ia sedikit salah tingkah, namun mampu menetralkan raut wajahnya
"Darren itu teman terbaik gue, bisa dibilang sahabat. Dia tulus sama gue, gak bermuka dua." Kata Nando memecah keheningan
KAMU SEDANG MEMBACA
Brutal in Love
Novela JuvenilBagaimana jika tiba-tiba dua orang menyeretmu masuk dalam kehidupan mereka secara bersamaan? Lalu, peran konyol apa yang sedang dimainkan oleh keduanya? Adakah unsur kesengajaan di sini? Lita secara tak sengaja melakukan eyes contact dengan Darren...