Darren mulai beraksi. Ia menekan tombol panggilan pada kontak Lita. Setelah nada sambung terdengar 3 kali, panggilan diangkat
Sedari tadi, Darren sudah senyum-senyum sendiri. Ia tidak sabar mendengar ungkapan kekesalan Lita
Setelah lama saling terdiam, akhirnya Lita berdehem. Tapi ia tetap mempertahankan prinsipnya, yaitu tidak membuka pembicaraan dahulu saat di telepon
"Halo, Ndo. Gue mau cerita," Entah mengapa, kalimat itu yang terlintas di benak Darren, ia berpura-pura salah sambung
"Aku tau kamu bohong. Karena letak nama 'Nando' dan 'Bocah Brutal' sangat jauh," Ujar Lita
What the hell, gue di skak mat. -batin Darren
"Hai Lita," Darren mengalihkan pembicaraan
"Hm."
"Lo belum tidur?" Darren bingung membuka percakapan
"Kamu pasti tau jawabannya,"
"Lo lagi ngapain?" Akhirnya, ia bisa menanyakan hal yang sedikit masuk akal
"Lagi beres-beres. Kenapa?"
Kok lo jutek lagi sih? Gue jadi bingung nih mau ngomong apa! -Darren sedikit kesal
"Eum, gapapa sih cuma nanya aja."
"Ada yang mau diomongin?" Tanya Lita
"Enggak kok,"
"Ya sudah, teleponnya di tutup ya? Aku masih ada kerjaan," Ucap Lita mengakhiri pembicaraan di telepon
"Ohh, gitu ya. Yaudah, good night new friend!" Ucap Darren dipaksakan. Mau tak mau ia harus menelan kekecewaan
Setelah itu, sambungan telepon ditutup begitu saja oleh Lita. Darren bingung dengan sikap gadis tersebut. Mengapa mood nya gampang sekali berubah?
Namun, Darren berusaha berpikir positif. 'Mungkin Lita habis dimarahi mamanya karena pulang kemalaman'
LITA POV
Setelah sampai dirumah, aku segera masuk ke kamar. Disana aku merenung, memikirkan Nando.
Belakangan ini, aku sering kepikiran dia. Terkadang, paras manisnya muncul di dalam pikiranku secara tiba-tiba
Setelah melamunkan Nando, aku memutar ulang kejadian hari ini.
Saat aku diantar pulang oleh Darren, aku tidak seberapa nyaman. Aku hanya mengungkapkan rasa terimakasih dan menghargai niat baiknya. Tidak seperti saat aku berduaan dengan Nando, itu rasanya asik. Aku bertanya dalam hati 'sebenarnya aku ini kenapa?'
Kenapa aku sering sekali kepikiran dia? Apakah ini yang namanya rasa suka? Apakah aku sedang jatuh cinta? Apakah rasanya seseru ini? Ah, berarti aku memang menyukai dirinya
Namun, aku harus bersikap bagaimana dengan Darren? Apakah aku harus menjauhinya? Tapi dia adalah teman baruku. Aku hanya tak ingin memberi harapan pada cowok tersebut. Dilihat dari gelagatnya, ia memang tertarik padaku.
*****
Setelah kenal Nando, hidupku berputar 180°. Dulu aku susah banget diajak main di mall. Bahkan Tasya dan Michelle sempat mengira aku memiliki phobia terhadap bangunan bertingkat tersebut
Tapi kenyataannya, dengan sedikit rayuan Darren aku mau-mau saja. Aku sempat berpikir kalau ini karena kehadiran Nando di cafe tersebut
Aku berpikir keras, bagaimana caranya cuek kepada Darren. Bersikap seolah aku tak mengharapkan kehadiran dia, meskipun kita sempat akrab selama beberapa jam di mall tadi
Oke, aku harus membulatkan tekad. Aku akan sedikit jutek padanya. Aku harus menjadi Lita yang dikenal banyak orang. Bukan Lita yang ramah dan suka senyum-senyum sendiri
AUTHOR POV
Isi hati seseorang tak ada yang tahu. Siapa sangka bahwa Lita berusaha menjauhi Darren? Siapa sangka bahwa Lita selalu memikirkan Nando? Tidak ada.
Manusia memang misterius. Mereka mampu mengelabui sesamanya. Sekalipun, orang-orang terdekat
Begitupun Lita, ia bisa memainkan perannya dengan bagus. Ia juga mampu menempatkan diri sebaik mungkin. Saat ada Nando dan Darren, ia terlihat biasa-biasa saja seolah tak ada beban. Namun, saat sendirian ia terkadang berpikir tentang perjalanan hidupnya, aneka rintangan yang dihadapi, cara memecahkan masalah, dan langkah selanjutnya yang harus diambil
Lita memang terkesan angkuh dan misterius, semua orang tahu itu. Tapi mereka belum pernah melihat sisi positif Lita. Belum pernah melihat Lita yang serius untuk menuntaskan permasalahan
Lita memutuskan menjauhi Darren sekarang juga, saat ia sudah membulatkan tekadnya. Ia sudah memikirkan resikonya, meskipun hubungan pertemanan mereka menjadi taruhan
Ia ingin sepenuhnya memusatkan perhatian pada Nando saja, bukan Darren. Ia tau ini egois.
Tapi, bukankah manusia pada dasarnya egois? Mereka hanya bisa mengontrol ego nya, bukan menghilangkan ego tersebut
*****
Saat sedang melamun, telepon Lita berdering, menandakan ada panggilan masuk. Ia sedang malas berbicara, berniat mengabaikan panggilan tersebut. Namun ia kasihan pada si penelepon, akhirnya ia mengangkat panggilan tersebut meskipun nomornya tak dikenal
Lama terdiam, akhirnya ia berdehem, memberi kode pada si penelepon bahwa panggilan sudah tersambung. Namun tanpa disangka, orang yang ingin ia jauhi menelepon.
Lita bingung harus bersikap bagaimana, namun ia tetap cool. Ia bersikap seolah tak ada apa-apa, padahal dalam hatinya ia merapalkan kalimat 'jauhi Darren, jauhi Darren."
Lita mencoba cuek. Mudah saja baginya, karena cuek memang sikapnya sebelum Nando datang dan mengacaukan segalanya.
Saat ditanyai oleh Darren, ia menjawab seadanya. Ia juga tidak melontarkan pertanyaan satupun. Padahal, saat perjalanan pulang dari mall tadi, ia yang mendominasi percakapan.
Memang, orang bisa berubah sesuai situasi dan kondisi, secepat mengedipkan mata
Meskipun belum lama mereka teleponan, Lita mulai bosan dengan situasi ini. Ia ingin segera mengakhiri pembicaraan. Terpaksa ia berbohong. Dalam hati ia berkata 'maaf Tuhan, Lita bohong.'
Setelah Darren mengucapkan 'good night', Lita langsung mematikan sambungan. Ia agak kasihan dengan Darren.
Pasti dia bingung, kenapa moodku gampang sekali berubah -batin Lita
Namun, Lita tak terlalu pusing memikirkan masalah ini. Ia bersikap seolah tak pernah ada kejadian ini
Bosan karena terus-terusan berdiam diri, akhirnya Lita menyibukkan diri dengan belajar Bahasa Indonesia, pelajaran yang disukainya
Setelah sedikit memahami materi tentang paragraf eksposisi, ia menata buku pelajaran untuk besok dan beranjak ke kamar mandi untuk gosok gigi, kemudian tidur dengan lelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brutal in Love
Teen FictionBagaimana jika tiba-tiba dua orang menyeretmu masuk dalam kehidupan mereka secara bersamaan? Lalu, peran konyol apa yang sedang dimainkan oleh keduanya? Adakah unsur kesengajaan di sini? Lita secara tak sengaja melakukan eyes contact dengan Darren...