Satu minggu kemudian...
DARREN POV
Semakin lama, gue panas melihat kedekatan Lita dan Nando. Mereka malah ngelunjak. Udah berani pamer kedekatan di depan umum. Bahkan pernah satu kali, gue memergoki mereka makan berdua di depot dekat sekolah.
Dan sampai selama ini, gue belum dapet nomor telepon Lita. Mungkin Nando sudah punya, tapi dia merahasiakan. Sekarang coba pikir, udah pernah jalan dan ngobrol tiap hari, masa gak punya nomor satu sama lain? Seenggaknya WhatsApp atau id Line.
Entah dorongan dari mana, gue memutuskan untuk memberhentikan pendekatan Nando ke Lita hari ini. Cukup, sekarang gantian gue. Gue yang suka, Nando yang dapet. Situ waras?
Gue mulai membenci Nando karena sikap egois yang dia miliki. Sekarang kalau dibangku, kita juga diem-dieman. Tidak ada lagi yang menegur gue, saat gue mulai gila. Tidak ada lagi seseorang yang dapat memberikan gue pencerahan.
Jujur, gue merasa kehilangan dia. Gue merasa sepi di kelas, tidak ada teman untuk streaming youtube. Meskipun satu kelas gue yang cowok ada 12, tetep aja yang setia nemenin gue cuma Nando.
Bukannya gue nggak punya temen lain, gue hanya tidak ingin persahabatan yang sudah susah payah kami bangun malah berantakan. Gue mau nyalahin siapa kalo udah gini? Lita? Dia bahkan gak tau apa-apa
Tapi keputusan gue udah final, sekarang gue harus menemui dia dan meminta penjelasan. Kalau alasannya tidak masuk akal, gue harus menyudahi Nando dalam perannya kali ini
*****
AUTHOR POV
Darren berjalan tergesa-gesa menuju kantin. Ia sudah menyangka, bahwa Nando dan Lita pasti berada di tempat itu
Dia menyentuh bahu Nando dan memberikan isyarat bahwa Nando harus mengikuti nya. Nando mengangguk mengiyakan
"Lita, gue ikut Darren sebentar ya. Kalo lo males nunggu, balik duluan aja," pamit Nando
Lo pergi bentar aja pamit sama Lita. Lah dulu, pas gue panggil lo, lo malah pura-pura gatau -Kesal Darren
"Iya Ndo. Aku tungguin," Tanggap Lita manis
Lo sama Nando ada hubungan apa sih, Lit? Sampe rela nungguin dia? Bahkan nada suara lo terdengar manis -Darren emosi
"Makasih Lit. Duluan ya," Jawab Nando sambil melambaikan tangan
Lalu, Nando menyuruh Darren berjalan duluan. Darren mengajak Nando berbincang di depan lorong kamar mandi laki-laki. Dia tidak sabar ingin menanyakan hal ini
"Lo ada hubungan apa sama Lita?" Tanya Darren ketus
"Kenapa lo ngegas? Lita bukan punya lo kan?" Balas Nando kelewat santai
"Kalo Lita bukan milik gue, berarti Lita juga bukan milik lo!" Gertak Darren kesal
"Kok sok tau? Lo aja belum tau kejelasannya gimana," Jawab Nando sambil memutar bola matanya
"LAH INI GUE TANYA KEJELASANNYA, GOBLOK! LO YANG DARI TADI MUTER-MUTER!" Teriak Darren
"Lo gak usah teriak, bisa? Pengen satu sekolah tau, kalo ternyata teman yang 'kayaknya' tulus bisa berkhianat?" Ucapan Nando membuat sekujur tubuh Darren membeku
"Lo-- lo berkhianat sama gue, Ndo?" Tanya Darren melemah
"Kalau iya kenapa, kalau enggak kenapa?" Balas Nando merumitkan keadaan
"Gue mohon, jangan berbelit-belit. Ayo bicara dengan kepala dingin. Lo jangan ngeselin dulu," Mohon Darren
"Ok. Lo mau tanya apa lagi?" Nando mulai kasihan dengan Darren
"Kenapa lo berkhianat? Kenapa lo berkhianat sama gue, Ndo? Jelaskan sekarang!" Perintah Darren
"Sulit untuk dijelaskan, karena disini hati gue yang berperan. Hati gue yang ngerasa nyaman sama Lita, bukan gue. Bukan gue yang ingin nikung lo, Ren." Nando menjelaskan sungguh-sungguh
"Tapi, kenapa lo gak menahan diri lo?" Darren tertawa miris
"Gue sudah berusaha menahan diri. Tapi ternyata, hati gue yang menang," ucap Nando sedikit merasa bersalah
"Kalo gue suruh lo berhenti deketin Lita sekarang, apa lo mau?" Darren mengajukan pertanyaan yang tidak masuk akal. Karena Darren sendiri sudah menerka jawaban nya
Gue sebenernya kasihan lihat lo, Ren. Gue ingin lo deketin Lita. Tapi hati gue berkehendak lain. Hati gue memaksa untuk membahagiakan Lita, dengan cara selalu ada untuknya -batin Nando berbicara
Dan lebih tidak masuk akalnya lagi, Nando menjawab "Kalo itu yang lo mau, gue akan berusaha turutin,"
Mata Darren terbelalak, ia tidak percaya Nando akan menjawab demikian. Padahal, ia sudah menduga bahwa Nando akan memaki-maki nya, mengatainya 'teman tak tau diri'
Darren berusaha membuka mulutnya, membalas perkataan Nando
"Lo gak waras, Ndo? Kok lo nurutin suruhan gue? Lo gak mau perjuangin Lita?" Tanya Darren bingung
"Anggap aja gue sudah perjuangin dia kemarin-kemarin. Sekarang giliran lo. Gue kasih lo kesempatan, buat perjuangin Lita, Ren." ucap Nando yang membuat Darren terharu. Tapi ia ingin memastikan kebenarannya
"Katanya lo cinta?"
"Cinta? Apasih definisi cinta buat remaja seusia kita? Kita cuma remaja labil, yang baru ngerasain cinta monyet. Bukan cinta sejati. Lagian persahabatan kita di atas segalanya." jawab Nando logis
Terimakasih Ndo, lo orang yang baik. Lo masih mau kasih kesempatan, buat pengecut seperti gue
"Lo beneran ikhlas gue deketin Lita?" Tanya Darren masih tidak yakin
"Gue sih ikhlas. Tapi gak tau kalo Lita." ucap Nando tidak yakin
"Gue gak tau harus berterimakasih dengan cara apa, Ndo. Gue kira lo beneran berkhianat. Tapi nyatanya? Gue salut sama lo," ucap Darren sumringah sambil memeluk singkat Nando
"Lo bersyukur aja sama Tuhan. Dia yang menggerakkan hati gue, supaya gue memberi lo kesempatan." ucap Nando bijak
"Terimakasih Tuhan, Engkau telah memberi aku kesempatan untuk mendekati sang pujaan hati," ucap Darren berlebihan dan sedikit menye
"Gausah alay! Oh ya, gue punya nomor Lita, lo mau gak?"
"Mau banget, Ndo. Berapa berapa?" Jawab Darren antusias, sambil mengeluarkan hp dari saku celananya
Setelah memberi nomor telepon Lita, Nando memberi kesempatan lagi untuk Darren
"Kan Lita sekarang dikantin nunggu gue, lo susulin aja sekarang. Bilang, 'Nandonya lagi kebelet. Dia suka lama kalo pipis.' Atau alasan lainnya, lo kan pinter banget bikin alasan," Darren terkekeh mendengar ucapan Nando
"Iya deh, gue susulin sekarang. Makasih banyak Nando, gue sayang sama lo," ujar Darren sambil memberikan kiss bye
"Ya Tuhan, temen gue najis banget." Nando jijik sendiri dengan sikap Darren hari ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Brutal in Love
Fiksi RemajaBagaimana jika tiba-tiba dua orang menyeretmu masuk dalam kehidupan mereka secara bersamaan? Lalu, peran konyol apa yang sedang dimainkan oleh keduanya? Adakah unsur kesengajaan di sini? Lita secara tak sengaja melakukan eyes contact dengan Darren...