BAB 8 - POSITIVE THINKING

25 3 0
                                    

DARREN POV

Saat istirahat ke 2, gue lihat Nando  ke luar kelas. Kelihatannya, ia sedang terburu-buru. Jadi gue biarkan aja. Lalu, gue berjalan ke aula untuk mainan bulu tangkis sama temen gue dari kelas 9C

Setelah sampai di aula, sekilas gue melihat Lita dan Nando jalan bersama, mungkin menuju belakang aula. Gue tersenyum bangga melihat hal itu

*****

Setelah kurang lebih 10 menit bermain, gue melihat Lita berjalan santai sambil matanya jelalatan melihat lingkungan sekitar aula

Ternyata omongan lo bisa dipegang ya, gak nyesel gue temenan sama lo

Lalu, gue menyusul Nando ke belakang aula. Disana, gue melihat Nando sedang bersandar pada sebuah pilar. Gue menghampiri dia, menepuk bahunya

Mungkin dia kaget melihat kedatangan gue. Kemudian gue duduk di sebuah bangku usang, namun Nando tetap berdiri

"Gimana Ndo? Lo udah ngejalanin apa yang gue suruh, kan?" Tanya gue langsung

Setelah menanyakan hal itu, gue melihat wajah Nando yang menegang. Namun, dengan cepat ia menetralkan raut wajahnya kembali seperti semula

Ada apa ini sebenarnya? -batin gue bertanya

NANDO POV

"Gimana Ndo? Lo udah ngejalanin apa yang gue suruh kan?"

Setelah Darren tanya gitu, gue baru ingat akan tujuan awal gue mendekati Lita.

Gue merasa bersalah banget sama Darren. Terpaksa gue berbohong, gue hanya gak ingin Darren kecewa, apalagi karena gue

"Udah dong, Ren. Gue kan orangnya gerak cepat," ujar gue meyakinkan

Lo gerak cepat? Buktinya, lo kalah cepat dari Darren! Munafik lo, Ndo - ejek batin gue

"Ah, yasudah kalo gitu. Gue tunggu nomor telepon Lita ya," ucap Darren, yang membuat gue semakin tertekan

"Iya Ren, ini sedang gue usahain. Lo tau sendirikan, si Lita kek gimana orangnya. Jutek banget!" Ujar gue menggebu, seolah gue beneran kesel sama Lita

"Udahlah, lo yang sabar ya. Latihan buat deketin cewek lain yang brutal kayak Lita." Darren terkekeh

Gimana maksud lo latian? Bahkan Lita ini cewek brutal satu-satu nya yang ada di hati gue

"Kalo lo udah jadian sama dia, gak lagi-lagi deh gue deketin cewek bar-bar. Buat naik darah, anjir!" ucap gue, sedikit curhat

Perasaan, papa mama lo gak pernah ngajarin anaknya munafik deh. Tapi kenapa lo kayak gini? Sebenernya, lo seneng kan deketin dia? Kata lo, dia orangnya asik? -batin gue terus mengejek

"Udah ah, jangan diomongin terus. Nanti Lita batuk loh," ucap Darren melucu

"Mitos itu mah." gue menjawab simple

"Hmm, gue balik ke kelas dulu deh. Mau streaming youtube. Lo ikut?" Tawar nya

"Gak usah, gue mau ke kantin dulu beli makan." tolak gue

AUTHOR POV

Akhirnya mereka berpisah di tengah jalan. Nando ke kantin, Darren ke kelas

Namun bagi Darren, ada sesuatu yang mengganjal. Ia terus bertanya-tanya, mengapa raut Nando langsung menegang setelah Darren bertanya mengenai kedekatannya dengan Lita barusan?

Tapi ia selalu berpikir positif. Ia tak mau berburuk sangka, sebelum mempunyai bukti yang akurat

Ah, mungkin perasaan gue aja -batin Darren berusaha menepis pikiran negatifnya tentang Nando

Sementara itu, Nando membeli nasi soto di kantin dan memakannya dengan cepat, karena bel masuk sebentar lagi berbunyi

Di tengah asik mengunyah, ia di kagetkan dengan kehadiran seorang gadis, yang tiba-tiba menabok punggungnya

Bukannya merasa bersalah, gadis tersebut malah menampakkan senyum miring khasnya

"Hai, kita ketemu lagi." ucap Lita menjengkelkan

"Iya sayang. Lo apa kabar?" Balas Nando menggoda, ingin menambah keakraban mereka

"Apa? Samyang? Kamu pengen samyang?" balas Lita. Namanya gadis brutal, pikiran licik melekat dalam dirinya

"Lo cantik," Nando menghentikan ucapannya sejenak
"Sayangnya budeg." sambungnya

Bukannya tersinggung dengan ucapan Nando, Lita malah ngakak. Menertawai ucapan Nando yang tidak masuk akal, menurutnya

"Kalo aku budeg, terus kamu dari tadi ngomong sama siapa?" Ucap Lita telak, membuat Nando terdiam

"Uhuuk uhuuk, kan gue tersedak! Pergi sana lo. Ganggu acara makan gue aja!" alibi Nando menutupi rasa malunya

"Kamu kebiasaan salting ya, Ndo. Hahaha," Lita tertawa untuk kesekian kalinya

"Yaudah, aku balik dulu." pamit Lita sambil menyeringai

Gue ingin lo disini elah, nemenin gue makan. Dasar gak peka -batin Nando

Nando menyudahi acara makannya, nafsu makannya sudah hilang bersamaan dengan pamitnya Lita. Ia berdiri dari bangkunya, membayar soto dan es teh, kemudian kembali ke kelas

*****

Nando tak sadar, bahwa sedari tadi ada sepasang mata yang memperhatikan gerak geriknya. Sejak di hampiri Lita, berdialog, hingga ia membayar makanan juga minumannya di ibu kantin

Gue harap, lo gak bakal nikung gue ya. Lo bilang, lo gak suka di khianati. Begitupun semua orang, mereka gak suka di khianati. -batin seseorang, yang memperhatikan pergerakan Nando sedari tadi

Brutal in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang